Yang terhormat Profesor Bambang Susanto, Kepala Otoritas Ibukota Nusantara Republik Indonesia
Bapak dan Ibu, perwakilan dari Pemerintahan Provinsi dan Kabupaten, Organisasi Kemasyarakatan, Sektor Swasta, dan Akademisi.
Selamat Pagi.
Izin saya mengucapkan rasa terima kasih kepada Otoritas Ibukota Nusantara yang telah mengundang PBB untuk bergabung ke konsultasi ini di ibukota baru Nusantara.
Saya baru tiba di Indonesia dan perjalanan pertama saya di luar Jakarta membawa saya ke Pulau Kalimantan.
Nusantara adalah bukti ambisi Indonesia untuk pembangunan nasional ke tingkat yang lebih tinggi.
Pak Bambang, izinkan saya mengucapkan selamat kepada Anda dan OIKN untuk Tinjauan Lokal Sukarela yang pertama untuk ibu kota baru.
Hal ini merupakan terobosan baru yang akan menjadi contoh kota-kota dunia yang ingin mewujudkan karbon netral dan mencapai manfaat positif untuk keangeragaman yang didukung oleh infrastruktur yang cerdas, terjangkau, dan berkelanjutan.
Ini akan menjadi kota yang melokalkan SDGs.
VLR menetapkan garis dasar dan menetapkan jalur untuk mencapai SDGs sambil mengenali resiko dan tantangan yang perlu ditangani.
Penciptaan bersama VLR menyatukan para pemangku kepentingan untuk mendorong aksi yang dipimpin secara lokal untuk menghasilkan kemajuan yang berarti dalam mencapai SDGs.
Pak Bambang, Anda memimpin konsultasi di Jakarta dan Balikpapan sebelumnya dan hari ini kita berada di Nusantara untuk tujuan yang sama.
Suara komunitas lokal sangat penting dan kita berkomitmen untuk mempertahankan dan memperluas partisipasi publik.
Hal ini akan mendorong transparansi dan membangun kepercayaan dengan menyediakan kejelasan tentang bagaimana perkembangan kota sejalan dengan SDGs dan aspirasi lokal.
Izinkan saya untuk menyoroti tiga aspek dari VLR.
Pertama, Nusantara diperkirakan akan mengurangi kemiskinan, meningkatkan akses untuk layanan dasar, dan membawa investasi infrastruktur di seluruh kabupaten.
Sektor swasta, bekerja sama dengan Jaringan Kompak Global PBB, akan sangat penting untuk mendukung transformasi ini dengan memprioritaskan industri bersih, keberlanjutan pertanian, ekowisata, dan energi terbarukan.
Hal ini akan menciptakan lapangan pekerjaan dan pekerjaan ramah lingkungan untuk komunitas lokal sekaligus menjadi pendorong untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.
Kedua, Nusantara bertujuan untuk menjadi “kota hutan yang berkelanjutan” dengan 65% hutan tropis dipulihkan di wilayah ibukota.
Komitmen untuk menghijaukan lingkungan akan menghilangkan deforestasi dan melestarikan ekosistem.
Hal ini akan membutuhkan pendekatan yang lebih dekat dengan komunitas lokal, khususnya di zona penyangga keanekaragaman hayati.
Hal ini akan memposisikan Nusantara sebagai penyerap karbon bersih pada tahun 2030 di sektor hutan dan penggunaan lahan lainnya sesuai dengan Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati kota.
Ketiga, VLR merekomendasikan untuk meningkatkan kesetaraan gender sambil memprioritaskan inklusi sosial untuk memastikan perempuan, anak muda, lansia, dan penyandang disabilitas mendapatkan manfaat dari program pembangunan dan anak-anak tumbuh di kota yang ramah anak.
Untuk mengakhiri, latihan tinjauan ke depan yang dipimpin oleh UNDP berusaha untuk memahami kebutuhan dan ambisi masyarakat setempat.
Satu pelajaran penting adalah ruang publik harus terjangkau, mengakomodasi kebutuhan sehari-hari, dan mendukung pelestarian budaya lokal.
Pak Bambang, ikatan PBB dengan Nusantara akan terus kuat dengan Forum Politik Tingkat Tinggi di New York yang berfungsi sebagai platform untuk memamerkan VLR Nusantara di panggung global.
ESCAP, UNDP, UNIDO, UNHABITAT, dan UNICEF akan terus melanjutkan untuk membawa keahliannya untuk mendukung transformasi hijau Nusantara.
Bapak dan Ibu, inilah kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan saya sudah tidak sabar lagi untuk mendengarnya.
Terima Kasih
---------------------
Pidato selengkapnya juga dapat diunduh, di sini.