Jakarta (Indonesia), 17 Juni 2025 – Sebanyak dua ton metamfetamin, penyitaan terbesar dalam sejarah Indonesia, berhasil diamankan dalam operasi gabungan yang dipimpin oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), TNI Angkatan Laut, dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Operasi yang berlangsung selama lima bulan ini berakhir dengan keberhasilan aparat menaiki dan menyita kapal Dragon Tawara, yang membawa metamfetamin asal kawasan Segitiga Emas, dengan nilai estimasi di pasar mencapai antara 200 hingga 400 juta dolar AS.
Ini merupakan penyitaan metamfetamin terbesar yang pernah terjadi di Indonesia. Enam orang awak kapal ditangkap, dan aparat berhasil mengidentifikasi dalang utama di balik jaringan penyelundupan tersebut. Keberhasilan ini melanjutkan tren positif dari serangkaian penyitaan narkotika di perairan Indonesia yang dilakukan oleh TNI AL dan Bea Cukai.
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) telah memberikan pelatihan kepada lembaga penegak hukum maritim Indonesia dalam hal investigasi kasus dan forensik perangkat laut. UNODC juga mendukung peningkatan kerja sama antara lembaga penegak hukum narkotika dan maritim di Indonesia melalui pelaksanaan Indonesia Drugs-Maritime Exchanges, yang kelima diselenggarakan pada tahun 2023 di Bogor, Jawa Barat.
“Keberhasilan operasi gabungan ini menegaskan pentingnya kerja sama antar-lembaga dalam memerangi kejahatan terorganisir,” ujar Erik van der Veen, Kepala Perwakilan UNODC Indonesia.
Lembaga-lembaga yang berpartisipasi dalam program Exchange ini saling berbagi informasi mengenai modus operandi penyelundupan narkotika melalui jalur laut, serta tantangan dan pengalaman yang dihadapi di lapangan. Mereka juga membangun jaringan jangka panjang untuk pertukaran intelijen antar-lembaga. Alhasil, pertukaran informasi dan intelijen secara aktif menjadi fondasi utama dari operasi gabungan seperti yang baru saja membuahkan hasil besar ini.
“Kasus ini juga menunjukkan dampak yang semakin besar dari produksi narkotika sintetis di kawasan Segitiga Emas dan semakin pentingnya Indonesia sebagai pasar sasaran dalam perdagangan metamfetamin di tingkat regional,” lanjut Erik van der Veen. “Kami mengapresiasi BNN dan para mitranya atas keberhasilan operasi ini. Ke depan, kita mungkin akan terus menyaksikan penyitaan besar seperti ini.”
Laporan terbaru UNODC mengenai situasi narkotika sintetis di Asia Timur dan Tenggara menyoroti lonjakan jumlah penyitaan metamfetamin di seluruh kawasan, serta tren pengiriman dalam skala besar khususnya melalui jalur laut. Laporan tersebut juga mencatat meningkatnya keterkaitan antara rute penyelundupan darat dan laut yang melintasi Teluk Thailand, Malaysia, dan Indonesia — dengan Indonesia berperan sebagai pasar utama sekaligus titik transit.
🔗 Laporan terbaru UNODC mengenai Narkotika Sintetis di Asia Timur dan Tenggara dapat diakses melalui tautan berikut: https://www.unodc.org/roseap/en/2025/05/regional-synthetic-drugs-report-launch/story.html