Aksi terorisme yang menyebarkan berbagai ideologi kebencian terus melukai, mencederai, dan membunuh ribuan orang tak berdosa setiap tahunnya.
Terlepas dari kecaman internasional terhadap terorisme, para korban dan penyintas terorisme sering kali berjuang agar suara mereka didengar, kebutuhan mereka didukung, dan hak-hak mereka ditegakkan. Para korban sering merasa dilupakan dan diabaikan begitu dampak langsung dari serangan teroris memudar, dengan konsekuensi yang sangat besar bagi mereka. Hanya sedikit Negara Anggota yang memiliki sumber daya atau kapasitas untuk memenuhi kebutuhan jangka menengah dan jangka panjang para korban terorisme agar mereka dapat pulih sepenuhnya, merehabilitasi, dan berintegrasi kembali ke dalam masyarakat. Sebagian besar korban hanya dapat pulih dan mengatasi trauma mereka melalui dukungan jangka panjang yang bersifat multidimensi, termasuk fisik, psikologis, sosial, dan finansial.
Negara-negara Anggota memiliki tanggung jawab utama untuk mendukung para korban terorisme dan menegakkan hak-hak mereka. PBB memiliki peran penting dalam mendukung Negara-negara Anggota untuk mengimplementasikan Strategi Kontra-Terorisme Global PBB dengan berdiri dalam solidaritas dan memberikan dukungan kepada para korban terorisme; menawarkan bantuan peningkatan kapasitas; membangun jaringan; dan menawarkan dukungan kepada organisasi masyarakat sipil, khususnya asosiasi korban; dan mendorong Negara-negara Anggota untuk memajukan, melindungi, dan menghormati hak-hak korban terorisme. PBB memberikan bantuan teknis dan pengembangan kapasitas kepada Negara-negara Anggota dan asosiasi korban untuk memenuhi kebutuhan para korban terorisme dengan lebih baik.
Dalam resolusinya 72/165 (2017), Majelis Umum PBB menetapkan Hari Peringatan dan Penghormatan Internasional untuk Korban Terorisme yang diperingati setiap tahun pada tanggal 21 Agustus, untuk menghormati dan mendukung para korban dan penyintas terorisme serta untuk mempromosikan dan melindungi penikmatan penuh hak asasi manusia dan kebebasan fundamental mereka.
Pada bulan April 2020, sesuai dengan mandat dari resolusi Majelis Umum 73/305, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa António Guterres menerbitkan laporannya tentang 'Kemajuan sistem PBB untuk mendukung Negara-negara Anggota dalam membantu para korban terorisme' (A/74/790), yang menyerukan 'peningkatan kerja sama internasional untuk membantu para korban terorisme'.
Negara-negara Anggota, melalui resolusi tinjauan dua tahunan dari Strategi Kontra-Terorisme Global telah menekankan peran penting korban terorisme dalam melawan terorisme, mempromosikan solidaritas internasional, mencegah ekstremisme dengan kekerasan, dan membantu Negara-negara Anggota untuk mengakui dan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, dan mendukung kebutuhan mereka yang berbeda.
Sejak tinjauan keenam Strategi (2018), perkembangan di tingkat internasional, regional, dan nasional semakin menunjukkan bahwa dukungan kepada para korban telah bergerak lebih dari sekadar solidaritas simbolis menuju keterlibatan yang lebih kuat untuk memajukan hak-hak dan kebutuhan mereka. Hal ini tercermin dalam pembentukan Kelompok Sahabat Korban Terorisme (Group of Friends of Victims of Terrorism) pada tahun 2019, dan pengadopsian resolusi Majelis Umum A/RES/73/305 tentang peningkatan kerja sama internasional untuk membantu para korban terorisme.
Resolusi tinjauan kedelapan, yang diadopsi pada 22 Juni 2023 (A/RES/77/298) mencatat pentingnya menegakkan hak-hak dan mendukung kebutuhan para korban terorisme, khususnya perempuan, anak-anak, dan mereka yang terkena dampak kekerasan seksual dan kekerasan berbasis gender yang dilakukan oleh para teroris. Resolusi ini mendorong semua Negara Anggota untuk mengembangkan rencana bantuan komprehensif nasional bagi para korban terorisme dan keluarga mereka untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang para korban terorisme.
Resolusi ini menyambut Kongres Global Korban Terorisme PBB yang pertama, yang diselenggarakan pada bulan September 2022 di Markas Besar PBB, dan mendorong Kantor PBB untuk Kontra-Terorisme, melalui Program Dukungan Korban Terorisme Global dan Portal Dukungan Korban Terorisme PBB, untuk terus meningkatkan kesadaran tentang korban terorisme dan mempromosikan serta melindungi hak-hak mereka. Hal ini termasuk memperkuat kapasitas Negara-negara Anggota untuk membantu para korban terorisme dan memperkuat keterlibatan mereka dengan masyarakat sipil dan organisasi sektor swasta yang relevan, yang dapat memainkan peran penting dalam membantu dan mendukung para korban terorisme.
Bagian dari artikel ini telah dipublikasikan di situs Perserikatan Bangsa-Bangsa di tautan ini: https://www.un.org/en/observances/terrorism-victims-day.