Ibu Vivi Yulaswati, Deputi Menteri, Bappenas
Pak Stefanos Fotiou, Direktur Pusat Koordinasi Sistem Pangan PBB
Para duta besar, perwakilan Pemerintah dan rekan-rekan PBB
Selamat Pagi
Hari ini kita berkumpul bersama untuk mempercepat transformasi sistem pangan Indonesia yang berkelanjutan sejalan dengan SDGs dan aksi iklim.
Kemitraan antara Pemerintah, sektor swasta, dan PBB, melalui FAO, WFP, IFAD, dan UNDP, sangat penting dalam proses ini.
Indonesia memiliki sektor pertanian yang kuat dengan kemampuan untuk memastikan ketahanan pangan bagi semua.
Namun, praktik-praktik yang berkelanjutan dan tahan iklim perlu ditingkatkan sambil meningkatkan produktivitas untuk meningkatkan kontribusi pertanian terhadap PDB, yang saat ini menyumbang hampir 14%.
Hal ini terutama terjadi karena fluktuasi pasar global membuat Indonesia terpapar pada volatilitas harga pangan dan gangguan pada rantai pasokan global.
Pada saat yang sama, sistem pangan domestik tetap rentan terhadap guncangan iklim bahkan ketika sepertiga dari semua makanan hilang atau terbuang, yang menyumbang 5% dari PDB.
Kemajuan Indonesia dalam pencapaian SDGs cukup baik, dengan enam dari 10 indikator berada di jalur yang tepat.
Namun, tujuan-tujuan yang terkait dengan pertanian berkelanjutan, nutrisi, dan energi bersih perlu dipercepat karena ketiganya saling terkait dan berdampak pada sistem pangan.
Sebagai contoh, tekanan air mengancam irigasi, yang berdampak pada produktivitas pertanian.
Penunjukan Ibu Retno Marsudi sebagai Utusan Khusus PBB untuk Air akan memungkinkan untuk mendukung solusi terintegrasi di seluruh negara.
Diversifikasi sistem pangan juga penting untuk ketahanan pangan dan nutrisi yang sehat bagi semua.
Agenda pemerintah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian selaras dengan tujuan ini, dengan fokus pada tanaman tradisional seperti jagung, kedelai, singkong, tebu, sagu, dan sukun.
Program makanan bergizi Presiden menandai sebuah langkah besar ke depan. Program ini akan mendorong produksi lokal yang berkelanjutan untuk mengatasi stunting bagi hampir 80 juta bayi, anak-anak, dan ibu dalam waktu lima tahun.
Makanan sehat yang diproduksi oleh petani lokal dan dimasak oleh masyarakat setempat akan membantu memenuhi kebutuhan anak-anak dan ibu hamil di masyarakat.
Untuk memfasilitasi program makanan bergizi, pendekatan menyeluruh dari seluruh PBB dilakukan dengan menganalisis rantai pasokan lokal, keamanan pangan, keanekaragaman pangan, fortifikasi hayati, serta kehilangan dan pemborosan pangan, di antaranya.
Kami juga ingin mengeksplorasi potensi obligasi SDG yang menargetkan program makanan bergizi untuk memobilisasi pembiayaan tambahan.
Cara lain untuk mentransformasi sistem pangan adalah dengan melibatkan kaum muda mulai dari produksi tanaman hingga advokasi konsumsi yang bertanggung jawab.
Hal ini sangat penting karena sebagian besar petani Indonesia berusia di atas 40 tahun dan sebagian besar adalah perempuan yang tidak memiliki akses terhadap digitalisasi.
Kita dapat memanfaatkan potensi besar anak muda untuk menyebarkan praktik terbaik dalam pola makan bergizi, pengurangan kehilangan pangan dan limbah, di antaranya.
Mereka juga dapat meningkatkan solusi digital untuk mengurangi penggunaan sumber daya dan meningkatkan efisiensi.
Dalam kemitraan dengan Pemerintah, PBB bekerja sama dengan gerakan pramuka nasional untuk mempromosikan keterlibatan aktif mereka di bidang-bidang ini.
Indonesia telah berkomitmen untuk mentransformasi ketersediaan, produktivitas, keberlanjutan, dan tata kelola pangan pada KTT sistem pangan.
Namun, di negara kepulauan terbesar di dunia ini, tidak ada solusi yang cocok untuk semua. Diperlukan strategi yang beragam untuk menyesuaikan dengan kondisi iklim regional.
Di Sulawesi dan Maluku, misalnya, meningkatkan produksi makanan laut seperti udang dan rumput laut akan memberikan hasil yang transformatif.
Sementara itu, di Sumatera, fokusnya adalah pada peningkatan kualitas produksi pangan, termasuk pertanian organik.
Jalur-jalur ini perlu menekankan pada sistem pangan yang tahan terhadap iklim, sekaligus melindungi sumber daya alam, menjaga keanekaragaman hayati, dan menurunkan emisi di seluruh spektrum produksi dan konsumsi.
Hari ini adalah kesempatan untuk berbagi wawasan menuju pendekatan terpadu dan mengidentifikasi bagaimana kita dapat menampilkan Indonesia sebagai model konvergensi di COP30.
Saya sangat menantikan masukan dari Anda.
Terima kasih