Bapak Putut Hari Satyaka, Deputi Menteri Bidang Pembiayaan dan Investasi, Bappenas
Perwakilan Tetap Republik Indonesia di New York
Perwakilan dari Kementerian Agama, Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri, OJK, dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah
BAZNAS, Baitul Mal Aceh, dan organisasi zakat serta wakaf lainnya
Bank Syariah Indonesia dan BTPN Syariah
Rekan-rekan dari Badan-Badan PBB
----------------------
Izinkan saya mengucapkan terima kasih kepada BAPPENAS atas penyelenggaraan dialog ketiga ini, yang akan menjadi masukan bagi posisi pemerintah dalam persiapan FfD.
Dua dialog pertama telah mempertemukan para pemangku kepentingan untuk mengevaluasi pembiayaan inovatif dan membahas secara mendalam instrumen pembiayaan iklim yang menghubungkan sektor publik dan swasta.
Dialog hari ini berfokus pada keuangan Islam dalam mendukung SDGs yang selaras dengan agenda pembangunan berwawasan ke depan pemerintah untuk mencapai visi Presiden dalam mewujudkan pertumbuhan 8%.
Di PBB, kami ingin memastikan Keuangan Islam dimasukkan sebagai bagian dari dokumen hasil FfD, mengakui potensinya dalam berkontribusi pada SDGs bersama dengan OKI.
Suara Indonesia, sebagai pemimpin dalam pembiayaan inovatif dan penghubung antarnegara, akan sangat penting dalam memperluas berbagai instrumen pembiayaan inovatif di seluruh negara saat mereka berupaya mengatasi kesenjangan pembiayaan.
Keuangan Islam menawarkan kerangka kerja yang unik, berbasis etika, dan sesuai dengan prinsip Syariah yang sejalan dengan SDGs.
Ini mencerminkan prinsip keadilan, tanggung jawab bersama, dan kesejahteraan sosial, serta mendorong pendekatan yang lebih inklusif.
Ini juga menunjukkan luasnya jangkauan dan kekuatan kemitraan yang perlu kita bangun untuk mempercepat pembangunan berkelanjutan agar tidak ada yang tertinggal.
Kehadiran Anda di sini sebagai perwakilan dari kementerian, regulator, bank, komunitas Islam, pasar modal, serta organisasi zakat dan wakaf membuktikan hal ini.
Dalam konteks global yang lebih luas, Indonesia diakui sebagai salah satu negara paling dermawan, mencerminkan budaya memberi yang kuat, termasuk melalui kontribusi Zakat, Sedekah, dan Wakaf.
Analisis menunjukkan bahwa dana Zakat dan Wakaf saja memiliki basis aset sebesar $27 miliar, yang dapat semakin memperluas pembiayaan dalam mendukung SDGs secara lebih luas.
PBB bekerja sama dengan pemerintah, bank syariah, dan organisasi zakat untuk memanfaatkan Keuangan Islam guna mempercepat pencapaian SDGs dan mendorong target iklim.
Bersama Kementerian Keuangan, UNDP mendukung pengembangan green sukuk, yang telah berhasil mengumpulkan tambahan $9 miliar selama enam tahun terakhir.
Dana ini telah mendukung 7,8 juta rumah tangga untuk meningkatkan pengelolaan sampah, berinvestasi dalam pengolahan air limbah, dan menghasilkan lebih dari 7 kW daya melalui energi terbarukan. Ini juga mendukung investasi dalam transportasi perkotaan berkelanjutan.
Tahun lalu saja, hasil dari green sukuk berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 1%.
Ini adalah contoh skala dampak yang dapat diberikan oleh Keuangan Islam selain dari investasi yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor swasta.
Di tingkat provinsi, UNICEF, bekerja sama dengan Baitul Mal Aceh, memanfaatkan hampir $14 juta untuk memastikan pendidikan, gizi, sanitasi, dan kebersihan bagi lebih dari 20.000 rumah tangga, termasuk 2.300 anak.
Demikian pula, dengan NTB, kemitraan UNICEF dengan BAZNAS telah membantu ribuan rumah tangga mendapatkan akses reguler ke air minum yang aman dan sanitasi. Ini secara langsung berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Dengan ditunjuknya Ibu Retno sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal untuk Air, dalam kemitraan dengan Kementerian Agama dan BAPPENAS, PBB ingin mengeksplorasi perluasan pendekatan ini ke provinsi lain dengan fokus pada air minum yang aman dan sanitasi bagi keluarga yang kurang terlayani. Ini akan secara langsung berkontribusi pada percepatan pencapaian SDG 6, yang saat ini masih tertinggal di Indonesia.
Saya menantikan untuk memperkuat kemitraan kita guna memaksimalkan agenda penting ini sepenuhnya.
Terima kasih.
-------------------------
Tambahan:
Selain itu, UNDP bekerja sama dengan BAZNAS dalam memanfaatkan Keuangan Islam untuk mendukung konservasi keanekaragaman hayati, dengan mengalokasikan $54.000 untuk proyek di Sulawesi dan Kalimantan Barat, di mana modul pertanian kakao berkelanjutan telah dikembangkan.