Tim PBB Mengupayakan Akses dan Keterjangkauan Energi - Indonesia dan Afrika Selatan
Dengan adanya perubahan iklim, pertumbuhan populasi dan kenaikan harga bahan bakar, banyak negara yang berjuang untuk mendapatkan energi yang terjangkau dan dapat diandalkan. Bagaimana krisis energi berdampak pada masyarakat di Afrika Selatan dan Indonesia dan bagaimana tim PBB mendukung mereka? Tonton video ini untuk informasi lebih lanjut.
Nelson Muffuh, Kepala Perwakilan PBB di Afrika Selatan.
Valerie Julliand, Kepala Perwakilan PBB di Indonesia.
Moderator: Minoru Takada, Kepala Sekretariat Energi PBB, UN DESA
Indonesia telah membuat langkah signifikan dalam hal akses energi
Dengan 93% dari populasi yang luas dan tersebar, kini Indonesia telah terhubung dengan sumber energi. Namun, 7% masih belum mendapatkan akses, atau setara dengan lebih dari 18 juta orang. Upaya PBB di Indonesia telah berkonsentrasi untuk menjangkau mereka yang tertinggal. Melalui studi terperinci dan kolaborasi dengan pemerintah Indonesia, PBB telah membantu menyempurnakan layanan perlindungan sosial, terutama bagi masyarakat miskin selama krisis energi. Mereka juga telah meningkatkan pengumpulan data pemerintah untuk memastikan tidak ada yang terlewatkan. Global Pulse Lab PBB telah menyediakan alat yang inovatif untuk analisis strategis, melengkapi pemerintah untuk mendukung penduduknya selama krisis dan maju menuju tujuan energi yang berkelanjutan.
Afrika Selatan telah meningkatkan akses energi secara signifikan
Menetapkan tujuan untuk memasok energi kepada 97% rumah tangga pada tahun 2025. Meskipun demikian, kemiskinan energi masih tetap ada, dengan 43% rumah tangga terkena dampaknya. Saat ini, negara ini menghadapi krisis pasokan, dengan penjatahan energi yang tidak hanya berdampak pada rumah tangga tetapi juga infrastruktur penting. PBB telah menyediakan keahlian untuk memperluas upaya bantuan sosial dan menginformasikan kebijakan untuk dukungan pendapatan dasar yang sedang berlangsung. Seiring dengan transisi Afrika Selatan menuju energi berkelanjutan, peran PBB menjadi sangat penting dalam memberikan saran kebijakan, mendorong konsultasi, dan mengadvokasi sistem energi inklusif yang menawarkan peluang kerja ramah lingkungan, terutama bagi perempuan dan kaum muda. Dukungan PBB menggarisbawahi komitmen untuk memastikan bahwa transisi ini tidak meninggalkan siapa pun dan berkontribusi positif terhadap respons krisis iklim.