Pandemi ini juga berdampak besar pada mata pencaharian ODHA.
Krisis kesehatan ini sangat berdampak pada kelompok yang paling rentan, seperti orang yang hidup dengan HIV (ODHA). UNAIDS Indonesia mendukung Jaringan Indonesia Positif (JIP), jaringan Orang yang Hidup dengan HIV (ODHA), dalam melaksanakan survei nasional pada bulan Maret dan Agustus 2020 untuk menilai kebutuhan dan dampak COVID-19 terhadap ODHA.
Survei terakhir yang dilakukan pada Agustus 2020 terhadap 1.035 ODHA di 196 kabupaten dan kota di Indonesia menemukan bahwa 52% ODHA hanya memiliki persediaan obat antiretroviral (ARV) yang cukup untuk satu bulan, lebih sedikit dari yang direkomendasikan oleh WHO yaitu 3-6 bulan. ODHA perlu mengonsumsi obat ARV setiap hari untuk menjaga kesehatan dan mencegah penularan HIV ke orang lain, dan akses terhadap obat ARV dapat diperoleh melalui fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit. Namun, selama pandemi virus corona, mengakses obat ke fasilitas kesehatan menjadi lebih sulit dari sebelumnya. Sebanyak 855 responden mengatakan bahwa "mengakses obat ARV dengan aman" telah menjadi perhatian utama mereka dalam menerima perawatan esensial selama pandemi. Dengan 61% rumah sakit rujukan HIV juga merupakan rumah sakit rujukan COVID-19, survei ini menemukan bahwa 46% responden enggan mengunjungi fasilitas kesehatan untuk HIV karena takut terpapar COVID-19.
Pandemi ini juga berdampak besar pada mata pencaharian ODHA. Responden survei yang kehilangan pendapatan meningkat dari 27,5% pada bulan Maret menjadi 44% pada bulan Agustus. Mereka yang tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga mereka juga meningkat dari 24% menjadi 46% dalam empat bulan.
Sebagaimana diuraikan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, Indonesia bertujuan untuk mengakhiri epidemi HIV/AIDS global pada tahun 2030. Hal ini mencakup tidak ada infeksi, tidak ada kematian, dan tidak ada diskriminasi. Temuan survei ini, yang menunjukkan kebutuhan mendesak dan kecemasan yang dihadapi oleh orang yang hidup dengan HIV, digunakan untuk mengadvokasi pemenuhan hak-hak mereka atas kesehatan. UNAIDS terus mendukung upaya mitra nasionalnya, baik organisasi masyarakat sipil maupun Kementerian Kesehatan, untuk memastikan bahwa penanggulangan HIV tetap menjadi prioritas dan kelompok-kelompok rentan ini tidak ditinggalkan.