Indonesia memimpin kemitraan pelatihan regional untuk memperkuat pemeliharaan perdamaian
26 November 2024
-----
Pernahkah Anda bertanya-tanya apa yang sebenarnya menggerakkan kekuatan misi Pemeliharaan Perdamaian PBB? Ini petunjuknya: bukan uang, jumlah pasukan, atau bahkan teknologi terbaru.
Senjata rahasia yang sesungguhnya adalah kemitraan. Kemitraan adalah tulang punggung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan kekuatan yang memberdayakan negara-negara penyumbang pasukan yang dikerahkan ke misi Pemeliharaan Perdamaian PBB. Sejak tahun 2015, Program Kemitraan Segitiga (Triangular Partnership Programme - TPP) dari Departemen Dukungan Operasional PBB sangat penting dalam membangun kapasitas negara-negara penyumbang pasukan, termasuk di bidang teknik, layanan medis, dan C4ISR (Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer (C4), Intelijen, Pengawasan, dan Pengintaian (ISR)) dan teknologi keamanan kamp.
Antara tahun 2022 dan 2024, Indonesia menjadi tuan rumah untuk lima pelatihan teknik sebagai bagian dari kegiatan pelatihan TPP di wilayah ASEAN, yang melibatkan peserta dan pelatih dari 16 negara. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk memanfaatkan peluang yang disediakan oleh kemitraan regional, ASEAN, dan inisiatif PBB seperti TPP.
Komitmen Indonesia terhadap pemeliharaan perdamaian sudah ada sejak tahun 1957. Saat ini, Indonesia menempati peringkat ke-5 terbesar di dunia sebagai penyedia pasukan penjaga perdamaian berseragam PBB.
Respons dari para peserta pelatihan TPP sangat positif - dengan para peserta yang menganggap pelatihan yang mereka ikuti sangat berharga. “Pelatihan ini sangat bermanfaat, sepenuhnya mencapai tujuannya dan juga menawarkan kesempatan unik untuk belajar tentang budaya negara lain,” ujar salah satu peserta anonim dalam sebuah survei. “Pelatihan ini menciptakan lingkungan belajar unik yang merayakan keberagaman dan menumbuhkan rasa hormat di antara para peserta.”
Para peserta menekankan pendekatan komprehensif pelatihan ini, yang menggabungkan pengetahuan teoretis dengan pengalaman praktis, dengan fokus pada keselamatan, efisiensi operasional, dan peluang untuk membangun hubungan internasional dengan penjaga perdamaian lainnya.
Mayor Jenderal Taufik Budi Santoso, Komandan Pusat Latihan Pemeliharaan Perdamaian TNI mengatakan: “Pelatihan yang diberikan melalui Program Kemitraan Segitiga telah secara signifikan meningkatkan keterampilan operasional dan manajerial para peserta kami. Para lulusan dari Indonesia sekarang menerapkan keterampilan dan pengetahuan ini dalam penugasan mereka, terutama dalam misi PBB di Republik Afrika Tengah, berkontribusi secara efektif terhadap upaya pemeliharaan perdamaian.”
Pelatih TPP dalam siklus ini termasuk instruktur dari Brasil dan Jepang, yang tidak hanya berbagi keahlian mereka tetapi juga menunjukkan pentingnya meningkatkan peran, keahlian, dan potensi pengerahan pasukan penjaga perdamaian perempuan.
Dari lima pelatihan yang dilakukan, Pasukan Bela Diri Darat Jepang (JGSDF) mengerahkan sembilan perwira perempuan untuk mengikuti kursus TPP, sementara Brasil mendatangkan satu perwira pelatihan perempuan.
Peran perempuan dalam pemeliharaan perdamaian menjadi semakin signifikan. Tiga puluh tahun setelah Deklarasi Beijing dan menjelang peringatan 25 tahun Resolusi 1325 Dewan Keamanan PBB, PBB secara aktif bekerja untuk meningkatkan akses perempuan ke pelatihan pemeliharaan perdamaian. Seperti yang dikatakan oleh pelatih TPP-Brasil, Letnan Satu Joana Leite: “[Partisipasi pasukan penjaga perdamaian berseragam perempuan] bukan hanya masalah kesetaraan tetapi juga keharusan strategis untuk efektivitas dan keberhasilan operasi perdamaian.”
Partisipasi pasukan penjaga perdamaian perempuan memperkaya pasukan penjaga perdamaian dengan perspektif dan keterampilan yang beragam, terlibat dengan masyarakat setempat, terutama di daerah-daerah di mana peran gender tradisional membatasi interaksi dengan pasukan penjaga perdamaian laki-laki. “Kehadiran mereka membantu membangun kepercayaan dan hubungan baik dengan masyarakat setempat, memfasilitasi penyelesaian konflik dan bantuan kemanusiaan yang lebih efektif,” kata Leite.
Contohnya Sersan Satu Polisi Renita Rismayanti dari Indonesia, yang dianugerahi Penghargaan Petugas Polisi Wanita Perserikatan Bangsa-Bangsa Tahun 2023. Pencapaiannya menunjukkan bagaimana partisipasi dan kepemimpinan perempuan dalam pemeliharaan perdamaian meningkatkan upaya kami dalam perlindungan dan pembangunan perdamaian.
Mulai bulan November 2024, Kamboja telah mengambil alih peran tuan rumah TPP di kawasan ASEAN, menunjukkan dukungan terhadap model pelatihan yang didasarkan pada kemitraan yang kuat dan meningkatkan partisipasi pasukan penjaga perdamaian perempuan.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang TPP PBB, klik di sini.
Di Tulis oleh
Communications
UNIC
Communications
Entitas PBB yang terlibat dalam kegiatan ini
UNDPPA
United Nations Department of Political and Peacebuilding Affairs