Bersiap untuk bisnis online di masa normal baru
Pandemi COVID-19 telah memaksa banyak bisnis menutup lokasi fisiknya, memaksa mereka beralih dari offline ke online agar dapat bertahan hidup
Menanggapi meningkatnya kebutuhan akan keterampilan TIK akibat pandemi COVID-19, lebih dari 600 peserta mengikuti program pelatihan online, yang didukung oleh ILO dan Asosiasi Ritel Indonesia (APRINDO), untuk mempertahankan daya saing mereka dengan peningkatan keterampilan digital.
Pandemi COVID-19 telah memaksa banyak bisnis menutup lokasi fisiknya, sehingga mereka harus beralih dari offline ke online agar dapat bertahan. Kehadiran digital menjadi semakin penting bagi dunia usaha, termasuk bisnis ritel.
Menanggapi meningkatnya kebutuhan akan keterampilan informasi, komunikasi dan teknologi (TIK), ILO bekerja sama dengan Asosiasi Ritel Indonesia (APRINDO) telah menyelenggarakan enam gelombang dua pelatihan online dari bulan Mei hingga Agustus: Pelatihan Pembuatan Aplikasi Toko Online dan Pelatihan Administrasi Toko Online Pelatihan.
Ditargetkan bagi pemilik usaha dan pekerja yang di-PHK, pelatihan online ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat aplikasi toko online dan meningkatkan kemampuan kerja para peserta di sektor ritel untuk menghasilkan pendapatan dan penghidupan yang berkelanjutan.
Sebanyak 624 peserta berpartisipasi secara nasional, 58 persen di antaranya adalah perempuan dan 19 peserta penyandang disabilitas. Mayoritas peserta berusia antara 20-30 tahun (43%), disusul oleh berusia di atas 40 tahun (27%) dan berusia 31-40 tahun (21%). Kebanyakan dari mereka adalah pekerja, pemilik usaha, dan pencari kerja.
Setiap angkatan pelatihan terdiri dari pelatihan aplikasi toko online selama 4 hari dengan durasi tiga jam per sesi dan pelatihan administrasi toko online selama 2 hari dengan durasi empat jam per sesi. Pelatihan aplikasi toko online meliputi perancangan toko online, identifikasi platform online, manajemen database, transaksi online dan manajemen pelanggan; sedangkan administrasi toko online mencakup administrasi inventaris, penjualan, dan pemasaran digital.
Memastikan kualitas program pelatihan
Untuk menjamin kualitas kedua program pelatihan ini, perbaikan terus dilakukan. Untuk memperlancar transisi dari bisnis offline ke online, sesi desain infografis ditambahkan untuk meningkatkan desain merek dan profil bisnis. Materi mengenai pemasaran digital dan kolaborasi bisnis dibagikan untuk perluasan pasar dan materi pra-baca dibagikan terlebih dahulu untuk membantu persiapan para peserta.
“Meskipun perempuan dan laki-laki kehilangan pendapatan, kami memprioritaskan bantuan kepada perempuan karena mereka lebih rentan terhadap dampak wabah COVID-19. Perempuan lebih rentan kehilangan pekerjaan dibandingkan laki-laki karena mereka bekerja di sektor yang terkena dampak paling parah. seperti akomodasi, makanan, penjualan dan manufaktur"
“Kami terus meningkatkan program pelatihan untuk memastikan bahwa para peserta dapat menerapkan apa yang telah mereka pelajari dan memulai atau meningkatkan bisnis online mereka. Kami berharap para peserta dapat terus mempertahankan daya saing, produktivitas dan kompetensi mereka selama dan, yang paling penting, setelah pandemi ini,” kata Navitri Putri Guillaume, Project Officer ILO untuk Perempuan dalam Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika (STEM).
Program pelatihan ini relevan dengan upaya yang dilakukan ILO melalui Proyek Perempuan dalam STEM untuk membantu perempuan mendapatkan pekerjaan berkualitas dan mendukung kemajuan karir perempuan, khususnya di bidang teknologi informasi. Pemantauan terbaru ILO mengenai COVID-19 dan dunia kerja mengungkapkan bahwa pekerja perempuan terkena dampak pandemi ini secara tidak proporsional karena terlalu banyak keterwakilan mereka di beberapa sektor ekonomi yang paling terkena dampak krisis ini.
“Meskipun perempuan dan laki-laki kehilangan pendapatan, kami memprioritaskan bantuan kepada perempuan karena mereka lebih rentan terhadap dampak wabah COVID-19. Perempuan lebih rentan kehilangan pekerjaan dibandingkan laki-laki karena mereka bekerja di sektor-sektor yang paling terkena dampaknya seperti akomodasi, makanan, penjualan dan manufaktur,” tambah Navitri.
Konsultasi dan pelatihan bisnis
Dibekali dengan keterampilan baru online, para peserta telah mengungkapkan keinginannya untuk menerapkan keterampilan barunya dalam bisnis online nyata. Survei pasca pelatihan menunjukkan antusias peserta untuk memulai toko/bisnis online.
“Untuk memastikan kualitas bisnis yang dikembangkan oleh para peserta, program pelatihan akan memberikan konsultasi bisnis lebih lanjut dan pembinaan bagi peserta terpilih. Peserta terpilih ini akan menjalani sesi pelatihan dengan mentor bisnis untuk mengidentifikasi tantangan, meningkatkan pengembangan bisnis dan meningkatkan strategi pemasaran”
Bagi mereka yang memiliki bisnis online, mereka ingin meningkatkan cara mereka mengelola bisnis atau memperluas bisnisnya. Beberapa peserta bahkan mengungkapkan rencananya untuk berbagi keterampilan dan pengetahuan barunya kepada pengusaha lain.
Untuk memastikan kualitas bisnis yang dikembangkan oleh para peserta, program pelatihan akan memberikan konsultasi dan pembinaan bisnis lebih lanjut bagi peserta terpilih. Para peserta terpilih ini akan menjalani sesi pelatihan dengan mentor bisnis untuk mengidentifikasi tantangan, meningkatkan pengembangan bisnis, dan menyempurnakan strategi pemasaran. Mereka juga akan menerima saran teknis dari programmer untuk menyelesaikan aplikasi toko online mereka sehingga siap digunakan dalam bisnis online mereka.
Program pelatihan ini diselenggarakan oleh ILO melalui program kesiapan dan pengembangan tenaga kerja Perempuan dalam STEM. Didanai oleh J.P Morgan Chase Foundation, program ini bertujuan untuk membekali perempuan dengan keterampilan lunak dan teknis yang penting untuk membantu perempuan mendapatkan pekerjaan berkualitas dan mendukung kemajuan karir perempuan, khususnya di bidang teknologi informasi.
Di tengah pandemi COVID-19 dan mempertimbangkan kebutuhan keterampilan dalam konteks baru ini, program ini telah memperluas cakupannya dengan memberikan pelatihan TIK yang disesuaikan dengan kebutuhan sektor ritel.