Hari Perempuan Internasional 2024: Investasi pada Perempuan, Katalis untuk Pertumbuhan Ekonomi
08 Maret 2024
-----
7 Maret 2024
Menjelang Hari Perempuan Internasional, 8 Maret, kita diingatkan tentang kemajuan signifikan yang telah dicapai perempuan secara global dalam meruntuhkan hambatan dan memajukan kesetaraan gender. Dari berjuang untuk hak asasi manusia hingga membuat kemajuan dalam pendidikan dan peran kepemimpinan, kemajuan tersebut tidak dapat disangkal. Namun, tantangan untuk pencapaian kesetaraan gender masih tetap ada.
Miliaran perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia terus menghadapi marginalisasi, ketidakadilan, dan diskriminasi. Lebih lanjut, krisis global berdampak secara tidak proporsional terhadap perempuan dan anak perempuan, memperbesar kesulitan mereka di daerah yang terkena dampak konflik, perubahan iklim, kemiskinan, dan kelaparan. Statistik mengungkapkan realitas yang suram: di setiap wilayah dunia, perempuan lebih mungkin menghadapi kelaparan daripada laki-laki.
Serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 30.000 jiwa, tujuh puluh persennya adalah perempuan dan anak-anak. Satu juta perempuan telah mengungsi dan 3.000 perempuan menjadi janda.
Di Indonesia, kesetaraan gender dalam pendidikan telah dicapai, namun di beberapa sektor kemajuan masih lambat. Menurut data BPS tahun 2023, partisipasi angkatan kerja perempuan adalah 54,4%, jauh di bawah partisipasi laki-laki. 64% Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dikelola oleh perempuan, tapi mereka hanya terrepresentasi secara besar di bisnis skala mikro.
Selain itu, prevalensi kekerasan dan praktik berbahaya terhadap perempuan terus menjadi masalah yang mendesak, dengan Survei Nasional Pengalaman Hidup Perempuan (SPHPN) tahun 2021 melaporkan bahwa 1 dari 4 perempuan berusia 15-64 tahun telah mengalami kekerasan dalam hidupnya.
Ketidaksetaraan gender juga memengaruhi kemampuan perempuan dan anak perempuan untuk membuat keputusan sendiri tentang tubuh, kesehatan, dan masa depan mereka. Ketika kesehatan seksual dan reproduksi dan hak reproduksi perempuan dan anak perempuan tidak terpenuhi, konsekuensinya sangat serius. Seorang ibu meninggal setiap jam karena komplikasi dari kehamilan dan persalinan. Lebih dari setengah putri dari perempuan usia 15-49 tahun yang tinggal bersama telah menjalani pemotongan dan pelukaan genitalia perempuan (P2GP) menurut SPHPN 2021. Satu dari 12 perempuan berusia 20-24 menikah sebelum berusia 18 tahun menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2022.
Hanya ketika perempuan dan anak perempuandapat menjalankan otonomi tubuh mereka dan membuat pilihan yang terinformasi bagi diri sendiri, mereka dapat mencapai potensi penuh mereka, berpartisipasi sepenuhnya dalam lingkup sosial, ekonomi, dan politik, dan berkontribusi pada pembangunan.
Kepala Perwakilan PBB di Indonesia Valerie Julliand menekankan peran kritis investasi dalam memajukan kesetaraan gender, menyatakan, "Kita membutuhkan investasi publik dan swasta dalam program untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan, memastikan pekerjaan layak, dan mendorong inklusi dan kepemimpinan perempuan dalam teknologi digital, pembangunan perdamaian, aksi iklim, dan di semua sektor ekonomi."
Tema Hari Perempuan Internasional 2024 adalah "Berinvestasi pada perempuan: Mempercepat kemajuan". Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa diperlukan $360* miliar per tahun hanya untuk menutup kesenjangan gender dalam pendidikan saja, investasi yang bisa secara signifikan meningkatkan PDB global (Produk Domestik Bruto) sebesar 20% dan menciptakan 300 juta pekerjaan baru pada tahun 2035.
Perserikatan Bangsa-Bangsa Bekerja di Indonesia untuk Kesetaraan Gender
Perserikatan Bangsa-Bangsa di Indonesia telah berada di garis depan mendukung pemerintah Indonesia dalam memperjuangkan kesetaraan gender melalui berbagai inisiatif. Dalam Laporan Tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Indonesia 2022, yang diluncurkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, upaya PBB dalam kesetaraan gender disoroti.
UN Women telah mendukung lebih dari 7000 perempuan wirausaha dengan memberi mereka akses ke pengembangan keterampilan kewirausahaan dan digital serta akses ke komunitas belajar. Lebih lanjut, Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Perempuan (WEPs), yang diinisiasi oleh UN Women dan Global Compact, kini ditandatangani oleh 9.000 perusahaan secara global, termasuk 182 perusahaan di Indonesia, sebagai bentuk komitmen dari sektor swasta untuk mengintegrasikan kesetaraan gender ke dalam praktik dan budaya bisnis.
Upaya kolaboratif antara Badan-BadanPBB dan kementerian Indonesia telah menghasilkan kemajuan signifikan dalam mengatasi tantangan berbasis gender. UNFPA mendukung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) dalam melakukan Survei Nasional Pengalaman Hidup Perempuan untuk memperdalam pemahaman dan meningkatkan respons kebijakan terhadap kekerasan terhadap perempuan, serta memperkuat layanan bagi penyintas kekerasan berbasis gender.
Selain itu, UNDP telah bekerja keras untuk memastikan kesetaraan gender dimasukkan dalam agenda Indonesia untuk mencapai SDGs. Sebagai contoh, UNDP telah berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia dan mitra lainnya untuk menerbitkan pedoman dan standar untuk pertimbangan gender dalam berbagai sektor, termasuk pertambangan emas skala kecil dan anggaran iklim, menunjukkan komitmen untuk mengembangkan dan mengadvokasi kebijakan yang responsif gender.
Roadmap UNICEF untuk air minum yang dikelola dengan aman mencakup integrasi kesetaraan, kesetaraan gender, dan peluang kerja. UNAIDS, dengan Jaringan Perempuan Positif Indonesia (IPPI), melibatkan organisasi komunitas dalam merevisi KUHP untuk melindungi hak-hak orang dengan HIV dan kesetaraan gender. UNESCO menganalisis sektor film Indonesia untuk inklusivitas gender, meningkatkan upaya dengan silabus Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial untuk sekolah film, menandai langkah signifikan menuju kesetaraan gender yang komprehensif di Indonesia.
Berinvestasi pada perempuan dan anak perempuan bukan hanya kewajibanmoral, tetapi juga investasi strategis yang menghasilkan keuntungan bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan.
"Di Hari Perempuan Internasional, mari tegaskan kembali komitmen kita dalam mempercepat upaya untuk mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia," tambah Valerie.
Kontak: Siska Widyawati, Pusat Informasi PBB di Indonesia 087884885489