Menyelamatkan planet tidak membutuhkan kekuatan super, otot besi, atau jubah yang mencolok. Terkadang, kita hanya membutuhkan pena dan percikan warna. Seniman-seniman muda dari seluruh Indonesia baru-baru ini menunjukkan kepada kita bagaimana hal itu bisa dilakukan, dengan menggunakan kreativitas mereka untuk menata ulang dunia yang lebih baik-menunjukkan bahwa perubahan yang nyata dimulai dari ide.
Untuk menyoroti Pakta untuk Masa Depan dan menekankan peran penting kaum muda dalam pembangunan, United Nations Information Centre (UNIC) di Indonesia bekerja sama dengan perusahaan kreatif Bumilangit meluncurkan kompetisi komik untuk kaum muda. Tema yang diusung, “Menggambar Masa Depan”, terinspirasi dari hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Masa Depan PBB yang mengajak anak muda untuk merefleksikan isu-isu global dan membayangkan solusi untuk masa depan yang lebih baik melalui kekuatan seni komik.
Dengan enam superhero ikonik dari Jagat Bumilangit yang dapat dipilih, para seniman muda mengirimkan karya mereka dalam salah satu kategori berikut ini:
- Perubahan Iklim dan Kelestarian Lingkungan
- Peran Pemuda dalam Inovasi Digital
- Memperkuat Kerja Sama dan Perdamaian Global
Terpilih dari 57 karya yang masuk, kami dengan bangga mengumumkan para pemenangnya:
Perubahan Iklim dan Kelestarian Lingkungan - Oei Alice Zita Kusuma (20)
Sebagai pemenang dalam kategori Perubahan Iklim dan Kelestarian Lingkungan, Sri Asih memiliki misi untuk memicu aksi untuk dunia yang lebih baik. Karya seninya menampilkan Sri Asih yang menumpas seorang penjahat-hanya untuk menyadari bahwa upayanya tidak banyak berarti di dunia yang hancur akibat perusakan lingkungan. “Isu ini adalah masalah yang sudah ada cukup lama, namun banyak dari masyarakat atau bahkan kita sendiri mengabaikannya,” kata Alice. “Sehingga saya harap dengan memilih isu ini dapat menyadarkan lebih banyak orang tentang seberapa mendesaknya isu yang ada di depan mata kita ini.”
Peran Pemuda dalam Inovasi Digital - Mischa Sultana Salwa (16)
Dalam kategori Peran Pemuda dalam Inovasi Digital, Mischa Sultana Salwa meraih posisi teratas dengan karyanya yang menampilkan Tira. Melalui karyanya, Mischa mempromosikan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab dengan manfaat dan tantangannya. “Teknologi canggih itu bisa lebih bagus untuk banyak orang tapi juga bisa lebih bahaya, jadi penting sekali untuk mengajak generasi muda untuk menggunakannya dengan baik dan benar,” ujarnya.
Memperkuat Kerja Sama dan Perdamaian Global - Ashley Maryam (20)
Dengan cerita yang menampilkan Si Buta dari Goa Hantu, Sri Asih, dan Virgo, Ashley muncul sebagai pemenang dalam kategori Penguatan Kerjasama dan Perdamaian Global. Ia menyoroti pentingnya keadilan bagi semua orang-terutama bagi masyarakat yang terpinggirkan-dan mengingatkan bahwa setiap individu memiliki peran dalam membangun perdamaian dan mendorong kerja sama global. “Menurut aku semua orang sudah harus lebih sadar dengan apa yang terjadi sekarang. Kita harus saling tolong-menolong, peduli dengan yang terjadi sekarang,” ucapnya.
Pada acara Monas Blue Event bulan lalu, dalam rangka memperingati Hari PBB, ketiga finalis dari masing-masing kategori berkesempatan untuk memamerkan panel komik mereka.
Dengan menggabungkan kemampuan berkisah dan pemikiran kritis, kompetisi ini tidak hanya menampilkan kekuatan kaum muda dalam membayangkan dunia yang lebih baik, tetapi juga menginspirasi mereka untuk menjadi partisipan aktif dalam membentuk masa depan yang ditentukan oleh kolaborasi, harapan, dan tanggung jawab bersama.
Baca semua karya seni kesembilan finalis di sini.
Nantikan acara-acara lainnya dari PBB di Indonesia, ikuti kami di Instagram, X, dan LinkedIn!