Mempromosikan lapangan Kerja Produktif, Kesetaraan Gender, dan Kesehatan di Dunia Kerja - Sambutan Kepala Perwakilan PBB sebagai Moderator, Gita Sabharwal
10:00 – 12:00, 25 Februari 2025, Selasa
Tempat: ESCAP HALL
Panel Tingkat Tinggi, “Mendorong solusi berkelanjutan, inklusif, berbasis sains dan bukti untuk Agenda 2030 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan demi memastikan tidak ada yang tertinggal di Asia dan Pasifik – Mempromosikan Lapangan Kerja Produktif, Kesetaraan Gender, dan Kesehatan di Dunia Kerja.”
Salam pembuka:
Terima kasih, Ketua.
Yang Mulia, Para Delegasi yang Terhormat,
Merupakan kehormatan bagi saya untuk memoderasi sesi tingkat tinggi ini yang mempertemukan para pemimpin politik dan pembuat kebijakan utama untuk membahas percepatan lapangan kerja produktif.
Kami merasa beruntung dapat mendengar wawasan dari Anda semua hari ini, dan saya sangat menantikan diskusi ini.
Memperkuat lapangan kerja produktif mencakup penciptaan pekerjaan yang layak, peningkatan perlindungan sosial, pengembangan modal manusia, serta peningkatan inklusi perempuan dalam dunia kerja.
Aspek-aspek ini adalah pilar utama SDGs, dan diperlukan intervensi yang kuat melalui kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, dan PBB untuk mendorong kemajuan nyata.
Kawasan Asia-Pasifik telah mencatat kemajuan signifikan dalam SDG 3 (kesehatan dan kesejahteraan), tetapi masih tertinggal dalam SDG 8 (pekerjaan layak).
Mempercepat kemajuan dalam hak pekerja, peningkatan keterampilan, perluasan kesempatan, dan kesejahteraan tenaga kerja sangat penting di kawasan yang merupakan pusat dinamika ekonomi global, menyumbang 60% pertumbuhan dunia dan separuh dari perdagangan global dengan tenaga kerja mencapai 2 miliar orang.
Dua pertiga dari pekerja ini berada dalam sektor informal dengan upah rendah, perlindungan sosial yang minim, serta akses terbatas terhadap keamanan dan kesehatan kerja.
Sebagian besar dari mereka adalah perempuan yang terjebak dalam sektor dengan produktivitas rendah dan memiliki sedikit kesempatan untuk meningkatkan keterampilan atau mengakses sumber kredit yang dibutuhkan.
Selain itu, pasar tenaga kerja di Asia-Pasifik mengalami transformasi cepat, dengan hampir 90% perusahaan swasta mulai mengadopsi teknologi baru seperti akal imitasi (AI).
STEM memainkan peran sentral dalam keterampilan baru yang dibutuhkan di pasar ini. Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak tenaga kerja, khususnya perempuan, di bidang STEM untuk menjembatani kesenjangan keterampilan dan mendukung transisi hijau di kawasan ini.
Keberlanjutan juga akan menjadi faktor utama dalam menciptakan lapangan kerja produktif dan pertumbuhan ekonomi.
Laporan Delivering a Just Transition, yang disusun bersama oleh ESCAP, ADB, dan UNDP serta akan diluncurkan hari ini, menunjukkan bahwa transisi hijau dan biru berpotensi menciptakan 9% tambahan pekerjaan layak pada pertengahan abad ini, dengan energi terbarukan sebagai sektor utama penggeraknya.
Tenaga kerja juga harus dipersiapkan untuk memanfaatkan peluang dari perkembangan urbanisasi yang pesat. Saat ini, satu dari dua orang tinggal di kota, dan angka ini akan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang.
Memanfaatkan urbanisasi secara efektif dapat membuka jutaan lapangan kerja hijau, terutama di sektor transportasi berkelanjutan, infrastruktur rendah karbon, dan layanan ramah lingkungan.
Tantangan yang kita hadapi bersifat universal di seluruh kawasan, namun tidak ada solusi yang dapat diterapkan secara seragam di semua negara.
Dalam panel ini, kita berkesempatan untuk mendengar langsung dari para pembuat kebijakan utama mengenai bagaimana pemerintah mereka merancang kebijakan dan solusi untuk menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan perlindungan sosial, serta mengembangkan kapasitas tenaga kerja melalui program peningkatan dan penyesuaian keterampilan (reskilling dan upskilling).
Dengan berbagi praktik terbaik dari pengalaman masing-masing negara, kita dapat memperkuat basis bukti untuk intervensi kebijakan yang lebih efektif dalam mendukung lapangan kerja produktif di Asia-Pasifik.
Paparan dari Negara:
Indonesia: H.E. Febrian Alphyanto Ruddyard, Wakil Menteri PPN/Bappenas, akan menjelaskan bagaimana Indonesia memperluas perlindungan sosial, mengembangkan keterampilan tenaga kerja sesuai permintaan pasar, dan mendorong lapangan kerja produktif guna mendukung visi pertumbuhan ekonomi 8%.
Negara Federasi Mikronesia: H.E. Florian J. Yatilman, Wakil Departemen Sumber Daya dan Pengembangan, akan memaparkan strategi pengembangan keterampilan untuk ekonomi berkelanjutan di negara kepulauan kecil yang rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Republik Demokratik Rakyat Laos: – H.E. Soukphaphone Phanit, Perwakilan Tetap Persatuan Perempuan Laos & Perwakilan ACWC untuk Hak Perempuan, akan mengulas tantangan dalam penciptaan pekerjaan layak, terutama dalam konteks partisipasi perempuan dalam tenaga kerja yang saat ini berada di angka 56%.
Intervensi di Tingkat Kebijakan
Setelah sesi ini, saya ingin mengundang perspektif dari ADB, UNDP, dan Serikat Pekerja untuk memberikan refleksi strategis tentang cara meningkatkan produktivitas tenaga kerja di kawasan ini.
Ms. Fatima Yasmin, Wakil Presiden Asian Development Bank, akan menguraikan investasi transformasional yang diperlukan untuk mendorong transisi yang berkeadilan.
Ms. Kanni Wignaraja, Asisten Sekretaris Jenderal & Direktur Regional UNDP untuk Asia-Pasifik, akan menjelaskan bagaimana UNDP menghadirkan bantuan teknis mutakhir untuk mendukung transisi yang produktif dan berkeadilan.
Ms. Kate Lappin, Sekretaris Regional Public Services International untuk Asia-Pasifik, akan membahas pentingnya memastikan bahwa suara dan hak pekerja tetap menjadi prioritas di tengah transformasi ekonomi.
Terima kasih atas wawasan yang sangat berharga ini.
Saya ingin mengembalikan diskusi kepada masing-masing panelis untuk menyampaikan pandangan mereka dalam dua menit tentang bagaimana kita dapat memanfaatkan kerja sama Selatan-Selatan guna memperluas praktik terbaik dalam penciptaan lapangan kerja produktif di Asia-Pasifik.
Yang Mulia, para delegasi terhormat, saya ingin menyampaikan apresiasi atas wawasan dan rekomendasi kebijakan yang telah disampaikan dalam sesi ini untuk mendorong lapangan kerja inklusif dan produktif melalui penguatan keterampilan dan perlindungan sosial.
Aspek-aspek ini merupakan tulang punggung dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan di Asia-Pasifik guna mendukung pencapaian SDG 8.
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh panelis dan peserta atas partisipasi aktif serta komitmen Anda dalam mewujudkan visi bersama kita untuk ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di kawasan ini.
Terima kasih.
Pidato Oleh
