UN in Indonesia Newsletter Volume 5 2022
Pembaca yang budiman,
Selamat datang di edisi terbaru kami.
Dunia kita menghadapi tantangan berlapis-lapis: perubahan iklim, COVID-19, konflik yang kompleks, dan inflasi yang meningkat. Kami telah melihat kasus COVID-19 berlipat ganda di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir, bersamaan dengan perang di Ukraina yang mengganggu ketahanan pangan dan inflasi yang meroket.
Secara global, ada cukup makanan, energi, dan keuangan bagi setiap negara untuk melewati krisis yang saling terkait yang diciptakan oleh perang ini. Namun, ketidaksetaraan yang mendalam dan masalah distribusi dan logistik menyebabkan jutaan orang menderita tanpa perlu.
Memecahkan krisis ini membutuhkan tindakan terkoordinasi di seluruh bidang. Pada 22 Juli, PBB membantu mendorong kesepakatan Ukraina dan Rusia untuk melanjutkan ekspor gandum Ukraina melalui Laut Hitam yang oleh Sekretaris Jenderal PBB António Guterres disebut sebagai “suar harapan” di dunia yang sangat membutuhkannya. Awal tahun ini, Sekretaris Jenderal membentuk kelompok juara yang terdiri dari enam pemimpin dunia terkemuka – termasuk Presiden Joko Widodo – sebagai bagian dari Global Crisis Response Group (GCRG) untuk tindakan segera guna mencegah krisis yang membayangi. Sang Juara ditugaskan untuk memajukan konsensus global tentang langkah-langkah untuk mencegah, mengurangi, dan menanggapi krisis.
Edisi kali ini berisi profil GCRG dan empat bidang tindakan mendesaknya. Ada juga sorotan dari badan-badan PBB dalam upaya Indonesia untuk mempercepat pemulihan dari COVID-19. Misalnya, UNICEF menyerukan tindakan segera untuk mengatasi krisis pembelajaran saat anak-anak Indonesia kembali ke sekolah. Sementara itu, ILO bergabung dengan industri perhotelan untuk mengarusutamakan layanan penilaian risiko COVID-19. Ini akan membantu bisnis termasuk hotel untuk menerapkan rencana aksi yang meminimalkan risiko penularan virus di tempat kerja.
Kami berharap karya yang disorot dalam edisi ini menjadi inspirasi bagi kami untuk bekerja sama dan memberdayakan mereka yang menghadapi risiko krisis ini tanpa meninggalkan siapa pun.
Terima kasih, dan selamat membaca.