Untuk mendukung Indonesia menyesuaikan diri dengan pengetahuan ekonomi yang modern, Jaringan Universitas Nasional Indonesia (Nationwide University Network of Indonesia atau NUNI), Asosiasi Pemimpin Digital Indonesia (APDI), dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia, kemarin “mengadakan pertemuan awal atau kick-off meeting untuk merencanakan pembentukan kemitraan” untuk mengumpulkan sumber daya pengetahuan.
Pertemuan awal untuk inisiatif ini, yang diadakan di Kampus JWC Binus University, Jakarta, bertujuan untuk menjembatani kesenjangan digital dan memberdayakan generasi muda Indonesia untuk secara aktif membentuk masa depan digital. Kemitraan ini akan berfokus pada beberapa bidang utama, termasuk keterampilan, etika, keamanan, ekonomi, inklusivitas, dan polarisasi.
Kemitraan baru ini mengakui potensi transformatif dari teknologi digital dalam mendorong kemajuan dan berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, ujar Afke Bootsman, Kepala Kantor Perwakilan PBB untuk Indonesia.
"Memberdayakan generasi muda dengan keterampilan digital dan pemikiran kritis sangatlah penting," ujar Bootsman, merujuk pada seruan Sekretaris Jenderal PBB tahun lalu tentang konektivitas universal dan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab. "Kemitraan ini menghadirkan platform yang kuat untuk membantu membekali generasi muda Indonesia dengan alat dan pengetahuan untuk tidak hanya menavigasi lanskap digital, tetapi juga secara aktif berkontribusi dalam membangun masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan."
NUNI, sebuah jaringan yang mewakili 21 universitas di seluruh Indonesia, menyadari peran penting universitas dalam menjembatani kesenjangan digital dan memastikan akses yang adil terhadap peluang, kata Prof. Dr. Ir. Y. Budi Widianarko, Ketua NUNI:
“Universitas memiliki tanggung jawab yang unik untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan dan pengetahuan digital yang mereka butuhkan untuk berkembang di abad ke-21. Selain itu, universitas juga dapat memainkan peran penting dalam memberantas kesenjangan digital di masyarakat dengan membina alumni mereka untuk menjadi agen perubahan positif yang efektif. Kemitraan ini menyediakan platform yang berharga untuk kolaborasi pertukaran pengetahuan, memungkinkan kami untuk berbagi praktik terbaik dan mengembangkan solusi inovatif yang berkontribusi pada Indonesia yang lebih eksklusif secara digital.”
APDI, yang merupakan kekuatan terdepan dalam lanskap digital Indonesia, akan memanfaatkan keahliannya untuk menjembatani kesenjangan antara akademisi dan industri, ujar Hung Hung Natalya, Bendahara APDI. “Dengan berfokus pada keterampilan yang dibutuhkan oleh para siswa seperti analisis data dan kecerdasan buatan, APDI memberdayakan kaum muda yang ambisius untuk berkembang dalam ekonomi digital yang terus berkembang dan menjadi pemimpin masa depan”, ujarnya.
Para peserta menekankan pentingnya dialog terbuka, berbagi pengetahuan, dan upaya bersama untuk mengatasi tantangan dan mencapai tujuan bersama.
“Selain dengan mitra-mitra awal, diharapkan kemitraan ini dapat diluncurkan dengan mitra-mitra lain, pemerintah dan seluruh universitas di Indonesia dalam beberapa bulan ke depan, yang akan semakin memantapkan komitmen Indonesia dalam membekali generasi muda dengan keterampilan dan pengetahuan digital yang dibutuhkan untuk meraih kesuksesan di era digital.”
Badan-badan PBB yang terlibat dalam proyek-proyek ini termasuk FAO, ITU, UNDP, UNESCO, UNIDO, dan WHO.