Indonesia Menerima Vaksin COVID-19 Batch Pertama dari Fasilitas COVAX
10 Maret 2021
Vaksin COVID-19 batch pertama dari Fasilitas COVAX yang tiba di Indonesia adalah vaksin AstraZeneca
Kemarin, Indonesia menerima 1.113.600 dosis vaksin COVID-19 dari Fasilitas COVAX, kemitraan internasional yang dibentuk untuk memastikan pemerataan distribusi vaksin COVID-19 di seluruh dunia. Pengiriman pertama ini merupakan bagian dari 11 juta dosis yang dialokasikan untuk Indonesia di bawah Fasilitas COVAX yang akan terus berdatangan hingga Mei 2021.
Batch pertama vaksin COVID-19 dari Fasilitas COVAX yang tiba di Indonesia adalah vaksin AstraZeneca yang diproduksi di Korea Selatan dan dikirim melalui pusat AstraZeneca di Amsterdam, Belanda. Sebagai bagian dari Advance Market Commitment (AMC) untuk membiayai negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, Fasilitas COVAX akan menyediakan 11.704.800 dosis vaksin ke Indonesia tanpa biaya. Jumlah ini akan berkontribusi pada target Indonesia untuk memvaksinasi 181 juta orang, dengan memprioritaskan tenaga kesehatan, pekerja garis depan, orang dewasa yang lebih tua, dan populasi yang rentan.
Menteri Luar Negeri Indonesia sekaligus Ketua Gavi COVAX AMC, Retno Marsudi, dan Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, drg. Arianti Anaya, MKM, Perwakilan WHO Dr N. Paranietharan, dan Perwakilan UNICEF Debora Comini menerima vaksin tersebut di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pemerintah Indonesia akan terus memimpin pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang telah dimulai sejak 13 Januari 2021.
"Kedatangan vaksin dari Fasilitas COVAX merupakan hasil kerja sama antara kementerian di Indonesia dengan organisasi internasional; negara donor; GAVI, Aliansi Vaksin; WHO; UNICEF; Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Menghadapi Epidemi (CEPI), dan lainnya. Kami menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas kemitraan ini. Indonesia selama ini telah mendukung pemerataan vaksin untuk semua negara, prinsip ini harus terus disuarakan dan didukung," ujar Menteri Luar Negeri Republik Indonesia sekaligus Ketua Gavi COVAX AMC Retno Marsudi.
Kolaborasi yang kuat di tingkat global dan nasional telah menghasilkan tonggak penting dalam perang melawan COVID-19 dan operasi pengadaan dan pasokan vaksin terbesar dalam sejarah. WHO meluncurkan Akselerator Akses ke Alat Bantu COVID-19 (ACT), sebuah kolaborasi global untuk mempercepat pengembangan, produksi, dan akses yang adil terhadap diagnostik, terapi, dan vaksin COVID-19. COVAX, pilar vaksin dalam ACT Accelerator, dipimpin bersama oleh Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI), Gavi, Aliansi Vaksin (Gavi), dan WHO - yang bekerja sama dengan UNICEF sebagai mitra pelaksana utama, serta organisasi masyarakat sipil, produsen vaksin, Bank Dunia, dan lainnya.
Di Indonesia, WHO, UNICEF, dan mitra lainnya memberikan bantuan teknis kepada Kementerian Kesehatan untuk semua aspek vaksinasi COVID-19. Lebih dari 23.000 tenaga kesehatan telah dilatih tentang vaksinasi COVID-19, peta jalan pengenalan vaksin telah dikembangkan, dan pengawasan keamanan vaksin terus diperkuat untuk memantau dan merespons potensi efek samping.
"Vaksin saja tidak akan mengakhiri pandemi, tetapi dengan setiap putaran vaksinasi baru, kembalinya ke keadaan normal menjadi kenyataan yang lebih kuat, karena kita menghadapi akses yang lebih baik terhadap kesehatan, pendidikan, dan layanan penting lainnya," kata Perwakilan UNICEF, Debora Comini.
Perwakilan WHO Dr N Paranietharan menekankan bahwa vaksinasi adalah alat penting untuk melengkapi, bukan menggantikan, langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial serta pengujian, penelusuran, dan pengobatan untuk membantu mengakhiri pandemi.
"Kedatangan vaksin yang dialokasikan oleh COVAX Facility menunjukkan solidaritas global dan menghidupkan kembali harapan untuk mengakhiri pandemi. Saya mengucapkan selamat kepada Indonesia sebagai salah satu ketua bersama kelompok AMC Fasilitas COVAX atas pencapaian penting ini. Saatnya untuk pemerataan kesehatan adalah sekarang. Kita perlu memastikan bahwa vaksin-vaksin ini menjangkau semua orang yang membutuhkan dan tidak ada yang tertinggal," ujar Perwakilan WHO, Dr. "Saat vaksinasi diluncurkan, negara-negara tidak boleh lengah. Kita harus terus menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat untuk mengurangi penyebaran virus; seperti menjaga jarak fisik, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan orang dan ruang tertutup, bahkan ketika kita telah divaksinasi."
Fasilitas COVAX bertujuan untuk mendapatkan dua miliar dosis pada akhir tahun 2021 untuk melindungi pekerja kesehatan dan pekerja sosial di garis depan, serta orang-orang yang berisiko tinggi dan rentan, termasuk setidaknya 1,3 miliar dosis yang didanai oleh donor untuk 92 peserta Fasilitas COVAX berpenghasilan rendah yang didukung oleh Gavi COVAX AMC.