Pesan Sekretaris-Jenderal Pada KTT Pemimpin Dunia - COP 26
Selama dekade terakhir, hampir 4 miliar orang menderita bencana terkait iklim.
Perdana Menteri Johnson yang terhormat, saya ingin mengucapkan terima kasih dan juga kepada Presiden Konferensi PBB pada Perubahan Iklim Alok Sharma atas keramahan Anda, kepemimpinan Anda, dan upaya Anda yang tak kenal lelah dalam persiapan Konferensi ini.
Yang Mulia dan Hadirin sekalian,
Enam tahun sejak Perjanjian Iklim Paris telah menjadi enam tahun terpanas yang tercatat.
Ketergantungan kita terhadap bahan bakar fosil mendorong umat manusia ke ujung maut.
Kami menghadapi pilihan yang sulit: Apakah kami menghentikannya — atau itu menghentikan kami.
Saatnya untuk mengatakan: sudah cukup.
Sudah cukup dengan memusnahkan keanekaragaman hayati.
Sudah cukup membunuh diri kita sendiri dengan karbon.
Sudah cukup memperlakukan alam seperti pembuangan kotoran.
Sudah cukup membakar, mengebor dan menambang jalan kita lebih dalam.
Kami menggali kuburan kami sendiri.
Planet kita berubah di depan mata kita sendiri — dari kedalaman laut hingga puncak gunung; dari mencairnya gletser hingga peristiwa cuaca ekstrem yang tiada henti.
Kenaikan permukaan laut dua kali lipat dari 30 tahun yang lalu.
Lautan lebih panas dari sebelumnya — dan menjadi lebih hangat sangat cepat.
Bagian dari Hutan Hujan Amazon sekarang mengeluarkan lebih banyak karbon daripada yang mereka serap.
Pengumuman aksi iklim baru-baru ini bisa saja memberi kesan bahwa kita berada di jalur yang tepat untuk membalikkan keadaan.
Ini adalah sebuah ilusi.
Laporan terakhir yang diterbitkan tentang kontribusi secara nasional yang telah ditentukan menunjukkan, bahwa, mereka masih akan mengutuk dunia dengan kenaikan 2,7 derajat yang membawa bencana.
Dan bahkan, jika perjanjian-perjanjian terbaru sudah jelas dan meyakinkan — dan munculah pertanyaan-pertanyaan serius tentang beberapa di antaranya — kita masih bergerak menuju bencana iklim.
Bahkan dalam skenario kasus terbaik, suhu dunia akan naik jauh di atas dua derajat.
Jadi, dengan membuka konferensi iklim yang sangat dinanti ini, kita masih menuju bencana iklim.
Anak muda mengetahuinya.
Setiap negara melihatnya.
Pulau-Pulau kecil pada negara berkembang — dan negara-negara rentan lainnya — menjalaninya.
Bagi mereka, kegagalan bukanlah pilihan.
Kegagalan adalah hukuman mati.
Yang Mulia,
Kita menghadapi momen kebenaran.
Kami dengan cepat mendekati titik kritis yang akan memicu peningkatan putaran umpan balik dari pemanasan global.
Tetapi berinvestasi di nol bersih, ekonomi yang tahan terhadap iklim akan menciptakan putaran umpan baliknya sendiri — lingkup yang baik dari pertumbuhan, pekerjaan, dan peluang yang berkelanjutan.
Kami memiliki kemajuan untuk dibangun.
Sejumlah negara telah membuat komitmen yang kredibel demi emisi nol bersih pada pertengahan abad ini.
Banyak yang telah menghentikan pendanaan internasional untuk batu bara.
Lebih dari 700 kota memimpin jalan menuju netralitas karbon.
Sektor swasta telah bangkit.
Aliansi Pemilik Aset Nol-Bersih Emisi — standar berkelas tinggi untuk komitmen yang kredibel dan target transparan — mengelola aset senilai US$10 triliun dan mengkatalisasi perubahan di seluruh industri.
Pasukan aksi iklim — dipimpin oleh kaum muda — tak terbendung.
Mereka lebih besar. Mereka lebih keras.
Dan, saya jamin, mereka tidak akan pergi.
Saya berdiri bersama mereka.
Yang Mulia,
Ilmu pengetahuan sudah jelas. Kami tahu apa yang harus dilakukan.
Pertama, kita harus menjaga agar target 1,5 derajat Celcius tetap hidup.
Hal ini membutuhkan ambisi yang lebih besar pada mitigasi dan tindakan nyata segera untuk mengurangi emisi global sebesar 45 persen pada tahun 2030.
Negara-negara G20 memiliki tanggung jawab khusus dalam mewakili sekitar 80 persen emisi pada negara mereka.
Menurut prinsip tanggung jawab bersama namun dibedakan berdasarkan keadaan nasional, negara-negara maju harus memimpin upaya tersebut.
Tetapi negara-negara berkembang juga harus bekerja lebih keras, karena kontribusi mereka sangat penting untuk pengurangan emisi yang efektif.
Kami membutuhkan ambisi maksimum – dari semua negara di semua penjuru – untuk membuat Glasgow sukses.
Saya mendesak negara-negara maju dan negara-negara berkembang untuk membangun koalisi guna menciptakan kondisi keuangan dan teknologi untuk mempercepat dekarbonisasi ekonomi serta penghapusan batubara secara bertahap.
Koalisi ini dimaksudkan untuk mendukung penghasil emisi besar yang menghadapi lebih banyak kesulitan dalam transisi dari abu-abu ke hijau agar mereka dapat melakukannya.
Janganlah berangan-angan: jika komitmen ini gagal pada akhir KONFERENSI ini, negara-negara harus meninjau kembali rencana dan kebijakan iklim nasional mereka.
Tidak setiap lima tahun. Setiap tahun. Setiap saat.
Sampai menjaga 1,5 derajat terjamin.
Hingga subsidi bahan bakar fosil berakhir.
Sampai ada harga untuk karbon.
Sampai batubara habis.
Tetapi kita juga membutuhkan kejelasan yang lebih menyeluruh.
Ada sebuah penurunan kredibilitas dan pengingkatan pada keawaman atas pengurangan emisi dan target nol bersih, dengan arti dan metrik yang berbeda.
Itulah sebabnya – di luar mekanisme yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Paris – saya mengumumkan hari ini bahwa saya akan membentuk Kelompok Ahli untuk mengusulkan standar yang jelas untuk mengukur dan menganalisis komitmen nol bersih dari aktor non-negara.
Kedua, kita harus berbuat lebih banyak untuk melindungi masyarakat yang rentan dari bahaya perubahan iklim yang nyata dan sedang berjalan.
Selama dekade terakhir, hampir 4 miliar orang menderita bencana terkait iklim.
Kehancuran itu hanya akan tumbuh.
Tapi adaptasi berhasil.
Sistem peringatan dini menyelamatkan nyawa. Pertanian dan infrastruktur ahli pada sektor iklim menyelamatkan pekerjaan.
Semua donor harus mengalokasikan setengah pendanaan iklim mereka untuk adaptasi.
Bank pembangunan publik dan multilateral harus dimulai sesegera mungkin.
Ketiga, KONFERENSI ini harus menjadi momen solidaritas.
Komitmen pendanaan iklim senilai US$100 miliar per tahun untuk mendukung negara-negara berkembang harus menjadi kenyataan pendanaan iklim yang bernilai tepat di $100 miliar.
Hal Ini penting untuk memulihkan kepercayaan dan kredibilitas.
Saya menyambut baik upaya yang dipimpin oleh Kanada dan Jerman untuk membantu kami sampai di sana.
Ini adalah langkah pertama yang penting — tetapi hal ini menunda dukungan terbesar selama bertahun-tahun, dan tidak memberikan jaminan yang jelas.
Di lain hal, di luar $100 miliar, negara-negara berkembang membutuhkan sumber daya yang jauh lebih besar untuk memerangi COVID-19, untuk membangun ketahanan dan mengejar pembangunan berkelanjutan.
Mereka yang paling menderita – yaitu, Negara-negara Tertinggal dan Negara-negara Berkembang Pulau Kecil – membutuhkan dana mendesak.
Lebih banyak pendanaan iklim publik, bantuan pembangunan luar negeri, dan hibah akan membuat akses pendanaan lebih mudah.
Dan bank pembangunan multilateral harus bekerja lebih serius dalam memobilisasi investasi yang lebih besar melalui pembiayaan campuran dan swasta.
Yang Mulia,
Sirene berbunyi.
Planet kita berbicara kepada kita dan memberi tahu kita sesuatu.
Begitu juga orang-orang di mana-mana.
Aksi iklim menduduki puncak daftar kekhawatiran orang, lintas negara, usia dan jenis kelamin.
Kita harus mendengarkan — dan kita harus bertindak — dan kita harus memilih dengan bijak.
Atas nama generasi ini dan generasi mendatang, saya mendesak Anda:
Pilih ambisi.
Pilih solidaritas.
Pilih untuk melindungi masa depan kita dan menyelamatkan umat manusia, dan saya berterima kasih.