- Ibu Penny Herasati, Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang, Kementerian Luar Negeri
- Bapak Joedha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI, Kementerian Luar Negeri
- Bapak Suharyanto, Plh. Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah IV, Kementerian Dalam Negeri
- Bapak Gede Edy Prasetya, Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Kemenko Bidang Perekonomian Republik Indonesia
- Bapak H.A.S. Chaidir Syam, S.IP., M.H., Bupati Maros
- Bapak Norimasa Shimomura, Kepala Perwakilan UNDP Indonesia
- Bapak Jeffrey Labovitz, Kepala Misi IOM di Indonesia
- Ibu Dwi Yuliawati Faiz, Kepala Program UN Women Indonesia
Selamat Pagi.
Merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk menyambut Anda semua saat kita berkumpul untuk mendiskusikan langkah-langkah yang telah diambil Indonesia dalam mengimplementasikan Global Compact for Migration untuk melindungi pekerja migran dan memastikan kesejahteraan mereka.
Kita akan saling bertukar pengalaman, wawasan, dan pembelajaran dalam mengimplementasikan tata kelola migrasi baik di tingkat lokal maupun nasional.
Hal ini merupakan agenda penting karena sebagian besar dunia sedang bergerak ke arah sana, terutama di Asia Tenggara.
Global Compact for Migration mencerminkan komitmen bersama dari semua negara untuk meningkatkan manajemen migrasi.
Dedikasi Indonesia dalam mengoperasionalkan prinsip-prinsip ini menunjukkan dedikasinya dalam mendorong migrasi yang aman, tertib, dan teratur.
Migrasi menghadirkan segudang tantangan di ASEAN.
Tantangan-tantangan ini memiliki dampak yang sangat besar, yang tidak hanya mempengaruhi para pekerja migran itu sendiri, tetapi juga keluarga dan komunitas mereka.
Di Indonesia, banyak pekerja migran yang berangkat untuk mencari peluang yang lebih baik mungkin menemukan diri mereka rentan terhadap eksploitasi, diskriminasi, dan kekerasan.
Namun, remitansi yang dikirimkan oleh para pekerja migran ini meningkatkan taraf hidup keluarga mereka dan berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan di negara asal dan negara tujuan.
Bahkan, kontribusi mereka adalah kunci untuk mempercepat kemajuan SDGs.
PBB, melalui program-program bersamanya, memberikan dukungan yang dipimpin oleh UNDP, UN Women, dan IOM.
Pekerjaan mereka meliputi model pembiayaan, mata pencaharian, kebijakan dan perencanaan pemerintah, serta meningkatkan akses terhadap keadilan di tingkat nasional dan lokal.
Proyek ini memberikan kontribusi terhadap tiga hasil penting:
Pertama, inisiatif-inisiatif yang dilakukan telah memperkuat tata kelola migrasi di Indonesia melalui kemitraan dengan pemerintah dan sejalan dengan prioritas nasional.
Hal yang sangat penting dalam proses ini adalah studi komprehensif, pengembangan indikator tata kelola migrasi, sesi pelatihan yang ditargetkan, forum antar kementerian, dan dialog tentang migrasi.
Kami melihat kemajuan dengan Indikator Tata Kelola Migrasi Nasional dan Lokal IOM dan integrasi tata kelola migrasi ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, yang dipimpin oleh UNDP.
Karena lebih dari separuh pekerja migran kami adalah perempuan, UN Women telah memprioritaskan perlindungan mereka, termasuk model sistem peradilan pidana terpadu dan memperkuat aplikasi Safe Travel Mobile yang bekerja sama dengan Kemulu.
Upaya-upaya ini memastikan bahwa pekerja migran terlindungi dengan lebih baik.
Kedua, proyek ini telah meningkatkan kapasitas pemangku kepentingan pemerintah di tingkat daerah untuk memahami dan memaksimalkan potensi pengembangan tata kelola migrasi.
Dengan mempromosikan pelatihan lokal, PBB telah menyediakan perangkat penting untuk mengintegrasikan migrasi ke dalam perencanaan dan penganggaran.
Inisiatif ini memastikan bahwa para pemangku kepentingan pemerintah di semua tingkatan diperlengkapi untuk mengelola dan memanfaatkan migrasi secara efektif untuk pembangunan.
Ketiga, badan-badan PBB telah mengembangkan dan menguji model pembiayaan inovatif untuk mendukung pekerja migran yang pulang sebagai pemangku kepentingan ekonomi.
Dengan mempromosikan koperasi desa dan mendukung pemasaran digital produk lokal, inisiatif ini telah menunjukkan hasil yang menjanjikan di tiga provinsi dengan jumlah pekerja migran tertinggi.
Inisiatif ini tidak hanya membantu pekerja migran yang pulang untuk berintegrasi kembali ke masyarakat, tetapi juga mendorong ekonomi lokal dengan menciptakan mata pencaharian dan peluang ekonomi yang berkelanjutan.
Dampak positif terlihat dari kondisi yang lebih baik dan peluang yang lebih baik bagi pekerja migran.
Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Seiring dengan langkah kita ke depan, sangat penting bagi kita untuk membangun pencapaian-pencapaian tersebut, mengatasi kesenjangan yang masih ada, dan memastikan bahwa kebijakan dan praktik migrasi berevolusi untuk menjawab tantangan-tantangan baru.
Acara ini merupakan kesempatan besar bagi para pemangku kepentingan untuk memamerkan pencapaian, memperkuat posisi Indonesia sebagai negara champion untuk global compact dalam mendukung tata kelola migrasi.
Dengan berbagi keberhasilan ini, Indonesia dapat menginspirasi negara-negara lain untuk meningkatkan tata kelola migrasi dan melindungi hak-hak migran.
Terima kasih atas komitmen Anda semua untuk tujuan penting ini. Saya menantikan diskusi yang bermanfaat.
Terima kasih.