“Mari kita manfaatkan momen penting ini untuk membangun dunia yang lebih setara, inklusif, dan berkelanjutan, dengan penuh penghormatan terhadap HAM."
Saat dunia menghadapi COVID-19, demokrasi sangat penting dalam memastikan kebebasan arus informasi, partisipasi dalam pengambilan keputusan, dan akuntabilitas dalam respons terhadap pandemi ini. Namun sejak awal krisis, kita telah melihat keadaan darurat digunakan di sejumlah negara untuk membatasi proses demokrasi dan ruang sipil. Hal ini sangat berbahaya di negara-negara yang akar demokrasinya masih dangkal dan sistem check and balances yang lemah.
Krisis ini juga menyoroti – dan memperburuk – ketidakadilan yang telah lama diabaikan, mulai dari sistem kesehatan yang tidak memadai hingga kesenjangan perlindungan sosial, kesenjangan digital dan akses terhadap pendidikan yang tidak setara; mulai dari degradasi lingkungan hingga diskriminasi rasial dan kekerasan terhadap perempuan. Selain banyaknya korban jiwa, kesenjangan ini juga merupakan ancaman terhadap demokrasi.
Jauh sebelum pandemi ini, rasa frustrasi meningkat dan kepercayaan terhadap otoritas publik menurun. Kurangnya peluang mendorong kegelisahan ekonomi dan keresahan sosial. Saat ini, jelas bahwa pemerintah harus berbuat lebih banyak untuk mendengarkan masyarakat yang menuntut perubahan, membuka saluran baru untuk berdialog dan menghormati kebebasan berkumpul secara damai.
Pada Hari Demokrasi Internasional ini, mari kita manfaatkan momen penting ini untuk membangun dunia yang lebih setara, inklusif, dan berkelanjutan, dengan penuh penghormatan terhadap hak asasi manusia.