Siaran Pers

UNHCR Mengupayakan Tindakan Segera untuk Memberikan Penyelamatan di Laut bagi Kapal-kapal yang Terombang-ambing di Laut Andaman

02 Desember 2023

BANGKOK - UNHCR, Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi, menyampaikan himbauan mendesak kepada seluruh negara di kawasan ini, terutama yang berada di wilayah sekitar Laut Andaman, untuk segera mengerahkan seluruh kemampuan pencarian dan penyelamatan mereka sebagai tanggapan atas laporan adanya kapal-kapal yang berada dalam bahaya dan membawa ratusan orang Rohingya yang terancam nyawanya.

Meskipun semua rinciannya belum sepenuhnya diketahui, UNHCR telah menerima laporan dari berbagai sumber mengenai situasi marabahaya di laut, di mana dua kapal yang penuh sesak mengalami kerusakan mesin dan kini terombang-ambing tanpa tujuan di kapal yang tidak layak laut di Laut Andaman. Kondisi cuaca dalam beberapa hari ke depan tidak dapat diprediksi dengan badai topan yang merupakan kemungkinan yang tidak menguntungkan, namun nyata. Jika digabungkan, kedua kapal tersebut membawa sekitar 400 orang.  

Perahu lainnya yang membawa 150 pengungsi Rohingya dilaporkan telah tiba di Sabang, sebuah pulau di utara Aceh pada Sabtu pagi. Masih banyak lagi yang dilaporkan dalam kondisi masih berada dalam kesulitan di lautan lepas. 

UNHCR khawatir bahwa makanan dan air akan habis dan ada risiko kematian yang tinggi dalam beberapa hari ke depan jika para pengungsi tersebut tidak diselamatkan dan diturunkan ke tempat yang aman. Sejalan dengan prinsip non-refoulement, kewajiban internasional di bawah Hukum Laut dan tradisi maritim yang sudah berlangsung lama, kewajiban untuk menyelamatkan orang-orang yang berada dalam kesulitan di laut harus ditegakkan, tanpa memandang kewarganegaraan atau status hukum orang-orang yang memerlukan pertolongan.

UNHCR mengapresiasi Indonesia yang telah menghormati komitmen internasionalnya dengan mengizinkan lebih dari 1.000 orang untuk dideportasi sejak tanggal 14 November. Teladan atas solidaritas dan kemanusiaan yang ditunjukkan Indonesia perlu diikuti oleh negara-negara lain di kawasan ini.

UNHCR menegaskan kembali seruannya untuk respons regional yang komprehensif untuk mengatasi pergerakan maritim yang berbahaya ini. Sejak tahun 2022 hingga hari ini, lebih dari 570 orang termasuk pengungsi Rohingya dilaporkan tewas atau hilang di laut.   

Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) memperingatkan lagi bahwa bisa lebih banyak lagi yang mungkin akan meninggal dunia di bawah pengawasan banyak negara pesisir, tanpa penyelamatan dan pendaratan yang tepat waktu ke tempat aman terdekat.   

UNHCR dan para mitranya siap membantu memberikan bantuan kemanusiaan yang diperlukan bagi mereka yang tidak dapat diselamatkan.

Artikel ini telah dipublikasikan di situs UNHCR Asia Pasifik melalui tautan ini: UNHCR seeks urgent action to provide lifesaving rescue at sea for boats adrift in the Andaman Sea (https://www.unhcr.org/asia/news/press-releases/unhcr-seeks-urgent-action-provide-lifesaving-rescue-sea-boats-adrift-andaman)

Entitas PBB yang terlibat dalam kegiatan ini

UNHCR
Komisariat Tinggi PBB untuk pengungsi

Tujuan yang kami dukung lewat prakarsa ini