Bapak Ateng Hartono, Deputy Bidang Statistic Sosial BPS
Bapak Ali Said, Direktur Statistic Kependudukan dan Tenaga Kerja
ESCAP dan rekan-rekan PBB
Selamat Pagi.
Merupakan suatu kebanggaan dapat berpartisipasi dalam lokakarya ini untuk berdiskusi, belajar, dan berkolaborasi dalam memanfaatkan potensi penuh dari data administratif untuk statistik resmi di Indonesia.
Lokakarya ini menandai momen penting dalam upaya kolektif kita untuk meningkatkan satu data dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan.
Data administratif merupakan landasan tata kelola pemerintahan yang efektif, memberikan wawasan yang tak ternilai mengenai dinamika masyarakat kita, yang perlu kita tingkatkan lebih jauh lagi di masa depan.
Peran data administratif dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tidak dapat diremehkan.
Data yang akurat dan tepat waktu sangat penting untuk memantau kemajuan, mengidentifikasi kesenjangan, dan membuat keputusan berdasarkan informasi yang mendorong pembangunan berkelanjutan.
Data administratif, yang secara rutin dikumpulkan oleh pemerintah dan penyedia layanan, menyediakan sumber informasi yang kaya dan berkesinambungan yang secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan kita untuk melacak SDG.
Sebagai contoh, data administratif dapat mendukung lebih dari separuh indikator SDG.
Hal ini termasuk bidang-bidang penting di bawah sektor kesehatan, di mana catatan kependudukan dan catatan kesehatan dapat memberikan data tentang tingkat kematian ibu, prevalensi penyakit, dan akses ke layanan kesehatan.
Demikian pula, catatan pendaftaran sekolah dan sistem informasi manajemen pendidikan dapat melacak tingkat melek huruf, kehadiran di sekolah, dan pencapaian pendidikan.
Data registrasi bisnis dapat memberikan wawasan tentang tren ketenagakerjaan, aktivitas ekonomi dan demografi tenaga kerja, untuk mendukung SDG 8.
Data sosial dan pajak dapat membantu mengukur distribusi pendapatan dan dampak program perlindungan sosial untuk mendukung SDG 10.
Selain itu, integrasi big data dengan data administratif membuka jalan baru untuk inovasi dan wawasan.
Saya tahu bahwa BPS adalah pusat regional PBB untuk data besar dan ilmu data untuk Asia Pasifik, yang didukung oleh ESCAP dan DESA.
BPS saat ini terlibat dalam inisiatif one rice data dengan bantuan teknis dari FAO dan ESCAP untuk memanfaatkan Big Data Pengamatan Bumi dan AI untuk mengujicobakan produksi, distribusi, dan panen beras secara waktu yang langsung.
Ketika metodologinya telah selesai, hal ini dapat menjadi langkah besar dalam mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi bagi BPS.
PBB di Indonesia berkomitmen untuk mendukung inisiatif ini dan menunjukkan manfaat big data yang muncul dari inisiatif ini di seluruh wilayah Indonesia.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada BPS-Statistics Indonesia, ESCAP dan Statistics Norway atas bantuan teknis mereka dalam menyelenggarakan acara ini.
Saat kita memulai perjalanan ini, mari kita ingat bahwa keberhasilan upaya kita bergantung pada kekuatan kemitraan dan tekad kolektif kita untuk berinovasi dan beradaptasi.
Saya yakin bahwa pengetahuan dan pengalaman yang dibagikan di sini akan membuka jalan menuju sistem statistik yang lebih kuat dan tangguh di Indonesia.