Siaran Pers

PBB menghargai upaya Indonesia dalam merestorasi hutan mangrove dengan penghargaan spesial

13 Desember 2022

  • Upaya secara alami untuk meregenerasikan mangrove dan mencegah banjir rob yang dihargai sebagai World Restoration Flagship. Inisiatif ini sekarang telah memenuhi syarat untuk menerima dukungan, pendanaan, dan ahli teknis dari PBB.
  • Berita populer di Indonesia.

PBB telah menghargai inisiatif melindungi kawasan pesisir Indonesia dari banjir rob sebagai salah satu upaya dari sepuluh upaya perintis dalam memulihkan alam kembali.

PBB menetapkan inisiatif yang menggunakan pohon mangrove sebagai pertahanan alami dari laut ini sebagai salah satu inisiatif dalam World Restoration Flagships (Upaya Unggulan Restorasi Dunia) perdananya. Inisiatif-inisiatif yang memenuhi syarat untuk menerima dukungan, pendanaan, dan ahli teknis dari PBB ini menunjukkan bagaimana para advokat lingkungan memperbaiki kerusakan ekosistem di seluruh dunia. Kegiatan manusia telah mengubah tiga perempat lahan di bumi dan dua pertiga kawasan perairan secara signifikan, mengancam 1 juta spesies ke ambang kepunahannya.

Pengumuman ini disampaikan di depan para pemimpin yang bergabung dalam Konferensi Keanekaragaman PBB di Montreal, Kanada, di mana pemerintahan dari seluruh dunia akan menyetujui serangkaian tujuan baru bagi alam untuk satu dekade ke depan.

Topik diskusi dalam acara ini diprediksikan akan meliputi potensi tujuan global bagi restorasi ekosistem.

Indonesia, sebuah negara kepulauan yang terdiri atas 17.000 pulau, kaya akan hutan mangrove yang merupakan suaka bagi satwa liar. Hutan mangrove juga membantu melindungi komunitas pesisir dari kenaikan permukaan laut dan gelombang badai yang diperkirakan akan menjadi lebih parah seiring krisis iklim terjadi.

Namun, di beberapa lokasi, hutan mangrove banyak ditebang dan ditransformasikan sebagai lahan untuk kepentingan pembangunan dan tambak ikan. Inisiatif ‘Building with Nature’ (Membangun dengan Alam) bertujuan untuk merestorasi hutan-hutan itu. Berpusat di Demak, sebuah kabupaten di pulau Jawa, Wetlands International bersama dengan pemerintah Indonesia dan mitra lainnya membantu komunitas lokal untuk menanam kembali hutan mangrove di garis pantai sepanjang 20 km.

Alih-alih hanya menanam pohon mangrove, inisatif ini mengaplikasi pendekatan inovatif menggunakan dinding laut semipermeabel yang terbuat dari materi alami yang berperan sebagai “perangkap” lumpur dan sedimen. Pohon-pohon mangrove nantinya akan tumbuh secara alami dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 70 persen—lebih tinggi secara signifikan dibandingkan 15 – 20 persen tingkat kelangsungan hidup pohon mangrove yang ditanam secara biasa. Seiring waktu, tanah akan mengendap di akar pohon mangrove, yang kemudian mencegah kenaikan permukaan laut dari menggenangi kawasan komunitas.

Upaya ini akan menaikkan ketahanan 70.000 orang dari perubahan iklim. Para ahli juga telah membantu 277 peternak udang untuk mengonstruksi tambak udang mereka sehingga dapat berada berdampingan dengan hutan mangrove dan meningkatkan keberlanjutan operasi mereka. Panen udang mereka juga mengalami tiga kali lipat kenaikan.  

Upaya ini dan inisiatif unggulan lainnya telah terpilih untuk diikutsertakan dalam United Nations Decade on Ecosystem Restoration, sebuah gerakan global yang dikoordinasikan oleh United Nations Environment Programme (UNEP) dan United Nations Food and Agriculture Organization (FAO). Gerakan ini didesain untuk mencegah dan mengembalikan kawasan degradasi menjadi kawasan alami kembali di seluruh penjuru planet.

Direktur Eksekutif UNEP, Inger Andersen, mengatakan, “Inisiatif ‘Building with Nature’ Indonesia yang merupakan bagian dari grup perdana dalam World Restoration Flagships adalah contoh yang sangat baik untuk upaya adaptasi berbentuk aksi yang cerdas dan mempertimbangkan masa depan. Inisiatif ini merupakan model yang patut direplikasi untuk bagaimana negara-negara dapat menggunakan alam untuk menangkal dampak parah perubahan iklim sekaligus menciptakan kesempatan ekonomi untuk masyarakat.”

Qu Dongyu, Direktur Jenderal FAO, menuturkan, “FAO, bersama dengan UNEP sebagai pemimpin UN Decade on Ecosystem Restoration, dengan senang hati memberikan penghargaan terhadap sepuluh inisiatif restorasi ekosistem paling ambisius, visioner, dan menjanjikan sebagai World Restorastion Flagships 2022. Terinspirasi dari inisiatif-inisiatif unggulan ini, kita bisa belajar bagaimana merestorasi ekosistem kita untuk produksi yang lebih baik, nutrisi yang lebih baik, lingkungan yang lebih baik, dan kehidupan yang lebih baik untuk semuanya tanpa meninggalkan satu pihak pun.”

Muhammad Yusuf, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (P4K), Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, manyatakan, “Kawasan Demak sangat terdampak oleh perubahan iklim. Ratusan dan ribuan hektar lahan kerap menghilang. Metode ini mengikuti sistem perakaran pohon mangrove. Oleh karena itu, sedimen dapat masuk. Air laut secara perlahan kembali surut ke laut. Saat pohon-pohon mangrove berakar di daerah tersebut secara kolektif, mereka akan berperan sebagai pertahanan alami dalam mengurangi efek dari erosi.”

Pieter van Eijk, ketua program delta dan pesisir di Wetlands International, menerangkan, “Pengalaman kami dari proyek Building with Nature di Demak telah membantu membuat formula yang dapat digunakan di lokasi lain. Kami akan menggunakan pelajaran-pelajaran ini untuk replikasi proyek Building with Nature di bagian lain di Asia.”

Negara-negara telah berjanji untuk merestorasi 1 miliar hektar—kawasan yang lebih luas dari luas negara China—sebagai bagian dari komitmen mereka terhadap Perjanjian Iklim Paris (Paris Climate Agreement) yang juga merupakan bagian dari target keanekaragaman Aichi, target Land Degradation Neutrality (LDN), dan Bonn Challenge (Tantangan Bonn). Namun, hanya sedikit yang dapat diketahui mengenai perkembangan atau kualitas dari upaya restorasi ini. Perkembangan sepuluh inisiatif World Restoration Flagships akan diawasi secara transparan melalui the Framework for Ecosystem Restoration Monitoring (Kerangka untuk Pengamatan Restorasi Ekosistem) yang merupakan platform UN Decade untuk melacak perkembangan upaya restorasi global.

 

CATATAN UNTUK PARA EDITOR

Tentang UN Decade on Ecosystem Restoration

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mendeklarasi tahun 2021 hingga 2030 sebagai UN Decade on Ecosystem Restoration (Satu Dekade PBB untuk Restorasi Ekosistem). Dipimpin oleh UN Environment Programme (UNEP) dan UN Food and Agriculture Organization (FAO) dengan dukungan para mitra, gerakan ini didesain untuk mencegah, menghentikan, dan mengembalikan kehilangan dan degradasi ekosistem di seluruh penjuru dunia. Gerakan ini bertujuan untuk memulihkan kembali kawasan miliaran hektar yang meliputi kawasan terrestrial dan ekosistem laut. Berperan sebagai suara global untuk beraksi, UN Decade menarik dukungan politik, riset sains, dan kekuatan finansial untuk meningkatkan restorasi secara massal.

Tentang Building with Nature in Indonesia

Inisiatif World Restoration Flagship ini dikoordinasikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia, Wetlands International, dan Ecoshape dengan dukungan dari Witteveen + Bos, Deltares, TU Delft, Wageningen University & Research, UNESCO-IHE, Blue Forests, Kota Kita, Von Lieberman, Universitas Diponegoro, dan komunitas lokal. Untuk informasi lebih lanjut mengenai proyek ini, silahkan menonton video ini atau mengunduh pengetahuan produk (product knowledge) ini.

Tentang UN Environment Programme (UNEP)

UNEP merupakan suara global untuk isu lingkungan. Organisasi ini mengambil peran kepemimpinan dan mendorong kemitraan dalam menjaga dan merawat lingkungan dengan menginspirasi, mengedukasi, dan memungkinkan negara dan masyarakat untuk menaikkan kualitas hidupnya tanpa menimbulkan kerugian bagi generasi masa depan.

 

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi:

Moses Osani, Media Officer, UN Environment Programme

Untuk wawancara media dengan personel dari Indonesia, silahkan hubungi:

Apri Susanto Astra, Coordinator, Nature-based solutions, Wetlands International Indonesia

Entitas PBB yang terlibat dalam kegiatan ini

UNEP
Program Lingkungan PBB

Tujuan yang kami dukung lewat prakarsa ini