Ibu Rosarita Widiastuti, Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia
Pak Ismail Shah, Perwakilan Area ITU
Ibu Sabine Machl, Perwakilan UN Women
rekan-rekan dari PBB, sektor swasta dan LSM.
Selamat Pagi,
Saya sangat senang berada di sini atas nama PBB untuk merayakan hari Girls in ICT di Indonesia. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada ITU dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia yang telah memimpin penyelenggaraan acara penting ini.
Kita semua tahu bahwa perempuan dan anak perempuan merupakan separuh dari populasi dunia dan dengan demikian juga merupakan separuh dari potensi manusia di dunia. Ketika kehidupan perempuan dan anak perempuan ditingkatkan, hal ini akan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat.
Pada tahun 2015, Negara-negara Anggota PBB menandatangani Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk membantu meningkatkan kehidupan manusia, planet bumi, dan kesejahteraan. Secara global kami melihat kemajuan dalam kesetaraan gender tidak merata di seluruh 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), mulai dari kesenjangan gender dalam partisipasi angkatan kerja, partisipasi dalam pendidikan (khususnya Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika (STEM) dan bidang terkait ICT), inovasi dan kepemimpinan pengetahuan.
Hal ini ditambah dengan tingginya angka kematian ibu, diskriminasi berbasis gender, dan kekerasan terhadap perempuan.
Mendukung pendidikan perempuan dan anak perempuan di sektor TIK sangat sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 5, yang bertujuan untuk mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan melalui, antara lain, TIK.
Pekerjaan di sektor TIK tidak hanya mampu mengangkat perempuan keluar dari kemiskinan, namun sektor yang lebih seimbang gender menawarkan karir tingkat menengah dan tinggi yang memuaskan dan memungkinkan perempuan yang sangat berbakat untuk naik ke jenjang karir teratas.
Ini bagus untuk semua orang. Meskipun kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan merupakan salah satu dari 17 SDGs, hal ini juga merupakan akselerator bagi seluruh SDGs.
Seperti yang dikatakan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres:
“Ada banyak bukti bahwa berinvestasi pada perempuan adalah cara paling efektif untuk mengangkat komunitas, perusahaan, dan negara. Kesetaraan gender adalah urusan yang belum selesai di zaman kita.”
Di Indonesia, kami menangani isu Anak Perempuan dan ICT dengan berbagai cara. Misalnya: melalui U Report UNICEF, sebuah platform partisipasi pemuda yang menggunakan media sosial dan SMS untuk melibatkan kaum muda, terutama melalui jajak pendapat mengenai isu-isu terkait pemuda. Melalui alat ini, kami melibatkan 50.000 anak perempuan di seluruh nusantara yang memungkinkan anak perempuan berpartisipasi dalam jajak pendapat mengenai isu-isu pembangunan yang berdampak pada kehidupan mereka dan mengakses informasi yang tidak memihak mengenai isu-isu tertentu dan juga mendorong anak perempuan untuk berpartisipasi dalam tantangan kewirausahaan pemuda.
Contoh lain dari pekerjaan kami adalah inisiatif yang diselenggarakan oleh Kantor UNESCO di Jakarta bersama dengan WOMEN WHO CODE dan UNESCO L'Oréal For Women in Science menyelenggarakan Regional GIRL Coding Bootcamp dan Kompetisi untuk memperkenalkan dan meningkatkan minat siswa perempuan usia 8-12 tahun. lama dalam pemrograman dan studi lapangan STEM (Science Technology Engineering and Mathematics) dan kemungkinan pilihan karir di masa depan di Jakarta, Singapura, Kuala Lumpur dan Laguna.
Perempuan mempunyai peran penting untuk mencapai seluruh SDGs, dengan banyak target yang secara khusus mengakui kesetaraan dan pemberdayaan perempuan sebagai sebuah tujuan. Jadi, marilah kita berinvestasi pada perempuan dan anak perempuan serta menjadikan setiap hari sebagai Hari Perempuan di ICT (Girls in ICT Day).
Saya berharap Anda sukses untuk acara ini.
Terima kasih