UNDP, WHO dan IOM menyediakan ventilator untuk mendukung Respons COVID-19 di Indonesia
Banyak pasien yang terinfeksi COVID-19 tidak memerlukan perawatan di rumah sakit, penyakit parah dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru
Pengiriman pertama ventilator yang diperoleh dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) tiba di Jakarta hari ini. Pengiriman ini merupakan bagian dari upaya bersama ketiga organisasi PBB untuk memberikan bantuan kepada Pemerintah Indonesia dalam penanggulangan COVID-19.
Bersama-sama, UNDP, WHO dan IOM akan menyediakan total 33 ventilator selama empat minggu dengan perkiraan biaya sebesar USD 762,460. WHO akan menyumbangkan 27 ventilator yang didukung melalui kemitraan dengan Pemerintah Jepang, dan masing-masing tiga ventilator dari IOM dan UNDP. Operasi pengadaan logistik dilakukan oleh UNDP.
Pengiriman pertama – yang mencakup dua ventilator masing-masing dari WHO dan IOM serta satu dari UNDP – akan diserahkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Persediaan tersebut akan dikerahkan di seluruh negeri ke fasilitas kesehatan yang sangat membutuhkan. BNPB ikut serta dalam penanggulangan COVID 19 bersama Kementerian Kesehatan.
“Dampak parah pandemi COVID-19 di Indonesia memerlukan dukungan dan kemitraan. Peralatan medis, yang diperoleh UNDP sebagai bagian dari inisiatif bersama dengan WHO dan IOM, membantu memenuhi salah satu kebutuhan paling mendesak dan akan memberikan layanan kesehatan penting bagi para korban COVID-19. Selain itu, UNDP bersama dengan seluruh Sistem Pembangunan PBB akan mengintensifkan dukungannya untuk meredam dampak sosio-ekonomi dari pandemi ini terhadap masyarakat Indonesia dan mempersiapkan pemulihan berkelanjutan yang ramah lingkungan melalui kemitraan erat dengan Pemerintah. Pengiriman pertama ini adalah bagian dari komitmen kami untuk memberikan layanan kepada mereka yang paling membutuhkan dan memastikan tidak ada seorang pun yang tertinggal,” kata Perwakilan UNDP, Christophe Bahuet.
Meskipun banyak pasien yang terinfeksi COVID-19 tidak memerlukan perawatan di rumah sakit, penyakit parah dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan memerlukan penggunaan ventilator untuk membantu mengatur pernapasan.
“Secara global, terdapat tingginya permintaan akan peralatan penting untuk mengobati COVID-19, sehingga ventilator ini akan memberikan dampak yang signifikan dalam menyediakan perawatan kritis bagi pasien yang paling terkena dampaknya, di seluruh negeri,” kata Dr N. Paranietharan, Perwakilan WHO untuk Indonesia. “Bekerja dalam solidaritas, kami mampu memenuhi beberapa kebutuhan kesehatan yang vital.”
“Selain konsekuensi kesehatan yang tragis akibat COVID-19, pandemi ini juga berdampak buruk pada kemampuan masyarakat untuk beraktivitas di dalam dan antar negara, serta terhadap penghidupan, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Louis Hoffmann, Chief of Mission. dari Organisasi Internasional untuk Migrasi. “IOM bangga mendukung upaya tanggap Pemerintah untuk memerangi COVID-19, dan pengiriman ventilator ini dengan pendanaan dari pemerintah Australia, merupakan bagian dari paket lebih besar berupa persediaan dan peralatan penting yang dapat menyelamatkan nyawa IOM akan memberikan bantuan untuk mendukung ketahanan masyarakat Indonesia, migran, dan pengungsi di negara ini.”
Pada tanggal 31 Mei 2020, terdapat 26.473 kasus terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia, dengan 1.613 kematian. Kasus COVID-19 telah dilaporkan di 414 kabupaten di 34 provinsi di Indonesia.
Pengiriman ventilator berikutnya diperkirakan akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang.
###
Kontak media
UNDP Communication Specialist, Tomi Soetjipto, suryo.tomi@undp.org WHO Communications Officer, Madeleine Broadbridge, seinocomm@who.int IOM Programme Support Officer, Patrik Shirak, pshirak@iom.int