Jumlah Perusahaan yang Mempromosikan Prinsip-prinsip UN Women Soal Pemberdayaan Perempuan Melonjak
-
Membuka toko roti, menjadi desainer profesional, menjalankan bisnis jahit rumahan – tiga cita-cita yang beberapa bulan lalu tidak terpikirkan oleh delapan perempuan dan anak perempuan yang akan lulus dari Kartini Blue Bird, sebuah inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan yang bertujuan untuk memberdayakan anak-anak perempuan dan istri para pengemudi yang sebagian besar adalah laki-laki di operator taksi terbesar di Indonesia, Blue Bird.
“Saya bangga dengan diri sendiri karena saya bisa mendapatkan banyak pesanan dari keluarga dan teman-teman saya – mereka cukup mempercayai saya untuk melakukannya,” ujar Yulis Asianti, 50, yang belajar menjahit dalam program kursus selama 24 minggu. “Dulu saya sangat pemalu dan merasa tidak bisa melakukan apapun. Sekarang saya bisa berbicara dengan bangga tentang pencapaian saya,” lanjutnya.
Rila Wati Harahap, seorang calon lulusan kursus berusia 26 tahun, mengenakan jilbab merah dan gaun senada yang ia jahit sendiri di kursus, merefleksikan kemandiriannya yang baru: “Saya bisa membuat pakaian saya sendiri. Saya tidak perlu bergantung pada siapa pun,” katanya.
Program Kartini Blue Bird hanyalah salah satu dari inisiatif yang diluncurkan oleh semakin banyak perusahaan di indonesia yang telah berkomitmen terhadap Prinsip Pemberdayaan Perempuan (Women’s Empowerment Principles atau WEP) yang ditetapkan UN WOMEN dan United Nations Global Compact pada tahun 2010. Dari hanya 14 perusahaan di Indonesia pada tahun 2019, penandatangan WEP – yang dirancang untuk memberdayakan perempuan di tempat kerja, pasar, dan komunitas – tumbuh lebih dari sepuluh kali lipat menjadi 177 perusahaan pada bulan Februari 2023.
"Selain kinerja yang lebih baik karena keberagaman dalam tim manajemen mereka, perusahaan yang peduli terhadap karyawan mereka dan berinvestasi lebih banyak pada perempuan di masyarakat akan mencapai hasil yang lebih baik untuk pendapatan mereka dan masyarakat serta lingkungan yang lebih luas," kata Jamshed Kazi, perwakilan UN Women di Indonesia. "Praktik bisnis yang peka gender baik untuk bisnis maupun untuk menciptakan masyarakat yang adil."
Prinsip-prinsip ini mendorong inisiatif progresif seperti program Kartini Blue Bird, yang memberikan keterampilan baru kepada para peserta dan dalam beberapa contoh, penghasilan tambahan yang dapat digunakan untuk biaya sekolah anak. Prinsip-prinsip WEP juga membantu memobilisasi karyawan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terukur, ujar CEO dan Ketua Blue Bird Group Noni Purnomo. Tujuan-tujuan tersebut termasuk target perusahaan untuk memiliki 25% perempuan di jajaran manajemen pada tahun 2024 – sebuah target yang mungkin tidak mudah dicapai di sektor transportasi yang secara tradisional didominasi oleh laki-laki.
"Kami tidak dapat melakukannya sendiri," kata Noni, "Dengan adanya komitmen WEP, hal ini membantu saya untuk mendorong orang lain [di perusahaan] untuk terlibat, dan hal ini juga menjadi pedoman untuk menunjukkan bagaimana kami dapat menanamkan [pemberdayaan perempuan] ke dalam kebijakan perusahaan."
Sejak tahun 2020, UN Women telah menggelar upacara penghargaan untuk mengakui pencapaian perusahaan yang telah menandatangani tujuh prinsip tersebut, mulai dari membangun kepemimpinan perusahaan tingkat tinggi untuk kesetaraan gender, mempromosikan pendidikan, pelatihan, dan pengembangan profesional untuk perempuan, hingga mengukur dan melaporkan secara terbuka kemajuan menuju kesetaraan gender.
Bertindak berdasarkan prinsip-prinsip tersebut sangat penting terutama setelah COVID-19. Penelitian oleh UN Women menunjukkan bahwa pandemi telah meningkatkan kesenjangan gender dalam upah dan partisipasi tenaga kerja perempuan secara global, meningkatkan beban kerja rumah tangga yang tidak dibayar, meningkatkan insiden kekerasan berbasis gender, dan memperparah tantangan yang dihadapi oleh mereka yang berada dalam pekerjaan yang tidak menentu. Namun, bahkan sebelum COVID-19, perusahaan -perusahaan bergerak sangat lambat dalam hal kesetaraan gender. Pada tahun 2023, World Economy Forum memperkirakan bahwa berdasarkan laju perubahan saat ini, dibutuhkan waktu 131 tahun untuk menutup kesenjangan gender secara keseluruhan dan 169 tahun untuk mencapai kesetaraan ekonomi.
Cara kreatif untuk membantu perempuan
Di agensi kreatif ThinkWeb, salah satu pemenang Penghargaan WEP 2022 untuk Indonesia, menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung sangat penting untuk memastikan pemberdayaan ekonomi perempuan.
Perusahaan ini berusaha untuk menyeimbangkan gender di seluruh operasinya, dengan enam dari 18 manajer seniornya – termasuk salah satu dari dua co-CEO perusahaan – adalah perempuan, kata co-CEO, Ramya Prajna Sahisnu. Kebijakan-kebijakan seperti opsi cuti untuk ayah baru selama satu bulan, bukan dua hari seperti yang diatur dalam hukum Indonesia, memberikan kesempatan untuk keseimbangan pengasuhan anak yang lebih setara antara laki-laki dan perempuan, tambahnya. "Tidak semua kebijakan pemberdayaan perempuan berfokus pada perempuan, kami juga mempertimbangkan kebijakan untuk laki-laki yang akan berdampak pada pekerja perempuan dengan menciptakan lingkungan yang lebih setara gender."
Bagi Sahisnu, memenangkan WEP sebagai organisasi dengan karyawan berjumlah 50 orang, disandingkan dengan perusahaan yang jauh lebih besar, merupakan sebuah penghargaan yang berbeda dari penghargaan industri kreatif yang biasa diikuti oleh mereka. “Sebagai perusahaan kecil, hal ini memberikan kami kepercayaan diri bahwa melakukan pekerjaan yang terarah dan menjadikan pemberdayaan sebagai salah satu dari empat pilar utama kami dapat menciptakan dampak yang besar,” katanya.