Indonesia bergabung dengan Energy Compacts yang dipimpin oleh PBB
01 Februari 2024
Indonesia berkomitmen sebesar US$122 miliar untuk SDG 7 dan nol emisi karbon
Republik Indonesia secara resmi telah meluncurkan Energy Compact, bergabung dengan komunitas global yang terdiri dari negara-negara anggota dan aktor-aktor non-negara yang telah berkomitmen terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 7 (SDG7) dan target nol emisi karbon. Hal ini menandai tonggak penting dalam lintasan transisi energi di Indonesia dan sejalan dengan Peta Jalan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Komitmen pendanaan di bawah Energy Compact ini cukup besar, melebihi US$122 miliar, di mana beberapa pembiayaan sedang dipertimbangkan, termasuk pembiayaan kesenjangan kelayakan, pembiayaan pengembangan proyek, peningkatan kredit untuk investasi, serta mekanisme pembiayaan campuran. Dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan porsi energi terbarukan, dengan target 23 persen pada tahun 2029, dengan fokus pada ekspansi kapasitas tenaga surya dan angin yang signifikan, yang mencapai 5,3 GW. Pemerintah Indonesia juga berencana untuk mempercepat konektivitas jaringan listrik di beberapa daerah tertentu untuk memungkinkan penetrasi energi terbarukan yang lebih besar, terutama di kawasan industri dan zona ekonomi.
Ambisi Indonesia secara keseluruhan untuk pembangunan berkelanjutan melampaui SDG7 dan mencakup indikator lintas sektoral seperti memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang adil dan mitigasi iklim, yang membutuhkan investasi keuangan yang substantial hingga US$ 272 miliar panda tahun 2030. Pemerintah telah mengidentifikasi investasi senilai US$ 5 miliar untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan pada tahun 2030.
Negara ini berencana untuk meningkatkan intensitas energi dalam perekonomiannya, dengan target pengurangan intensitas energi sebesar 1% per tahun. Indonesia juga bertujuan untuk mencapai pengurangan emisi gas rumah kaca tahunan yang lebih tinggi di sektor energi pada tahun 2030, dengan meningkatkan kapasitas pengurangan emisi tahunannya sebesar 24,5%, dari 358 MtCO2e menjadi 446 MtCO2e. Hal ini sejalan dengan tujuan global untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060.
Komitmen Energy Compact dilengkapi dengan Rencana Transisi Energi Bersama (JETP) Indonesia, yang berfokus pada persiapan masyarakat dan mengatasi tantangan seperti penciptaan lapangan kerja hijau yang berkeadilan. Pemerintah secara aktif terlibat dengan otoritas keuangan dan mendorong upaya regulasi untuk menciptakan peta jalan bagi keuangan berkelanjutan, dengan memanfaatkan instrumen seperti obligasi hijau dan obligasi terkait SDGs.
Baru-baru ini, Pemerintah juga mengeluarkan peraturan tentang konservasi energi. Peraturan tersebut mengamanatkan implementasi program efisiensi energi secara nasional, termasuk manajemen energi wajib, standar kinerja energi minimum (MEPS) dan pelabelan peralatan listrik, elektrifikasi dan implementasi kendaraan listrik (EV), standar penghematan bahan bakar, serta promosi kesadaran publik melalui kampanye dan penghargaan. Melalui inisiatif-inisiatif ini, Pemerintah akan berupaya untuk meningkatkan skor Indeks SDG secara keseluruhan sebesar 70,2 - pada skala 100 - menurut Laporan Pembangunan Berkelanjutan.
Dr. Vivi Yulaswati, Deputi Menteri Bidang Sumber Daya Alam dan Kemaritiman dan Kepala Sekretariat SDG di Badan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), yang berbicara mengenai komitmen Indonesia di COP28 mengatakan, "Kami berusaha untuk berbagi pencapaian dan mempercepat pembicaraan, dengan mempertimbangkan ekonomi hijau sebagai pengubah permainan. Melalui Energy Compacts, Indonesia berfokus pada pengembangan besar-besaran untuk energi terbarukan, termasuk panel surya terapung, biomassa wajib, dan transisi dari pembangkit listrik tenaga diesel ke energi terbarukan."
Mengucapkan selamat kepada Indonesia atas pencapaian monumental ini, Damilola Ogunbiyi, CEO dan Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Energi Berkelanjutan untuk Semua (Sustainable Energy for All), serta Ketua Bersama UN-Energy, mengatakan, "Saya dengan senang hati menyampaikan ucapan selamat kepada Republik Indonesia atas pencapaiannya yang ambisius dalam Energy Compact. Hal ini mencerminkan komitmen Indonesia yang tak tergoyahkan terhadap pembangunan berkelanjutan dan masa depan yang lebih hijau. Energy Compact selaras dengan upaya global untuk memerangi perubahan iklim dan menetapkan standar yang tinggi untuk diikuti oleh negara lain. Sustainable Energy for All dengan bangga melanjutkan dukungan kami kepada Pemerintah Indonesia yang telah membuka jalan bagi masa depan yang lebih cerah dan lebih bersih bagi warganya dan komunitas global."
PBB di Indonesia, di bawah koordinasi Kantor Perwakilan PBB di Indonesia, bersama dengan Sustainable Energy for All, baru-baru ini mengembangkan “One UN Strategy“ di mana sepuluh badan PBB akan memberikan saran kebijakan, pengembangan kapasitas, akses keuangan, berbagi pengetahuan, dan bantuan teknis.
Valerie Julliand, Kepala Perwakilan PBB untuk Indonesia, mengomentari Energy Compact Indonesia, mengatakan, "Mendukung Pemerintah Indonesia menuju masa depan energi yang berkelanjutan telah menjadi fokus utama PBB di Indonesia. Kami sangat senang dengan peluncuran Energy Compact ini, yang memiliki target ambisius dalam hal energi terbarukan, konektivitas jaringan listrik, dan konservasi energi. Kami juga akan terus mendukung pemerintah dalam Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan.
Energy Compacts adalah komitmen sukarela dan dapat dilacak yang diluncurkan pada Dialog Tingkat Tinggi tentang Energi yang diselenggarakan oleh Sekretaris Jenderal PBB pada bulan September 2021. Energy Compacts dirancang untuk memacu aksi menuju SDG7 yang sejalan dengan tujuan nol emisi karbon dan dinobatkan sebagai Inisiatif Berdampak Tinggi untuk mencapai SDG oleh Sekretaris Jenderal pada tahun 2023.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi https://www.un.org/en/energycompacts
Anda bisa membaca soal Energy Compact di sini.