Pesan dari António Guterres untuk Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022
-
Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini, “Hanya Satu Bumi”, adalah pernyataan fakta yang sederhana. Planet ini adalah satu-satunya rumah kita. Sangat penting bagi kita untuk menjaga kesehatan atmosfer, kekayaan dan keanekaragaman kehidupan di bumi, ekosistem dan sumber daya yang terbatas. Namun kami gagal melakukannya. Kita meminta terlalu banyak pada planet kita untuk mempertahankan cara hidup yang tidak berkelanjutan. Sistem alami bumi tidak dapat memenuhi tuntutan kita.
Hal ini tidak hanya merugikan Bumi, tapi juga kita. Lingkungan yang sehat sangat penting bagi semua orang dan seluruh 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Hutan menyediakan makanan, air bersih, obat-obatan, pengaturan iklim, dan perlindungan dari kejadian cuaca ekstrem. Penting bagi kita untuk mengelola alam dengan bijak dan memastikan akses yang adil terhadap manfaatnya, terutama bagi masyarakat dan komunitas yang paling rentan.
Lebih dari 3 miliar orang terkena dampak degradasi ekosistem. Polusi bertanggung jawab atas sekitar 9 juta kematian dini setiap tahunnya. Lebih dari 1 juta spesies tumbuhan dan hewan berisiko punah, banyak di antaranya dalam beberapa dekade.
Hampir separuh umat manusia sudah berada dalam zona bahaya iklim – 15 kali lebih mungkin meninggal akibat dampak iklim seperti panas ekstrem, banjir, dan kekeringan. Ada peluang 50:50 bahwa rata-rata suhu global tahunan akan melanggar batas Persetujuan Paris sebesar 1,5 derajat Celcius dalam lima tahun ke depan. Lebih dari 200 juta orang setiap tahunnya dapat kehilangan tempat tinggal akibat gangguan iklim pada tahun 2050.
Lima puluh tahun yang lalu, para pemimpin dunia berkumpul di Konferensi PBB tentang Lingkungan Manusia dan berkomitmen untuk melindungi planet ini. Namun kita masih jauh dari kesuksesan. Kita tidak bisa lagi mengabaikan bel alarm yang berbunyi semakin keras setiap hari.
Pertemuan lingkungan hidup Stockholm+50 baru-baru ini menegaskan kembali bahwa seluruh 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan bergantung pada planet yang sehat. Kita semua harus mengambil tanggung jawab untuk mencegah bencana yang ditimbulkan oleh tiga krisis yaitu perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Pemerintah harus segera memprioritaskan aksi iklim dan perlindungan lingkungan melalui keputusan kebijakan yang mendorong kemajuan berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan tersebut, saya telah mengusulkan lima rekomendasi konkrit untuk mempercepat penerapan energi terbarukan di mana pun, termasuk menyediakan teknologi dan bahan mentah terbarukan bagi semua orang, memotong birokrasi, mengalihkan subsidi, dan meningkatkan investasi hingga tiga kali lipat.
Dunia usaha perlu menempatkan keberlanjutan sebagai inti pengambilan keputusan mereka demi kemanusiaan dan keuntungan mereka sendiri. Planet yang sehat adalah tulang punggung hampir setiap industri di bumi.
Dan sebagai pemilih dan konsumen, kita harus membuat tindakan kita berarti: mulai dari kebijakan yang kita dukung, makanan yang kita makan, transportasi yang kita pilih, hingga perusahaan yang kita dukung. Kita semua dapat membuat pilihan ramah lingkungan yang akan menghasilkan perubahan yang kita perlukan.
Perempuan dan anak perempuan, khususnya, dapat menjadi agen perubahan yang kuat. Mereka harus diberdayakan dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan di semua tingkatan. Demikian pula, pengetahuan adat dan tradisional juga harus dihormati dan dimanfaatkan untuk membantu melindungi ekosistem kita yang rapuh.
Sejarah telah menunjukkan apa yang bisa dicapai jika kita bekerja sama dan mengutamakan planet ini. Pada tahun 1980-an, ketika para ilmuwan memperingatkan tentang adanya lubang mematikan pada lapisan ozon sebesar benua, setiap negara berkomitmen pada Protokol Montreal untuk menghapuskan bahan kimia perusak ozon secara bertahap.
Pada tahun 1990an, Konvensi Basel melarang pembuangan limbah beracun di negara-negara berkembang. Dan, tahun lalu, upaya multilateral mengakhiri produksi bensin bertimbal – sebuah langkah yang akan meningkatkan kesehatan dan mencegah lebih dari 1,2 juta kematian dini setiap tahunnya.
Tahun ini dan tahun selanjutnya akan memberikan lebih banyak peluang bagi komunitas global untuk menunjukkan kekuatan multilateralisme dalam mengatasi krisis lingkungan yang saling terkait, mulai dari negosiasi mengenai kerangka kerja keanekaragaman hayati global yang baru untuk membalikkan hilangnya alam pada tahun 2030 hingga pembentukan perjanjian untuk mengatasi polusi plastik.
Perserikatan Bangsa-Bangsa berkomitmen untuk memimpin upaya kerja sama global ini, karena satu-satunya cara ke depan adalah bekerja sama dengan alam, bukan melawannya. Bersama-sama kita dapat memastikan bahwa planet kita tidak hanya bertahan, namun juga berkembang, karena kita hanya memiliki Satu Bumi.