Latest
Siaran Pers
12 April 2022
Tim PBB di Indonesia menyambut baik pengesahan Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) oleh DPR RI
Pelajari Lebih Lanjut
Cerita
06 April 2022
Bagaimana Orang Tua Dapat Mendukung Anak-Anaknya, Jika Ada Kekhawatiran Tentang Berat Badan Mereka
Pelajari Lebih Lanjut
Cerita
06 April 2022
Membangun Kebiasaan Makan Yang Sehat Pada Anak
Pelajari Lebih Lanjut
Latest
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
Indonesia kian tumbuh dengan kecepatan yang lebih cepat dari waktu mana pun dalam sejarahnya. Dengan mengingat Agenda 2030, negara ini bergerak menuju ekonomi rendah karbon yang bernilai lebih tinggi, terintegrasi secara global. PBB bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, organisasi masyarakat sipil, lembaga akademis, dan entitas sektor swasta untuk mencapai TPB secara efektif melalui pendekatan terpadu.
PBB juga akan memperkuat kemitraannya dengan otoritas dan masyarakat regional dan kabupaten untuk memberikan hasil pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu, PBB akan memperluas kerjasamanya dengan memasukkan asosiasi industri, think tank, pengelola data dan lembaga berbasis sains dan teknologi yang menawarkan prospek inovasi untuk solusi pembangunan terintegrasi, yang sangat penting untuk pencapaian TPB.
PBB berkomitmen untuk bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam membangun bangsa yang sejahtera, demokratis, dan adil, di mana pembangunan bisa bermanfaat bagi semua orang, dan di mana hak-hak generasi mendatang dilindungi. Sesuai dengan janji TPB untuk “tidak meninggalkan siapa pun”, pendekatan PBB menggabungkan fokus yang kuat pada yang termiskin dari yang miskin, memerangi diskriminasi dan meningkatnya ketidaksetaraan dan mengatasi akar penyebabnya. “Tidak meninggalkan siapa pun” berarti memprioritaskan martabat orang dan menempatkan kemajuan komunitas yang paling terpinggirkan dan rentan terlebih dahulu.
Janji sentral dan transformatif ini menjadi lebih penting dari sebelumnya untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 dan bekerja menuju pemulihan yang berkelanjutan, tangguh, dan inklusif.
Publikasi
27 April 2022
United Nations in Indonesia Country Results Report 2021
This report highlights the cordial relationship between the Government of Indonesia and the United Nations System in working together to advance Indonesia’s development agenda and priorities, particularly the Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 and Indonesia’s National Medium-Term Development Plan (RPJMN) 2020-2024. The Report includes the progress and accomplishments to deliver four outcomes of the UNSDCF 2021-2025: (i) Inclusive Human Development; (ii) Economic Transformation; (iii) Green Development, Climate Change and Natural Disasters; and (iv) Innovation to Accelerate Progress towards the SDGs.
1 of 5
Publikasi
04 April 2022
UN in Indonesia Newsletter Volume 1 2022
Selamat datang di Newsletter PBB di Indonesia pertama di tahun 2022!
Untuk memulai edisi ini, terima kasih atas semua komentar Anda dalam menanggapi survei yang kami distribusikan di bulan Februari. Versi buletin kami yang diperbarui ini menggabungkan masukan dari Anda dan mewujudkan komitmen bersama kami terhadap transparansi dan akuntabilitas.
Selama dua tahun terakhir, tim editorial kami telah membawakan Anda pembaruan terkini tentang program-program PBB dan kinerja PBB dengan Pemerintah di seluruh Indonesia. Namun, krisis COVID-19 yang bangkit kembali membuat tanggapan dan upaya pemulihan PBB sering kali menjadi yang terdepan dalam korespondensi bulanan kami. Tahun ini, kami ingin memberikan pandangan yang lebih komprehensif tentang kegiatan PBB dengan membawa Anda lebih dekat dengan orang-orang yang kami layani di lapangan. Itu berarti memeriksa dampak sosial-ekonomi dari COVID-19 secara rinci. Ini berarti fokus yang dihidupkan kembali pada TPB. Dan itu berarti membawakan Anda lebih banyak cerita dari lapangan.
Pada tahun 2022, setiap buletin akan menyoroti TPB Bulan Ini, dengan data yang terkait dengan pencapaiannya. Setiap edisi juga akan memperkenalkan nama, wajah, dan suara di jantung pekerjaan kami. Bulan ini, kami membawakan Anda kisah lulusan muda Andrew Japri, yang mengorganisir konvoi dua belas jam dari Jakarta ke Jawa Timur untuk mengirimkan Alat Pelindung Diri (APD) kepada ratusan bidan.
Terakhir, kami ingin mendengar lebih banyak dari Anda: tim editorial kami telah menambahkan kolom bagi Anda untuk melontarkan artikel, blog, dan cerita foto setiap bulan.
Terima kasih, dan selamat membaca!
1 of 5
Pidato
28 Februari 2022
Message by António Guterres on the Launch of IPCC Climate Report on Impacts, Adaptation and Vulnerability
I have seen many scientific reports in my time, but nothing like this.
Today’s IPCC report is an atlas of human suffering and a damning indictment of failed climate leadership.
With fact upon fact, this report reveals how people and the planet are getting clobbered by climate change.
Nearly half of humanity is living in the danger zone – now.
Many ecosystems are at the point of no return – now.
Unchecked carbon pollution is forcing the world’s most vulnerable on a frog march to destruction – now.
The facts are undeniable.
This abdication of leadership is criminal.
The world’s biggest polluters are guilty of arson of our only home.
It is essential to meet the goal of limiting global temperature rise to 1.5 degrees.
Science tells us that will require the world to cut emissions by 45 percent by 2030 and achieve net zero emissions by 2050.
But according to current commitments, global emissions are set to increase almost 14 per cent over the current decade.
That spells catastrophe.
It will destroy any chance of keeping 1.5 alive.
Today’s report underscores two core truths.
First, coal and other fossil fuels are choking humanity.
All G20 governments have agreed to stop funding coal abroad. They must now urgently do the same at home and dismantle their coal fleets.
Those in the private sector still financing coal must be held to account.
Oil and gas giants - and their underwriters – are also on notice.
You cannot claim to be green while your plans and projects undermine the 2050 net-zero target and ignore the major emissions cuts that must occur this decade.
People see through this smokescreen.
OECD countries must phase out coal by 2030, and all others by 2040.
The present global energy mix is broken.
As current events make all too clear, our continued reliance on fossil fuels makes the global economy and energy security vulnerable to geopolitical shocks and crises.
Instead of slowing down the decarbonization of the global economy, now is the time to accelerate the energy transition to a renewable energy future.
Fossil fuels are a dead end – for our planet, for humanity, and yes, for economies.
A prompt, well-managed transition to renewables is the only pathway to energy security, universal access and the green jobs our world needs.
I am calling for developed countries, Multilateral Development Banks, private financiers and others to form coalitions to help major emerging economies end the use of coal.
These targeted mechanisms of support would be over and above existing sustainable development needs.
The second core finding from this report is slightly better news: investments in adaptation work.
Adaptation saves lives.
As climate impacts worsen – and they will – scaling up investments will be essential for survival.
Adaptation and mitigation must be pursued with equal force and urgency.
That’s why I have been pushing to get to 50% of all climate finance for adaptation.
The Glasgow commitment on adaptation funding is clearly not enough to meet the challenges faced by nations on the frontlines of the climate crisis.
I’m also pressing to remove the obstacles that prevent small island states and least developed countries from getting the finance they desperately need to save lives and livelihoods.
We need new eligibility systems to deal with this new reality.
Delay means death.
I take inspiration from all those on the frontlines of the climate battle fighting back with solutions.
All development banks – multilateral, regional, national – know what needs to be done: work with governments to design pipelines of bankable adaptation projects and help them find the funding, public and private.
And every country must honour the Glasgow pledge to strengthen national climate plans every year until they are aligned with 1.5C.
The G20 must lead the way, or humanity will pay an even more tragic price.
I know people everywhere are anxious and angry.
I am, too.
Now is the time to turn rage into action.
Every fraction of a degree matters.
Every voice can make a difference.
And every second counts.
Thank you.
1 of 5
Pidato
31 Januari 2022
Message by António Guterres on the Lunar New Year
Chun Jie Kuai Le!
Happy Lunar New Year.
I am pleased to send you my warmest greetings as we begin the Year of the Tiger.
The tiger denotes strength, vitality, courage, tenacity, and boldness.
These are qualities we need as we face the unprecedented challenges of the day.
I thank China and the Chinese people for your commitment to multilateralism and to the United Nations.
I count on your continuous support and cooperation to advance Our Common Agenda and to realize our shared hopes for a peaceful and sustainable future.
To do that, we must take concrete action to address real issues in front of us such as climate change and the COVID-19 pandemic.
Together, we must recover and build forward better.
Soon, I will attend the opening of the Beijing Winter Olympics.
The Olympic spirit shines as a beacon to human solidarity and I look forward to safe and successful Games.
As the Lunar New Year begins, I wish you and your families prosperity, health and happiness in the Year of the Tiger.
Xie Xie!
Thank You
1 of 5
Pidato
29 Januari 2022
Pesan António Guterres pada Hari Internasional Tanpa Toleransi Untuk Sunat Perempuan
Mutilasi alat kelamin perempuan adalah pelanggaran hak asasi manusia yang menyebabkan kerugian besar dan permanen bagi perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia.
Setiap tahun, lebih dari 4 juta anak perempuan berisiko mengalami bentuk kekerasan ekstrem ini. Sayangnya, pandemi COVID-19 telah berdampak pada layanan kesehatan dan menempatkan lebih banyak anak perempuan dalam bahaya.
Manifestasi mencolok dari ketidaksetaraan gender ini harus dihentikan. Melalui investasi yang kritis dan tindakan yang tepat waktu, kita dapat memenuhi target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk menghapus mutilasi alat kelamin perempuan pada tahun 2030 dan membangun dunia yang menghormati integritas dan otonomi perempuan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mitra mendukung inisiatif untuk mengubah norma sosial yang melestarikan praktik ini. Kaum muda dan masyarakat sipil membuat suara mereka didengar. Dan para pembuat undang-undang sedang meningkatkan perubahan positif di banyak negara.
Pada Hari Internasional Tanpa Toleransi untuk Sunat Perepuan, bergabunglah bersama kami menyerukan percepatan investasi untuk mengakhiri mutilasi alat kelamin wanita dan menjunjung tinggi hak asasi semua wanita dan anak perempuan.
1 of 5
Cerita
06 April 2022
Membangun Kebiasaan Makan Yang Sehat Pada Anak
Makanan berkualitas dan gizi adalah landasan kesehatan anak dan manfaatnya dapat dirasakan seumur hidup. Dengan mengajarkan anak tentang kebiasaan makan yang sehat sejak dini, mereka akan memiliki hubungan yang positif dengan makanan hingga tumbuh dewasa. Membangun kebiasaan yang baik juga bisa menyenangkan dan sehat, tidak hanya untuk anak tetapi juga seluruh keluarga. Tidak percaya? Simak enam cara berikut.
1. Membentuk kebiasaan baik
Anak kecil meniru apa pun yang dilakukan orang dewasa, termasuk pada waktu makan. Orang tua bisa menjadi contoh dengan memperlihatkan pilihan makanan, minuman, dan kudapan sehat serta rajin beraktivitas fisik yang menyenangkan. Sajian berupa makanan sehat dan segar adalah contoh terbaik bagi anak.
Orang tua juga bisa melibatkan anak berbelanja dan menyiapkan makanan. Anak-anak biasanya senang diajak memasak makanan lezat dan sehat untuk keluarga.
Gunakan waktu makan sebagai kesempatan belajar. Ajak anak untuk mengenal kelompok-kelompok makanan dan kandungan gizi dan vitamin yang dibutuhkan tubuh.
2. Menjaga hubungan yang sehat dengan makanan
Pola pikir yang sehat terkait makanan sangat penting bagi kesehatan seseorang di sepanjang hidupnya. Hal ini dapat melindungi kita dari penyakit seperti jantung, kanker, dan diabetes. Bantu anak membangun pola pikir ini dengan:
Membantu mereka mengenal rasa lapar secara fisik. Dengan begitu, anak menjadi tahu kebutuhan tubuhnya.
Menghindari menggunakan makanan sebagai hadiah atau hukuman. Cara ini justru membuat anak memiliki hubungan yang tidak sehat dengan makanan.
Menghindari melarang makanan tertentu, seperti permen. Hal ini bisa membuat anak justru makin menginginkan makanan itu.
Alih-alih melarang makanan dan minuman tidak sehat yang tinggi gula, garam, dan lemak (misalnya, gorengan, martabak manis, cokelat, permen, minuman bersoda, keripik kentang), lebih baik kurangi porsi dan frekuensi memakannya (jangan setiap hari). Jelaskan kepada anak alasan makanan tertentu lebih sehat dibandingkan makanan lainnya. Misalnya, jika anak menginginkan makanan manis, jelaskan mengapa makanan segar dengan gula alami—seperti sepotong buah—lebih baik dibandingkan makanan olahan, seperti sereal yang sudah ditambahkan gula. Jika anak berperilaku baik, berikan apresiasi dengan hal-hal selain makanan, misalnya melakukan aktivitas seru bersama keluarga.
Tahukah Anda, bahwa semakin banyak jenis makanan yang dicoba oleh anak, semakin besar kemungkinan mereka mau menyantap makanan yang beragam dari kelima kelompok makanan?
3. Jangan paksa anak menghabiskan makanan
Bagi orang tua, menghabiskan makanan mungkin sama dengan meningkatkan asupan gizi anak. Akan tetapi, memaksa anak untuk selalu menghabiskan makanannya bisa membuat mereka tidak menyukai makanan itu atau memiliki asosiasi negatif dengan waktu makan. Jika anak menolak makan sayur, contohkan bahwa Anda suka dan menikmati sayur. Anak mempelajari pilihan makanan dari orang tuanya, jadi berikan contoh dan tularkan kebiasaan baik sebanyak mungkin. Mulailah dengan menawarkan buah atau sayur sedikit demi sedikit, kombinasikan dengan makanan sehat lainnya, atau meminta anak yang memilih agar makanan bisa dicicipi bersama-sama. Agar makanan tampak menarik, tata buah dan sayur dengan mengombinasikan bentuk dan warna. Ingat, anak mungkin perlu beberapa kali dibujuk hingga mau mencoba dan menyukai makanan baru. Jangan menyerah!
4. Utamakan mengatur porsi
Porsi yang terlalu besar bisa menyebabkan kenaikan berat badan, jadi sangat penting anak-anak tahu porsi makan yang ideal. Cara termudah untuk mengajarkan mereka adalah dengan menggunakan petunjuk visual: satu kepal tangan untuk porsi nasi, pasta, atau serealia; ukuran telapak tangan mereka untuk porsi daging; dan lemak seperti mentega hanya sebesar ujung ibu jari mereka.
Tahukah Anda bahwa anak punya kemampuan bawaan untuk menyesuaikan asupannya untuk memenuhi kebutuhan energi?
5. Mengawali hari dengan sarapan sehat
Pagi hari adalah waktu yang tersibuk untuk banyak keluarga. Namun, sarapan seimbang akan memberikan asupan penting, seperti kalsium dan serat, yang dibutuhkan anak untuk tumbuh kembangnya. Daripada sarapan dengan sereal atau roti-rotian yang cenderung tinggi kalori namun rendah nilai gizi, lebih baik menyajikan menu sarapan khas Indonesia, seperti nasi uduk dan gado-gado yang merupakan makanan padat gizi, atau, sajikan buah. Dengan makanan sehat, anak akan merasa lebih kenyang untuk waktu yang lebih panjang.
6. Buat kegiatan yang menyenangkan
Anak-anak perlu melakukan aktivitas fisik selama minimal 60 menit per hari. Kenapa tidak dijadikan aktivitas keluarga? Aktivitas yang bisa dilakukan semua anggota keluarga, misalnya, berjalan kaki setelah makan malam atau berenang. Anda juga bisa lakukan kegiatan spontan, misalnya menari saat mendengar lagu kesukaan di radio. Selain itu, penggunaan gawai, yang membuat anak sedikit bergerak, perlu dibatasi waktunya (rekomendasi WHO adalah tidak lebih dari satu jam per hari untuk anak usia 2-4 tahun). Anak perlu diarahkan agar lebih banyak melakukan kegiatan yang menuntut gerakan.
Makanan sehat dan kegiatan yang seru setiap hari akan mendukung perkembangan anak, meningkatkan kualitas kesehatan anak, dan menyiapkan mereka agar dapat mengambil pilihan-pilihan yang sehat saat dewasa kelak.
1 of 5
Cerita
11 April 2022
Bagaimana Orang Tua Dapat Mendukung Anak-Anaknya, Jika Ada Kekhawatiran Tentang Berat Badan Mereka
Bagi orang tua, tak mudah menyaksikan anak mengalami kesulitan dengan berat badan. Seorang ayah atau ibu pasti ingin membantu anaknya dengan sebaik mungkin, terlebih jika anak merasa tertekan. Untuk orang tua yang mengkhawatirkan pengaruh isu berat badan terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak, berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendukung anak.
Jika Anda mengkhawatirkan berat badan anak, silakan pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan yang berkualifikasi, seperti dokter keluarga atau dokter anak. Tenaga kesehatan dapat mengarahkan orang tua agar dapat memberikan dukungan yang tepat kepada anak serta program yang mungkin dibutuhkan dan akan bermanfaat bagi anak.
Jangan menyalahkan
Kenaikan berat badan yang dialami anak-anak dapat terjadi karena berbagai alasan di luar kendali atau perilaku mereka. Tak jarang, penyebabnya cukup kompleks. Anak yang mengalami kesulitan dalam mengendalikan berat badan sering menjadi sasaran bias, stigma, dan perundungan. Penting agar orang tua tidak menyalahkan anaknya, namun mencoba memahami permasalahan lebih besar yang berkontribusi kepada kenaikan berat badan. Mulailah dengan pemahaman yang lebih baik agar orang tua dapat memberikan dukungan yang bermakna.
Berat badan seorang anak dalam sepanjang hidupnya dapat dipengaruhi oleh interaksi antara faktor genetik, hal-hal yang terjadi pada masa awal kehidupan, dan lingkungannya. Kenaikan berat badan dapat diperkirakan akan terjadi saat seorang anak bersantap, bermain, dan belajar di lingkungan yang mendukung mereka untuk kurang atau sedikit melakukan aktivitas fisik dan konsumsi makanan padat energi yang biasanya terjangkau dan paling mudah didapatkan. Jenis makanan ini memiliki kandungan lemak dan gula yang tinggi dan tidak sehat. Seringnya, kenaikan berat badan adalah cara tubuh merespons lingkungan yang tidak normal. Selain itu, anak terkadang bisa membangun pola makan yang tidak sehat sebagai caranya melawan stres, kebosanan, atau untuk menghibur dirinya jika sedang merasa cemas atau sedih.
Berbicara dengan anak, tanpa menghakimi mereka
Anak perlu tahu bahwa orang tuanya hadir untuknya dan selalu siap mendengarkan kekhawatiran atau kecemasan yang mereka rasakan tanpa menghakimi.
Jangan gunakan kata-kata yang mengandung stigma atau melontarkan komentar negatif tentang tubuh orang lain, termasuk diri sendiri. Kata-kata seperti ini dapat berdampak buruk terhadap kepercayaan diri anak dan membuat mereka tidak nyaman untuk membuka dirinya.
Sebagai langkah pertama, saat berbicara tentang kondisi kelebihan berat badan atau obesitas, selalu letakkan individu yang mengalaminya di depan kondisi itu. Cara ini membantu menonjolkan aspek manusia dari orang-orang yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas, alih-alih berfokus pada kondisi yang mereka alami. Contoh penyebutannya: “Seseorang yang mengalami kelebihan berat badan (BUKAN seseorang yang gemuk atau gendut).”
Selanjutnya ajak anak mengobrol dan berikan mereka ruang untuk menyampaikan pendapat dan perasaannya terhadap citra tubuh setiap kali terdapat kesempatan yang baik. Jika anak berkomentar negatif tentang berat tubuhnya, orang tua perlu mencoba mempelajari penyebab di balik komentar itu. Jadilah pendengar yang baik; jangan anggap remeh kecemasan yang mereka alami. Anak juga dapat mengalami perundungan, baik secara daring dan luring oleh anak atau orang dewasa lain. Jika Anda mengetahui hal ini, segera tangani secara langsung.
Bangun kepercayaan diri anak dan berikan pujian untuk mereka dalam hal-hal yang tidak terkait dengan berat badan. Misalnya: “Mama/papa bangga, kamu sudah belajar sangat keras untuk ujianmu,” atau “Mama/papa senang, kamu banyak membantu adikmu.”
Berdiskusi dengan sehat
Di tengah dunia digital yang berubah dengan cepat, kita perlu selalu menyadari ancaman terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan anak, karena keduanya berpengaruh terhadap kepercayaan diri dan citra tubuh. Ancaman yang dimaksud bisa berupa posting media sosial yang berisi stereotip terhadap berat badan atau yang bisa memicu kelainan makan, hingga iklan-iklan makanan siap saji dan iklan makanan yang tidak sehat lainnya yang menargetkan anak-anak.
Orang tua perlu membuka ruang yang kondusif bagi percakapan yang sehat dengan secara proaktif menawarkan kesempatan untuk bicara tentang kesehatan mental dengan anaknya, dan bagaimana perilaku di dunia maya dapat berdampak terhadap kesejahteraan dan citra dirinya.
Silakan coba kiat berikut untuk membuka percakapan tentang berat badan dengan anak:
Ajukan pertanyaan terbuka kepada anak (seperti “Bagaimana kabarmu?” atau “Bagaimana kabar di sekolah?”) dan dorong mereka untuk menceritakan perasaannya.
Berterima kasih kepada anak yang sudah mempercayai orang tuanya dengan menceritakan perasaannya. Hal ini dapat menciptakan rasa aman untuk anak.
Mengakui bahwa kebiasaan makan sehat dan menjaga berat badan yang sehat tidak mudah, sekaligus menekankan manfaatnya untuk kondisi kesehatan yang lebih baik.
Bersikap positif dan suportif.
Fokus pada perilaku yang sehat
Kecuali disarankan oleh profesional kesehatan, fokuslah pada “kesehatan dan tujuan -tujuan sehat” alih-alih penurunan berat badan. Akan butuh waktu, kerja keras, dan kesabaran, baik dari sisi orang tua maupun anak, untuk menghadirkan perubahan yang berkelanjutan. Perubahan drastis dan mendadak terhadap pola makan dan gaya hidup anak justru memiliki kemungkinan yang rendah untuk berhasil, bahkan dapat berbahaya terhadap kesehatan anak. Perubahan yang berhasil adalah yang dilakukan dimulai dari langkah kecil, secara bertahap, dan melibatkan semua anggota keluarga.
Tunjukkan contoh sebaik mungkin. Pilih makanan yang sehat dan segar, seperti buah dan sayur, giatkan berolah raga, anjurkan tidur yang cukup, dan jangan memberikan komentar negatif terhadap berat badan diri sendiri ataupun orang lain.
Terlepas dari berat badan Anda sendiri, Anda dapat mendukung anak dengan cara mencontohkan kebiasaan-kebiasaan sehat. Misalnya, dengan mempelajari jenis-jenis kelompok makanan bersama anak, kandungan gizi yang dibutuhkan sebagai bagian dari pola makan sehat, dan dengan mendiskusikan keunggulan gizi makanan tertentu dari yang lainnya.
Sebisa mungkin, hindari makanan dan minuman ultra proses yang tinggi kandungan garam, gula, dan lemak, seperti jus kemasan dan minuman tinggi ion, camilan kemasan yang gurih atau asin (seperti kue kering, keripik), mi instan, dan camilan manis. Menghindari bukan berarti melarang sama sekali, karena hal ini justru bisa jadi tidak efektif dan memperbesar keinginan anak terhadap makanan tersebut. Untuk mengimbangi, pastikan kudapan sehat dan mengenyangkan, seperti buah, stik sayur, dan kacang-kacangan selalu tersedia. Selain itu, anjurkan anak lebih banyak minum air putih dibandingkan minuman berpemanis, dan perhatikan makanan dan minuman apa yang tersedia di rumah. Bersantap bersama Siapkan makanan dan bersantaplah bersama semua anggota keluarga sesering mungkin. Waktu makan adalah kesempatan yang baik untuk mengajak anak berdiskusi tentang pilihan makanan sehat dan memperlihatkan kebiasaan makan sehat. Waktu-waktu makan dan mengudap juga perlu dibuat secara teratur, agar anak tahu bahwa makan dilakukan pada waktu tertentu, bukan sepanjang hari. Nikmati waktu kebersamaan Ajak anak bermain di luar rumah dan lakukan kegiatan bersama-sama sebagai keluarga. Anak-anak berusia 3 tahun atau lebih perlu bergerak aktif minimal satu jam setiap hari. Total waktu ini bisa dibagi-bagi menjadi periode singkat per 15-20 menit. Bermain kejar-kejaran atau melempar dan menangkap bola bisa menjadi pilihan bagi anak-anak yang berumur lebih kecil. Untuk anak-anak yang lebih besar, orang tua bisa mengajak mereka berjalan kaki atau mencoba olahraga baru bersama-sama. Setiap kali ada kesempatan, pilihlah berjalan dan bersepeda alih-alih mobil atau kendaraan. Dorong anak agar mau mengikuti tim olahraga di sekitar rumah atau sekolah, agar aktivitas fisik menjadi lebih menyenangkan karena dilakukan bersama teman sebaya. Sehat, bukan kurus Dalam proses menuju berat badan yang lebih sehat, berat badan jangan dijadikan fokus. Berfokuslah pada manfaat kebiasaan makan sehat dan gaya hidup aktif untuk semua anggota keluarga. Hal-hal inilah yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan anak hingga memasuki masa dewasa, meningkatkan daya tahan tubuh, dan membangun kesehatan emosionalnya. Faktanya, jika dilakukan untuk semua anggota keluarga, perubahan yang tepat dapat mencegah anak mengalami masalah dengan pola makan di masa dewasanya kelak. Ingat Cara terbaik untuk mendukung anak agar menjadi individu yang bahagia dan sehat adalah dengan mengungkapkan bahwa orang tua akan selalu ada untuk mereka, apa pun keadaannya. Tunjukkan bahwa orang tua paham, proses ini tidak mudah bagi anak. Namun, dengan menyantap makanan sehat dan melakukan aktivitas fisik bersama-sama, Anda bisa membuat anak merasa didukung sehingga mampu mengubah gaya hidupnya menjadi gaya hidup yang positif dan sehat yang tidak hanya sebatas penurunan berat badan.
Sebisa mungkin, hindari makanan dan minuman ultra proses yang tinggi kandungan garam, gula, dan lemak, seperti jus kemasan dan minuman tinggi ion, camilan kemasan yang gurih atau asin (seperti kue kering, keripik), mi instan, dan camilan manis. Menghindari bukan berarti melarang sama sekali, karena hal ini justru bisa jadi tidak efektif dan memperbesar keinginan anak terhadap makanan tersebut. Untuk mengimbangi, pastikan kudapan sehat dan mengenyangkan, seperti buah, stik sayur, dan kacang-kacangan selalu tersedia. Selain itu, anjurkan anak lebih banyak minum air putih dibandingkan minuman berpemanis, dan perhatikan makanan dan minuman apa yang tersedia di rumah. Bersantap bersama Siapkan makanan dan bersantaplah bersama semua anggota keluarga sesering mungkin. Waktu makan adalah kesempatan yang baik untuk mengajak anak berdiskusi tentang pilihan makanan sehat dan memperlihatkan kebiasaan makan sehat. Waktu-waktu makan dan mengudap juga perlu dibuat secara teratur, agar anak tahu bahwa makan dilakukan pada waktu tertentu, bukan sepanjang hari. Nikmati waktu kebersamaan Ajak anak bermain di luar rumah dan lakukan kegiatan bersama-sama sebagai keluarga. Anak-anak berusia 3 tahun atau lebih perlu bergerak aktif minimal satu jam setiap hari. Total waktu ini bisa dibagi-bagi menjadi periode singkat per 15-20 menit. Bermain kejar-kejaran atau melempar dan menangkap bola bisa menjadi pilihan bagi anak-anak yang berumur lebih kecil. Untuk anak-anak yang lebih besar, orang tua bisa mengajak mereka berjalan kaki atau mencoba olahraga baru bersama-sama. Setiap kali ada kesempatan, pilihlah berjalan dan bersepeda alih-alih mobil atau kendaraan. Dorong anak agar mau mengikuti tim olahraga di sekitar rumah atau sekolah, agar aktivitas fisik menjadi lebih menyenangkan karena dilakukan bersama teman sebaya. Sehat, bukan kurus Dalam proses menuju berat badan yang lebih sehat, berat badan jangan dijadikan fokus. Berfokuslah pada manfaat kebiasaan makan sehat dan gaya hidup aktif untuk semua anggota keluarga. Hal-hal inilah yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan anak hingga memasuki masa dewasa, meningkatkan daya tahan tubuh, dan membangun kesehatan emosionalnya. Faktanya, jika dilakukan untuk semua anggota keluarga, perubahan yang tepat dapat mencegah anak mengalami masalah dengan pola makan di masa dewasanya kelak. Ingat Cara terbaik untuk mendukung anak agar menjadi individu yang bahagia dan sehat adalah dengan mengungkapkan bahwa orang tua akan selalu ada untuk mereka, apa pun keadaannya. Tunjukkan bahwa orang tua paham, proses ini tidak mudah bagi anak. Namun, dengan menyantap makanan sehat dan melakukan aktivitas fisik bersama-sama, Anda bisa membuat anak merasa didukung sehingga mampu mengubah gaya hidupnya menjadi gaya hidup yang positif dan sehat yang tidak hanya sebatas penurunan berat badan.
1 of 5
Cerita
01 April 2022
Tidak Meninggalkan Seorang Pun Di Belakang Berarti Tidak Meninggalkan Seorang Pun Tanpa Informasi
Akses ke informasi adalah hak asasi manusia yang mendasar.
Di era keemasan informasi digital ini, akses terhadap informasi – informasi yang terpercaya– menjadi sangat penting. Lebih lanjut, dengan adanya pandemi COVID-19 saat ini, misinformasi telah menjadi musuh bersama, menghambat kemajuan upaya kita dalam pemulihan yang lebih baik.
Tim PBB di Indonesia tetap berkomitmen untuk mendorong akses universal yang lebih besar terhadap informasi – baik itu memerangi misinformasi COVID-19 atau mengarusutamakan inisiatif PBB dalam kerjasama nya dengan Pemerintah Indonesia untuk memajukan SDGs – tanpa meninggalkan siapa pun.
Temui DOMES dan OURS
DOMES – pusat publikasi digital PBB (https://microsite.un.or.id/domes/) – dikembangkan untuk mempromosikan publikasi dan penelitian berbasis bukti yang andal yang terkait dengan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs.
Pengguna dapat menavigasi situs web dan menyesuaikan pencarian mereka – berdasarkan area tematik, Sasaran tertentu, agensi penerbitan – dan seterusnya. Baik Anda mahasiswa yang mencari referensi tesis/disertasi atau pembuat kebijakan, fleksibilitas situs web akan mengoptimalkan pengalaman penelitian Anda.
Untuk mempromosikan visibilitas yang lebih tinggi dari kolaborasi PBB – Indonesia – OURS (https://microsite.un.or.id/ours/) – berfungsi sebagai repositori online, menampilkan kegiatan atau penjangkauan yang dilakukan atau direncanakan oleh PBB, bersama dengan Pemerintah Indonesia, akademisi, sektor swasta, masyarakat sipil dan pemangku kepentingan lainnya.
Berdayakan semua orang dengan akses informasi yang lebih baik.
1 of 5
Cerita
01 April 2022
Biarkan Semangat Ramadhan Membimbing Kita Semua Melalui Berbagai Cobaan: Pesan Kepala Perwakilan PBB Di Indonesia
Salam,
Ramadhan Mubarak untuk semua teman-teman Muslim di Indonesia dan di seluruh dunia.
Mengingat pandemi yang sedang berlangsung, saya yakin dua Ramadhan terakhir ini menjadi tantangan bagi semua orang.
Beberapa dari kita tidak bisa bersama keluarga kita,
Beberapa dari kita harus menjaga anggota keluarga,
Dan tragisnya, beberapa dari kita harus kehilangan anggota keluarga.
***
Ditambah lagi, planet kita, sedang tidak berada di kondisi yang baik.
Kita menyaksikan umat manusia berkelahi satu sama lain, melawan siapa yang benar dan siapa yang salah dengan mengorbankan orang yang tidak bersalah – wanita dan anak-anak, orang tua.
Kita menyaksikan planet kita – ibu pertiwi – dieksploitasi. Kami mengambil, mengambil dan menerima tetapi tidak pernah memberikan imbalan apa pun.
***
Ini harus berhenti sekarang.
Kasih sayang, dan belas kasihan, harus menang atas keserakahan.
Solidaritas harus diutamakan di atas segalanya, sehingga perdamaian ada.
Inilah semangat Ramadhan.
***
Semoga semangat bulan suci ini membimbing kita semua melalui masa-masa sulit ini.
Dan, semoga keselamatan menyertai kita di bulan yang suci ini.
Terima kasih.
1 of 5
Siaran Pers
12 April 2022
Tim PBB di Indonesia menyambut baik pengesahan Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) oleh DPR RI
SIARAN PERS
UNTUK DISIARKAN SEGERA
Tim PBB di Indonesia menyambut baik pengesahan Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) oleh DPR RI
Jakarta, 12 April 2022 – Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Indonesia menyampaikan selamat kepada DPR RI serta seluruh mitra pemerintah dan masyarakat sipil yang terlibat dalam pengesahan Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) menjadi Undang-undang (UU).
Pengesahan RUU TPKS dapat tercapai karena kepemimpinan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) dan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), serta advokasi tanpa lelah dari berbagai pihak - organisasi, masyarakat sipil, dan aktivis hak-hak perempuan di seluruh Indonesia. Pengesahan ini merupakan kemenangan bagi seluruh perempuan, anak perempuan, serta korban dan penyintas kekerasan berbasis gender di Indonesia yang memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan melalui payung hukum yang komprehensif. Pengesahan ini juga menjadi bentuk perayaan nilai-nilai perjuangan R.A Kartini terkait pemenuhan hak-hak perempuan, yang diperingati masyarakat Indonesia setiap tanggal 21 April.
Undang-undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual merupakan kerangka hukum yang telah lama dinantikan untuk menangani kasus kekerasan seksual. Di luar beberapa kekurangan dan terbatasnya bentuk-bentuk kekerasan yang diadopsi, UU ini merupakan langkah penting menuju arah yang tepat. Pengesahan ini akan membantu penyintas kekerasan seksual untuk mendapatkan keadilan dan memberikan hukuman bagi pelaku. Undang-undang ini juga akan mendorong terciptanya ruang aman bagi perempuan dan anak perempuan.
Tim PBB di Indonesia telah mendukung advokasi RUU TPKS melalui kemitraan dengan KemenPPPA, Komnas Perempuan, dan organisasi-organisasi masyarakat sipil. Pengesahan UU ini sejalan dengan komitmen Indonesia terhadap Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (CEDAW).
PBB di Indonesia berdiri dalam solidaritas dengan semua penyintas kekerasan seksual, serta perempuan dan anak perempuan di Indonesia. Hari ini merupakan hari yang bersejarah dan menjanjikan, dalam perjalanan kita menuju dunia yang bebas dari kekerasan berbasis gender. Namun, kerja kita tidak berhenti sampai di sini. Kami mengajak para pemangku kepentingan dan masyarakat Indonesia untuk berkolaborasi dalam mendukung dan mengawal implementasi menyeluruh UU baru ini. Sebagai bagian penting dari Agenda 2030 (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) yang diadopsi oleh semua negara anggota, termasuk Indonesia, kita harus terus bekerja sama untuk menciptakan dunia yang adil dan setara, di mana semua orang dapat hidup dengan bermartabat dan bebas dari kekerasan tanpa meninggalkan seorang pun.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Dian Agustino (Communications Analyst, UNFPA Indonesia): agustino@unfpa.org
Radhiska Anggiana (Advocacy and Communications Analyst, UN Women): radhiska.anggiana@unwomen.org
Tentang PBB di Indonesia:
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah sebuah organisasi internasional yang didirikan pada tahun 1945. Saat ini terdiri dari 193 Negara Anggota. Misi dan pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa dipandu oleh tujuan dan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Piagam pendiriannya. Di Indonesia, PBB berkomitmen untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada tahun 2030. Tim PBB di Indonesia di pimpin oleh Ibu Valerie Julliand, Kepala Perwakilan PBB di Indonesia (atau RC) yang merupakan perwakilan tertinggi sistem pembangunan PBB di tingkat negara. RCs memimpin tim PBB dalam konsultasi dengan Pemerintah untuk menentukan dan menyepakati tanggapan strategis PBB terhadap prioritas pembangunan Pemerintah dalam mengimplementasikan Agenda 2030. Kunjungi indonesia.un.org untuk info lebih lanjut.
Tentang UNFPA Indonesia:
UNFPA adalah badan terkemuka PBB yang bekerja untuk menciptakan dunia di mana setiap kehamilan diinginkan, setiap persalinan berlangsung dengan aman, dan potensi setiap orang muda terpenuhi. Sejak 1972, UNFPA sudah menjadi salah satu mitra terdepan Indonesia dalam kesehatan reproduksi, orang muda, kependudukan dan pembangunan, dan kesetaraan gender.
UNFPA Indonesia berupaya untuk mencapai Three Zeros, sebuah komitmen global untuk mengakhiri kematian ibu yang bisa dicegah, kebutuhan Keluarga Berencana yang tidak terpenuhi, dan kekerasan berbasis gender dan praktik berbahaya, yang dipandu oleh International Conference on Population and Development (ICPD) tahun 1994 dan Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi https://indonesia.unfpa.org/
Tentang UN Women:
UN Women merupakan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berdedikasi untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. UN Women didirikan pada tahun 2010 untuk mendorong kemajuan terhadap upaya pemenuhan hak-hak perempuan di seluruh dunia. Upaya UN Women didasarkan pada keyakinan dasar bahwa setiap perempuan berhak menjalani hidup yang bebas dari kekerasan, kemiskinan, dan diskriminasi, dan bahwa kesetaraan gender merupakan prasyarat dalam tercapainya pembangunan global.
1 of 4
Siaran Pers
27 September 2021
PBB Unjuk Solidaritas untuk Indonesia Di Tengah Peningkatan Kematian Kasus COVID-19
Di hari yang sama ketika Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengumumkan bahwa 4 juta orang telah meninggal karena COVID-19 di seluruh dunia, Indonesia mencatat kenaikan harian tertinggi dalam kasus dan kematian COVID-19. Krisis kesehatan masyarakat Indonesia yang sedang berlangsung menggarisbawahi fakta bahwa respons global yang komprehensif tetap mendesak jika dunia ingin menavigasi melalui pandemi. “Krisis yang sedang kami upayakan untuk meredakannya di sini berfungsi sebagai pengingat nyata bahwa tidak seorang pun dari kita dilindungi sampai kita semua dilindungi,” kata Valerie Julliand, Kepala Perwakilan PBB di Indonesia.
1 of 4
Siaran Pers
27 September 2021
Indonesia dan PBB menyepakati Komitmen Bersama untuk Program Perlindungan Sosial Berbasis Desa yang Berfokus pada Anak dan Responsif Gender
Pada tahun 2020, Dana Desa (DD) telah digunakan untuk program perlindungan sosial berbasis Desa Fokus Anak dan Responsif Gender di Indonesia. Keefektifan program ini akan dibahas dalam webinar “Program Perlindungan Sosial Inklusif: Menuju Program Perlindungan Sosial Desa Berbasis Desa yang Berfokus pada Anak dan Responsif Gender”. Inisiatif ini didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia dengan dukungan dari COVID-19 Program Multi-Partner Trust Fund (MPTF). Program ini mendukung Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kebijakan dan kapasitas untuk meningkatkan dan memperluas cakupan perlindungan sosial dan ruang fiskal untuk memasukkan penduduk yang terkena dampak dan terpinggirkan, khususnya perempuan dan anak-anak.
1 of 4
Siaran Pers
27 September 2021
Para pemimpin dunia akan bertemu untuk memperkuat langkah-langkah keuangan dengan meningkatkan upaya mengatasi dampak COVID-19
Dengan banyak negara yang terus berjuang untuk mengatasi kehancuran manusia dan ekonomi akibat COVID-19, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengadakan pertemuan para pemimpin dunia pada hari Senin, 29 Maret dari pukul 10:00 hingga 13:00. EDT untuk mendesak masyarakat global dalam mengambil tindakan tambahan dan mendesak untuk memastikan pemulihan yang kuat.
1 of 4
Latest Resources
1 / 4
1 / 4