UNOPS, UN Global Pulse, Bappenas, dan UN Women Dukung Keamanan Digital bagi Perempuan dan Anak Perempuan di Indonesia melalui Pulse Talk
18 Juni 2025
-----
Jakarta, Indonesia — Sebagai bagian dari komitmen untuk memajukan kesetaraan gender dan transformasi digital yang inklusif, UNOPS Indonesia, UN Global Pulse Asia-Pasifik, UN Women Indonesia, dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersama-sama menyelenggarakan edisi ketiga dari Pulse Talk di Jakarta hari ini. Sesi ini, yang diorganisir dalam kerangka inisiatif UN Global Pulse Asia-Pasifik, mengangkat tema penting: “Menciptakan Ruang Aman Daring dan Lebih dari Itu: Menanggapi Kekerasan Daring terhadap Perempuan dan Anak Perempuan.”
Kemajuan pesat teknologi dan alat digital telah secara signifikan mengubah masyarakat, menciptakan peluang baru bagi perempuan dan anak perempuan untuk mengakses serta berpartisipasi di ruang digital, sekaligus mendorong kemajuan menuju kesetaraan gender. Namun, kemajuan digital ini juga membawa dampak negatif, karena platform daring semakin menjadi ruang di mana kekerasan terhadap perempuan, anak perempuan, dan kelompok marjinal diperparah.
Edisi terbaru dari Pulse Talk ini bertujuan untuk memahami dinamika kekerasan daring terhadap perempuan dan anak perempuan, mengeksplorasi cara-cara untuk mencegah dan merespons hal tersebut, serta mengembangkan strategi untuk menciptakan lingkungan digital yang aman dan inklusif yang menjunjung tinggi hak, keselamatan, dan martabat semua pengguna, terutama mereka yang paling berisiko.
Acara ini menghadirkan lebih dari 95 peserta dari pemerintah, masyarakat sipil, organisasi internasional, akademisi, dan kelompok pemuda. Diskusi difokuskan pada pendalaman pemahaman terhadap cakupan dan dampak kekerasan daring, mengidentifikasi praktik dan intervensi lokal yang menjanjikan, serta memperkuat upaya terkoordinasi untuk membangun ruang digital yang lebih aman dan inklusif bagi semua. Acara ini juga disiarkan langsung melalui kanal YouTube resmi Bappenas dan menjangkau sekitar 250 penonton tambahan, memperluas jangkauan diskusi di luar lokasi fisik.
Gita Sabharwal, Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, membuka acara dengan menyoroti urgensi inklusi dan pemberdayaan digital. “Memastikan bahwa perempuan dan anak perempuan dapat berkembang dengan aman di ruang daring yang bebas dari pelecehan, perundungan, dan kekerasan akan memberi manfaat bagi seluruh masyarakat. Artinya, bukan hanya korban yang terdampak, tetapi semua orang terpengaruh dalam kadar tertentu oleh kekerasan daring,” ujarnya.
Melanjutkan hal tersebut, Dr. Agung Indrajit, epala Pusat Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan di Bappenas, menekankan pentingnya dialog yang inklusif dalam menghadapi tantangan kebijakan modern. “Saat kita menggali manfaat dari teknologi digital, sama pentingnya untuk mengakui konsekuensi yang tidak diinginkan. Kami memiliki sikap yang tegas terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, dalam agenda jangka menengah dan jangka panjang kami, dan kami berkomitmen kuat untuk mengurangi prevalensinya di Indonesia,” katanya, membuka arah diskusi yang kolaboratif dan berpandangan ke depan.
Dialog ini juga menyoroti kenyataan pahit dari penyalahgunaan daring. “Kekerasan berbasis gender yang difasilitasi oleh teknologi merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia,” ujar Nunik Nurjanah, Spesialis Program di UN Women Indonesia. “Kekerasan ini membungkam suara perempuan dan membatasi kemampuan mereka untuk berpartisipasi penuh di era digital.” Ia menekankan bahwa penanganan isu ini memerlukan respons dan strategi pencegahan yang terkoordinasi lintas sektor serta keterlibatan aktif laki-laki dan anak laki-laki untuk menantang perilaku dan norma yang merugikan.
Diskusi panel mengeksplorasi hambatan struktural dan budaya dalam menanggapi kekerasan daring. Para panelis menyoroti tantangan seperti mekanisme respons yang terfragmentasi, dukungan yang tidak memadai bagi penyintas, serta tidak adanya sistem pelaporan yang kuat.
Direktur Eksekutif SAFEnet, Nenden Sekar Arum, mengingatkan audiens bahwa penyalahgunaan daring adalah bentuk kekerasan nyata; hal itu membungkam suara, mengancam nyawa, dan mengusir perempuan serta anak perempuan dari ruang digital. Pernyataan ini diamini oleh Sondang Frishka Simanjuntak, Wakil Ketua Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) yang menegaskan perlunya perlindungan hukum yang lebih kuat, respons multisektor yang terkoordinasi, dan upaya untuk menciptakan lingkungan digital yang aman bagi perempuan dan anak perempuan.
Diskusi ini juga menyoroti kontribusi inisiatif yang dipimpin oleh anak muda, yang memainkan peran penting dalam menanggapi kekerasan daring terhadap perempuan dan anak perempuan melalui kampanye dan advokasi berkelanjutan kepada platform dan institusi digital. Aktivis Muda Nasional UN Women untuk Kesetaraan Gender, Humaira Asg, menekankan pentingnya mendorong keterlibatan sipil, membangun jaringan dukungan sebaya, menyediakan ruang aman bagi korban dan penyintas, serta pendidikan digital yang inklusif untuk menangani akar penyebab kekerasan berbasis gender di dunia daring.
Dialog ini mengangkat tantangan utama seperti mekanisme pelaporan yang tidak memadai, terbatasnya dukungan bagi penyintas, serta respons yang terfragmentasi antar sektor. Diskusi ini juga menyoroti pentingnya pendekatan berbasis hak dan berpusat pada penyintas dalam merancang kebijakan dan solusi teknologi.
“Untuk membangun ruang digital yang benar-benar inklusif, kita harus memusatkan suara dan pengalaman mereka yang paling terdampak oleh kekerasan daring. Dialog hari ini menegaskan kembali bahwa kolaborasi lintas sektor bukan hanya bermanfaat, tetapi penting untuk memastikan transformasi digital tidak meninggalkan siapa pun,” kata Marco Scarpetta, Manajer Proyek UNOPS dan Fokal Poin Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial (GESI) untuk Indonesia, yang menjadi moderator acara ini. Melalui kolaborasi berkelanjutan, UNOPS, UNGP, dan para mitranya tetap berkomitmen untuk menciptakan masa depan digital yang lebih aman dan inklusif bagi semua.
Sebelum sesi networking yang bertujuan mendorong kolaborasi di masa depan di antara seluruh peserta, Pulse Talk ditutup dengan sambutan dari Ahmed El-Saeed, Kepala Regional UN Global Pulse Asia Pasifik: “Menanggapi kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan di ruang daring adalah isu yang kompleks dan berlapis yang membutuhkan upaya yang jelas dan terkoordinasi dari para pemangku kepentingan lintas sektor untuk menciptakan dampak yang berkelanjutan dan efektif. Mari kita pastikan ruang daring kita aman sejak dari perancangannya.”
Melalui acara seperti Pulse Talk, UNOPS terus mendukung inisiatif UN Global Pulse Asia-Pasifik di bawah Kantor Eksekutif Sekretaris Jenderal PBB (EOSG), Pemerintah Indonesia, dan para mitra dalam mendorong pembangunan yang inklusif. Dengan menyelaraskan pekerjaannya dengan strategi nasional dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), UNOPS membantu memastikan bahwa transformasi digital menjadi kekuatan pemberdayaan, tanpa pengecualian.
[SELESAI]
Catatan untuk Redaksi:
Kontak media:
(Mr) Yadhu Acharya, UNOPS Communications and Partnerships Officer for South East Asia and the Pacific, yadhua@unops.org
(Ms) Andini Kamayana, UN Global Pulse Asia Pacific Communication Officer andini.kamayana@un.org
(Ms) Marita Dewi, UN Global Pulse, Asia Pacific Communications and Partnerships, Senior Assistant marita.dewi@un.org
Tentang UNOPS
UNOPS menawarkan solusi praktis dalam operasi perdamaian dan keamanan, kemanusiaan, dan pembangunan. Kami membantu PBB, pemerintah, dan mitra lainnya mengelola proyek, serta menyediakan infrastruktur berkelanjutan dan pengadaan di seluruh dunia. www.unops.org
Tentang BAPPENAS
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bertanggung jawab merumuskan strategi pembangunan nasional dan menyelaraskan kebijakan dengan tujuan jangka panjang Indonesia. Bappenas memainkan peran sentral dalam mengintegrasikan kesetaraan gender dan transformasi digital ke dalam agenda pembangunan Indonesia. bappenas.go.id
Tentang UN Global Pulse
UN Global Pulse adalah inisiatif inovasi Sekretaris Jenderal PBB dalam bidang data besar dan kecerdasan buatan untuk pembangunan, aksi kemanusiaan, dan perdamaian. Dengan pusat di Jakarta, Kampala, Helsinki, dan New York, UN Global Pulse bekerja sama dengan pemerintah dan mitra untuk mempercepat solusi kebijakan berbasis data yang inklusif. https://www.unglobalpulse.org
Tentang UN Women Indonesia
UN Global Pulse adalah inisiatif inovasi Sekretaris Jenderal PBB dalam bidang data besar dan kecerdasan buatan untuk pembangunan, aksi kemanusiaan, dan perdamaian. Dengan pusat di Jakarta, Kampala, Helsinki, dan New York, UN Global Pulse bekerja sama dengan pemerintah dan mitra untuk mempercepat solusi kebijakan berbasis data yang inklusif. https://www.unglobalpulse.org