Indonesia dan WHO bekerja sama untuk lebih memahami tingkat infeksi SARS-CoV-2 dan kekebalan populasi sebagai bagian dari WHO Unity Study
Studi ini diharapkan melibatkan lebih dari 10.000 peserta dari 17 provinsi dan 69 kabupaten di Indonesia
Indonesia bergabung dalam studi serologi global untuk COVID-19 yang dikoordinasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memahami secara komprehensif tingkat infeksi di antara populasi yang berbeda, terjadinya infeksi ringan dan tanpa gejala, dan proporsi antibodi terhadap SARS-CoV-2. infeksi pada populasi umum berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur, untuk mengetahui kekebalan kumulatif populasi. Pada awal bulan Juni, Indonesia menyatakan minatnya untuk bergabung dengan Solidaritas II – sebuah platform kolaboratif global untuk memajukan pemahaman ilmiah di bidang studi serologi dengan melaksanakan Studi Unity WHO.
“Deteksi dan penyebaran patogen pernafasan seperti COVID-19 disertai dengan ketidakpastian mengenai karakteristik epidemiologi dan serologi utama. Kami ingin menilai besarnya masalah dan menyelidiki tingkat infeksi dengan berpartisipasi dalam penyelidikan seroepidemiologi WHO. Ujar dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan"
“Sejauh ini, bukti global mengenai peran orang tanpa gejala dan pra-gejala dalam penularan COVID-19 masih terbatas, berpartisipasi dalam penelitian internasional ini adalah cara untuk mendapatkan lebih banyak informasi, untuk memahami tingkat infeksi sebenarnya pada populasi umum. .Kata Dr N. Paranietharan, Perwakilan WHO untuk Indonesia"
Di Indonesia, kajian seroepidemiologi akan dipimpin bersama oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nasional (NIHRD).
Kajian ini akan melibatkan peneliti multidisiplin dari berbagai institusi akademik dan penelitian serta para ahli di bidang infeksi saluran pernapasan akut, laboratorium rujukan regional, dan otoritas kesehatan di tingkat daerah. WHO memberikan dukungan teknis erat kepada Kementerian Kesehatan untuk melakukan penelitian ini dan bersama-sama mengadaptasi protokol global Unity Study dengan kondisi lokal dan karakteristik epidemiologi COVID-19 di Indonesia.
Studi ini diharapkan melibatkan lebih dari 10.000 peserta dari 17 provinsi dan 69 kabupaten di Indonesia. Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) dan uji netralisasi akan digunakan untuk mengukur prevalensi antibodi COVID-19.
Partisipasi Indonesia dalam studi serologi global akan berkontribusi tidak hanya pada respon kesehatan masyarakat nasional dan pengambilan keputusan kebijakan, namun juga pada pemahaman global mengenai seroprevalensi dan langkah-langkah pengendalian.
Tentang Studi Persatuan WHO:
Studi Unity WHO adalah serangkaian protokol penyelidikan awal yang dirancang untuk mengumpulkan informasi guna lebih memahami pola penularan, tingkat keparahan, gambaran klinis, dan faktor risiko infeksi penyakit baru COVID-19. Data yang dikumpulkan melalui investigasi ini akan sangat penting untuk menyempurnakan rekomendasi dan lebih memahami berbagai aspek penyakit ini dan dampaknya terhadap masyarakat.
Informasi lebih lanjut mengenai Studi Persatuan WHO dapat ditemukan di sini: www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/technical-guidance/early-investigations
Informasi lebih lanjut mengenai Solidaritas II dapat ditemukan di sini: www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/global-research-on-novel-coronavirus-2019-ncov/solidarity-2-global-serologic-study-for-covid-19
Kontak Media
- Tim Komunikasi WHO Indonesia: seinocomm@who.int
- Biro Komunikasi dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: kontak@kemkes.go.id