Yang saya hormati, Dewan Perwakilan dari Inggris Raya, Bapak Gubernur dan Pemerintah Riau, Bapak Menteri Lingkungan Hidup, Bapak Menteri Kehutanan, para perwakilan dari kementerian lain, para perwakilan kedutaan asing, perwakilan masyarakat sipil, sektor swasta, rekan-rekan yang saya hormati
Merupakan suatu kehormatan untuk berpidato di hadapan Anda hari ini saat kita mempercepat agenda penghijauan Riau dalam kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat lokal, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Indonesia berada di garis depan perubahan iklim global sebagai salah satu negara dengan hutan terlebat di dunia, dan Riau adalah bagian integral dari upaya negara untuk mencapai netral karbon pada tahun 2060.
Lebih dari 40% wilayah daratan provinsi ini ditutupi lahan gambut, dengan luas keseluruhan hampir 5 juta hektar.
Lahan gambut ini berfungsi sebagai penyerap karbon sekaligus mendukung keanekaragaman hayati yang kaya, yang menjadikan Riau terkenal di dunia.
Hutan-hutan lokal adalah rumah bagi spesies ikonik namun sangat terancam punah seperti orangutan, harimau, dan gajah Sumatera. Melindungi habitat mereka akan sama pentingnya dengan menggunakan sumber daya alam secara bertanggung jawab.
Inilah mengapa sangat penting bahwa Riau adalah provinsi pertama di Indonesia yang mengadopsi standar karbon hutan global dalam upaya perintis.
Hal ini akan memungkinkan provinsi untuk mengakses pembayaran berbasis hasil dalam mendukung ekonomi hijaunya, bersama dengan pemantauan, pelaporan, dan verifikasi mutakhir yang selaras dengan standar internasional.
Penghematan karbon melalui pengelolaan hutan berkelanjutan akan diterjemahkan menjadi pembayaran berbasis hasil berintegritas tinggi dari sektor swasta internasional. Kalimantan Timur dan Jambi telah mengakses pembiayaan internasional jenis ini untuk mengurangi emisi karbon mereka dengan hasil yang transformatif.
Riau dapat bertukar pelajaran dengan provinsi-provinsi ini berdasarkan solusi yang dimiliki secara lokal, memetakan jalur baru untuk keberlanjutan di Indonesia.
Program UN-REDD yang menjadi andalan akan memungkinkan hal ini terjadi.
Saya ingin berterima kasih kepada pemerintah Inggris atas dukungannya kepada UNEP dan FAO agar lembaga-lembaga ini dapat menghadirkan keterampilan teknis untuk pengelolaan hutan yang bertanggung jawab dan sistem berbasis hasil untuk kredit REDD+ di Riau.
UNEP dan FAO akan memanfaatkan kekuatan unik mereka dalam mendukung restorasi lahan gambut, perlindungan keanekaragaman hayati, dan pemberdayaan masyarakat.
Ini sangat penting karena 80% emisi dari penggunaan lahan di Riau terkait dengan gambut. Mengurangi ini secara signifikan akan menjadikan provinsi ini pemimpin global dalam pembasahan kembali lahan gambut, restorasi, dan pengelolaan kebakaran terintegrasi.
Yang sama pentingnya adalah memberdayakan masyarakat yang tinggal di lahan gambut di sekitar Riau untuk memastikan mata pencarian berkelanjutan bagi semua.
Melestarikan bentang alam dan habitat satwa liar akan memungkinkan masyarakat ini untuk mendapatkan manfaat dari ekonomi hijau yang kuat, yang menjadi win-win solution bagi manusia dan lingkungannya.
Saya ingin berterima kasih kepada Bapak Gubernur dan tim Anda atas kepemimpinan dalam inisiatif vital ini melalui pendekatan whole-of-government di tingkat provinsi.
Saya akan mengikuti dengan cermat perkembangan keberhasilan inisiatif ini dalam beberapa tahun mendatang.
Sebagai penutup, izinkan saya membacakan sebuah pantun dalam Bahasa Indonesia:
Petang hari burung berkicau,
Langit bersih cerah membiru.
Mari kita jaga ekosistem Riau,
Hutan Lestari, bumi pun baru.
Mentari pagi bersinar terang,
Sawah menghijau indah nian.
Hijaukan bumi Riau kita Bersama,
GREEN for Riau jadi tujuan.