Siaran Pers

Joint Programme ASSIST dari PBB Lakukan Kunjungan Lapangan: Meninjau Perubahan Berkelanjutan di Nusa Tenggara Barat pada Usaha Lokal serta Pemberdayaan Masyarakat

01 Februari 2024

-----


Dozens of people are posing in a meeting room
Caption: The United Nations through the ASSIST Joint Programme conducted a field visit in West Nusa Tenggara Province. The Head of the UN Representative in Indonesia, Valerie Julliand (Centre) together with representatives of the UN Agencies involved - UNDP, UNIDO, UNEP, and UNICEF were welcomed by Ibnu Salim S. H., M. Si, CGCAE, PJ Secretary of NTB Province.
Photo: © UN

1 Februari 2024, Nusa Tenggara Barat - Joint Programme PBB 'Accelerating SDGs Investment in Indonesia' (ASSIST JP), melaksanakan kunjungan lapangan pada tanggal 30 dan 31 Januari 2024, sebagai bagian penting dari pelaksanaan program yang didanai oleh Joint SDG Fund. Para pihak, terutama dari Badan PBB yang terlibat - UNDP, UNIDO, UNEP, dan UNICEF - di bawah koordinasi Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, menyaksikan bersama dampak nyata program bagi UKM (Usaha Kecil Menengah) lokal di sektor pangan berbasis pertanian serta start-up di sektor biru, yang membuka peluang pengembangan masyarakat dengan mendukung generasi muda di daerah tersebut.

Dalam kunjungannya, Ibu Valerie Julliand, Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, mengungkapkan apresiasi terhadap dukungan dan kerja sama yang positif dengan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini pemerintah provinsi NTB. Dukungan yang luar biasa dari Pemerintah NTB untuk pelaksanaan Joint Programme ini telah memberikan dampak positif pada usaha lokal termasuk kepada lebih dari 1.000 wirausahawan UMKM yang dipimpin oleh perempuan dan pemuda, serta start-up, yang telah menciptakan dampak perubahan yang besar bagi masyarakat setempat. 

Ia mengatakan, “program ini tidak hanya memberikan dukungan pendampingan teknis untuk peningkatan kapasitas yang disesuaikan dengan kebutuhan usaha untuk mendukung pertumbuhan lokal, tetapi juga membuka akses yang lebih luas terhadap peluang pembiayaan yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan . Selain itu, kegiatan yang mendukung usaha lokal untuk memasuki pasar yang lebih luas juga menjadi kunci untuk pertumbuhan UMKM dan start-up.”

Beragam solusi untuk NTB dari Joint Programme ASSIST JP

Bantuan teknis oleh UNIDO dan UNEP dilaksanakan untuk memastikan praktik pertanian berkelanjutan dan perubahan ke arah metode sirkular yang berinput rendah. Pusat pembelajaran untuk UMKM, yang merupakan aspek kunci, berfungsi sebagai sentra bagi lebih dari 200 komunitas petani dan penduduk desa untuk mengadopsi teknik pertanian yang ramah lingkungan dan penggunaan sumber daya yang efisien. Hal ini diharapkan menjadi fondasi penting untuk merubah paradigma lokal yang mengarah pada peningkatan produktivitas, pemasaran, daya saing, serta akses keuangan yang berkelanjutan.

Seperti yang disaksikan dalam kunjungan lapangan pertama ke UD. Sasak Tani, salah satu UMKM yang menjadi penerima manfaat di sektor agrifood, telah menjadi pendorong perubahan positif bagi masyarakat lokal. Pengaruh positif dari UMKM ini tidak hanya terbatas pada sektor pertanian, tetapi juga menjangkau bidang pendidikan. Dengan menyisipkan topik pertanian berkelanjutan bekerjasama dengan sekolah-sekolah melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) kurikulum "Merdeka Belajar", UMKM tersebut berupaya untuk memberdayakan siswa-siswi di sekolah setempat dengan pengetahuan pertanian yang akan bermanfaat di masa depan. Pendekatan holistik ini menjadi bagian penting dari strategi yang lebih luas untuk menanamkan pola pikir sadar lingkungan pada generasi muda berdasarkan pemahaman tentang pertanian yang bertanggung jawab untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan.

Kunjungan lapangan kedua menuju ke empat start-up alumni program Blue Finance Accelerator (BFA), sebuah inisiatif kerja sama yang diluncurkan UNDP dan ADB (Asian Development Bank) berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi – yaitu Conplas, Karya Pesisir, Lamops, dan Oganic. Setelah lulus dari BFA, start-up tersebut bekerja sama untuk memperluas bisnis mereka dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas di NTB. 

Sebagai contoh, Lamops merupakan start-up yang berfokus pada daur naik (upcycling) limbah mutiara. Setelah menyelesaikan program BFA, mereka bermitra dengan tiga tambak mutiara dan berhasil mengurangi satu ton limbah mutiara di provinsi NTB. Selain itu, mereka menyelenggarakan lokakarya untuk 100 orang peserta dan 10% peserta pelatihan berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai pengrajin.

Valerie Julliand is having a conversation about a product by Lamops
Caption: UN Resident Representative in Indonesia, Valerie Julliand attending a workshop conducted by Lamops (a start-up focused on pearl recycling), one of the alumni of the Blue Finance Accelerator programme, a collaborative initiative launched by UNDP and ADB (Asian Development Bank) in collaboration with the Coordinating Ministry for Maritime Affairs and Investment and Instellar Indonesia.
Photo: © UN

BFA tidak hanya memberikan dukungan pelatihan, tetapi juga memberdayakan start-up dan UMKM untuk mengakses peluang investasi berdampak melalui. BFA berfokus pada meningkatkan kapasitas dan dukungan bagi bisnis yang beroperasi di sektor biru, seperti perikanan berkelanjutan, akuakultur, pengelolaan limbah laut, pengurangan polusi plastik, dan mitigasi atau adaptasi perubahan iklim. Peserta menerima kurikulum yang disesuaikan yang mencakup aspek bisnis, inovasi, pengukuran dan manajemen dampak, perspektif gender, dan topik terkait ekonomi biru. Untuk memastikan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, program ini memberikan dukungan berupa kegiatan mentoring, konsultasi, serta bimbingan dari tim penasihat.

Kunjungan dilanjutkan dengan berinteraksi bersama siswa-siswi dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri 4, yang menjadi penerima Program Indonesia Pintar yang dibiayai oleh Obligasi Berkelanjutan (SDG Bond) dengan dukungan dari ASSIST JP. Guna meningkatkan pemahaman tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), kunjungan ditutup dengan sesi Talkshow SDGs di Madrasah Aliyah Negeri 1 yang dihadiri oleh lebih dari 100 siswa dan guru.


Valerie Julliand and Nila Murti are talking next to three boys who craft
Caption: Valerie Julliand, UN in Indonesia Resident Coordinator, visiting Madrasah Ibtidaiyah Negeri 4 Lombok Tengah, one of the scholarship recipients of the Indonesia Pintar Programme, which is funded through a collaboration between ASSIST JP and the Ministry of Finance for the issuance of SDG Bonds.
Photo: © UN

Interaksi ini memperlihatkan dampak dinamis dari ASSIST JP pada inisiatif keberlanjutan dan transisi hijau yang dipimpin oleh pemuda, karena pemuda mengambil peran penting dalam advokasi untuk pengadopsian praktik berkelanjutan di berbagai sektor. Pendekatan komprehensif ASSIST JP tidak hanya terbatas pada intervensi teknis semata, tetapi juga melibatkan lembaga-lembaga pendidikan, menciptakan ekosistem ekonomi berkelanjutan yang memberdayakan pemuda, serta berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan ekonomi yang lebih luas di Nusa Tenggara Barat dan sekitarnya. 

Mewakili Plt. Gubernur Nusa Tenggara Barat, Bapak Ibnu Salim, Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi NTB menyampaikan apresiasi atas dampak transformatif ASSIST JP terhadap masyarakat setempat. Beliau menyampaikan, "Dukungan tak ternilai dari PBB dalam  ASSIST Joint Programme telah secara signifikan memberi manfaat bagi wirausaha di berbagai sektor di Nusa Tenggara Barat dengan memberikan pendampingan teknis dan peningkatan kapasitas yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas, daya saing, dan akses yang lebih luas ke pasar lokal dan internasional. Program ini, sembari mengembangkan keahlian lokal dalam topik-topik seperti keberlanjutan, ekonomi sirkular, efisiensi sumber daya, produktivitas, dan akses pasar, juga membantu meningkatkan kondisi keuangan UMKM sebagai penerima manfaat, sehingga mereka menjadi lebih tangguh dalam jangka panjang. Program ini menawarkan manfaat sosial dan ekonomi yang sangat besar bagi provinsi ini, dan kami harap kolaborasi ini terus berlanjut di masa depan".

GenericSW

Siska Widyawati

UNIC
National Information Officer

Entitas PBB yang terlibat dalam kegiatan ini

RCO
United Nations Resident Coordinator Office
UNDP
Program Pembangunan PBB
UNEP
Program Lingkungan PBB
UNICEF
Dana Anak-anak PBB
UNIDO
Organisasi Pengembangan Industri PBB

Tujuan yang kami dukung lewat prakarsa ini