Latest
Pidato
06 November 2024
Lokakarya Inisiatif Konvergensi - Pidato Kepala Perwakilan, Gita Sabharwal
Pelajari Lebih Lanjut
Pidato
05 November 2024
Hari Kesadaran Tsunami Sedunia 2024 - Pesan Sekretaris Jenderal, Antonio Guterres
Pelajari Lebih Lanjut
Cerita
30 Oktober 2024
UNODC Bekerja Sama dengan Industri Kelapa Sawit dalam Memerangi Korupsi
Pelajari Lebih Lanjut
Latest
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
Indonesia kian tumbuh dengan kecepatan yang lebih cepat dari waktu mana pun dalam sejarahnya. Dengan mengingat Agenda 2030, negara ini bergerak menuju ekonomi rendah karbon yang bernilai lebih tinggi, terintegrasi secara global. PBB bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, organisasi masyarakat sipil, lembaga akademis, dan entitas sektor swasta untuk mencapai TPB secara efektif melalui pendekatan terpadu.
PBB juga akan memperkuat kemitraannya dengan otoritas dan masyarakat regional dan kabupaten untuk memberikan hasil pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu, PBB akan memperluas kerjasamanya dengan memasukkan asosiasi industri, think tank, pengelola data dan lembaga berbasis sains dan teknologi yang menawarkan prospek inovasi untuk solusi pembangunan terintegrasi, yang sangat penting untuk pencapaian TPB.
PBB berkomitmen untuk bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam membangun bangsa yang sejahtera, demokratis, dan adil, di mana pembangunan bisa bermanfaat bagi semua orang, dan di mana hak-hak generasi mendatang dilindungi. Sesuai dengan janji TPB untuk “tidak meninggalkan siapa pun”, pendekatan PBB menggabungkan fokus yang kuat pada yang termiskin dari yang miskin, memerangi diskriminasi dan meningkatnya ketidaksetaraan dan mengatasi akar penyebabnya. “Tidak meninggalkan siapa pun” berarti memprioritaskan martabat orang dan menempatkan kemajuan komunitas yang paling terpinggirkan dan rentan terlebih dahulu.
Janji sentral dan transformatif ini menjadi lebih penting dari sebelumnya untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 dan bekerja menuju pemulihan yang berkelanjutan, tangguh, dan inklusif.
Publikasi
07 Oktober 2024
Laporan Tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Indonesia 2023
Dengan semakin dekatnya tenggat waktu pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada tahun 2030, kolaborasi yang lebih intensif antara Pemerintah Indonesia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi kunci untuk mempercepat pencapaian SDGs. Laporan ini menyoroti upaya kolektif pemerintah dan PBB tidak hanya untuk memenuhi target SDG, tetapi juga untuk mengeksplorasi solusi inovatif dalam hal pembiayaan, pengumpulan data, dan integrasi teknologi canggih untuk memantau kemajuan.Laporan ini merangkum kemitraan dinamis antara Indonesia dan PBB, dengan menekankan pencapaian-pencapaian utama di bawah Kerangka Kerja Sama Pembangunan Berkelanjutan PBB (United Nations Sustainable Development Cooperation Framework/UNSDCF). Mulai dari memajukan pembangunan manusia yang inklusif hingga mempromosikan inisiatif dan inovasi ramah lingkungan, kerja sama kami selaras dengan prioritas pembangunan nasional Indonesia. Untuk melihat secara menyeluruh inisiatif PBB dan kemajuan Indonesia dalam mencapai SDGs, silakan unduh laporan lengkapnya di bawah ini.
1 of 5
Publikasi
07 Juni 2023
Lembar Fakta Program Kesehatan Seksual dan Reproduksi yang Lebih Baik untuk Semua di Indonesia (BERANI)
Pemerintah Indonesia, UNFPA, dan UNICEF telah bekerja sama melalui Program Kesehatan dan Hak Seksual dan Reproduksi yang Lebih Baik untuk Semua di Indonesia (BERANI) dari tahun 2018 hingga 2023. Upaya bersama ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan hak-hak seksual dan reproduksi bagi perempuan dan anak muda di seluruh Indonesia.
Di bawah Program BERANI, beberapa bidang utama telah difokuskan, termasuk meningkatkan pendidikan dan regulasi kebidanan, memperkuat kemitraan untuk meningkatkan keluarga berencana, menyediakan layanan dan informasi kesehatan seksual dan reproduksi yang ramah anak muda, memperkuat respons sektor kesehatan terhadap kekerasan berbasis gender, serta penjangkauan dan pemberdayaan masyarakat.
Selama program berlangsung, banyak pencapaian yang signifikan telah dilakukan. Lebih dari 20 kebijakan, strategi advokasi, dan peta jalan telah dikembangkan untuk mempromosikan kesehatan dan hak-hak seksual dan reproduksi. Pusat-pusat pendidikan kebidanan telah menerapkan standar berkualitas tinggi, yang mengarah pada peningkatan tingkat kelulusan dalam ujian kompetensi nasional. Klinik-klinik swasta telah diperkuat untuk menyediakan layanan berkualitas yang ramah bagi kaum muda, dan pusat-pusat kesehatan masyarakat telah diperkuat untuk merespons secara efektif kekerasan berbasis gender.
Selain itu, sejumlah besar anak muda telah menerima manfaat dari program ini. Ribuan remaja telah menerima pendidikan seksualitas yang komprehensif dan informasi tentang manajemen kebersihan menstruasi. Para pembuat konten digital telah dilatih untuk mengembangkan konten terkait kesehatan seksual dan reproduksi, yang menjangkau lebih dari 600.000 remaja.
Program BERANI menekankan komitmen untuk tidak meninggalkan siapa pun, memastikan bahwa semua orang, terlepas dari latar belakang mereka, memiliki akses terhadap layanan dan informasi kesehatan seksual dan reproduksi yang komprehensif. Lembar fakta BERANI dapat diunduh melalui tombol di bawah artikel ini.
#BERANI #KesehatanReproduksi #KesetaraanGender
1 of 5
Cerita
29 Mei 2023
Barista di balik jeruji besi: Dari penahanan hingga penyajian latte
Susu yang berbusa dengan sempurna. Kupu-kupu yang anggun melingkari bagian atasnya. Sentuhan manis dan pahit menyentuh langit-langit mulut dengan lembut. Sebuah cappuccino yang sempurna? Lebih dari itu. Cangkir ini diracik dan disajikan oleh Denny, seorang narapidana di Tangerang, kota di sebelah barat Jakarta, yang mengikuti program pelatihan yang didukung oleh PBB untuk membantu para narapidana agar dapat berintegrasi kembali dengan masyarakat setelah menjalani hukuman.
"Saya ingin memanfaatkan waktu sebaik mungkin, bahkan di dalam penjara, dan pelatihan ini akan membantu saya mendapatkan pekerjaan nantinya," kata Denny, 31, yang tinggal memiliki sisa waktu sekitar dua tahun lagi dari total masa hukumannya selama lima tahun. "Tentu saja, saya sudah tahu cara membuat kopi sebelumnya. Tapi di sini saya belajar tentang rasa, bau, dan aroma yang berbeda, juga tentang sisi artistik dari pembuatan kopi."
Denny adalah salah satu dari 200 narapidana di Lapas Kelas IIA Tangerang dan salah satu dari lebih dari 35.000 narapidana di seluruh Indonesia yang terlibat dalam pelatihan kejuruan, mulai dari percetakan ramah lingkungan pada tekstil hingga beternak. Sambil belajar menjadi barista di balik jeruji besi, Ia mengatakan bahwa Ia berharap untuk mendapatkan pekerjaan di sebuah kafe setelah bebas nanti.
Salis Farida Fitriani, yang mengepalai Lapas, mengatakan bahwa program ini bertujuan untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi narapidana, namun pelatihan keterampilan saja tidak cukup bagi para narapidana untuk bisa sukses di dunia luar.
Untuk menghadapi masyarakat yang sering meberi stigma kepada mereka seumur hidup, katanya, penjara menawarkan pelatihan pengembangan kepribadian, konseling, dan pengajaran agama.
"Tujuan kami adalah untuk memberikan kegiatan dan pelatihan yang positif bagi para narapidana," katanya. "Program ini mencakup pengembangan kepribadian serta pelatihan kejuruan untuk membantu mata pencaharian mereka di masa depan."
Mematahkan stigma 'mantan narapidana'
Memulai bisnis merupakan hal yang sulit setelah menjalani hukuman di penjara, kata Haswin, mantan narapidana kasus narkoba berusia 32 tahun. Keluar dari Lapas Tangerang pada Januari 2022, Ia kini mengoperasikan kedai kopinya sendiri, memadukan gaya kopi modern dan tradisional dengan mocktail dan makanan ringan.
"Hidup saya jauh lebih baik sekarang," kata Haswin, menambahkan bahwa pekerjaan sebelumnya sebagai bartender merupakan faktor utama dalam keterlibatannya dalam pelanggaran terkait narkoba yang berujung pada penangkapannya pada tahun 2018.
"Saya lebih puas dengan kehidupan dan bangga dengan kreativitas saya," jelasnya. "Saya tidak pernah menyangka bahwa saya bisa menemukan karier di luar dunia hiburan malam."
Kini, pekerjaannya bukan hanya sekadar "sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup", tetapi juga sebuah kesempatan baru.
"Saya ingin mematahkan stigma 'mantan narapidana' dengan menunjukkan bahwa mantan pelaku kejahatan juga bisa mandiri dan kreatif," katanya.
Dari program olahraga hingga universitas
Lapas Pemuda Kelas II A Tangerang memberikan kesempatan kepada para narapidana untuk melakukan hal tersebut. Para narapidana juga dapat berkompetisi dalam olahraga profesional di Tangerang, sebuah penjara yang unik di Indonesia karena juga menawarkan program pendidikan universitas. Program percontohan yang saat ini melayani 200 narapidana ini siap untuk diluncurkan di seluruh Indonesia, tergantung pada pendanaan, kata Fitriani.
Asep, seorang mahasiswa tahun ketiga studi Islam di Universitas Islam Syekh Yusuf, mengatakan bahwa dia, seperti banyak orang dalam program ini, tidak mampu kuliah di universitas dalam kehidupannya sebelum dipenjara.
"Saya selalu ingin belajar, tetapi keadaan ekonomi saya tidak memungkinkan untuk belajar," katanya.
Mengikuti kurikulum yang sama dengan yang ditawarkan universitas kepada mahasiswa regulernya, Asep dan teman-teman sekolahnya menghadiri kelas tiga kali seminggu selama enam jam setiap hari. Setelah lulus dan sebelum masa hukumannya berakhir, Asep mengatakan bahwa ia berharap dapat membantu rekan-rekannya sesama narapidana dengan memberikan bimbingan agama.
"Saya bisa belajar banyak tentang dunia dan kehidupan di luar sana," katanya. "Ini membantu saya untuk menghadapi masa hukuman saya yang panjang. Ini juga diharapkan akan membantu yang lain juga."
Disesuaikan dengan kebutuhan narapidana
Didukung oleh Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC), program pelatihan ini dirancang dengan bantuan seperangkat alat penilaian yang menyediakan pendekatan berbasis bukti yang disesuaikan dengan kebutuhan individu narapidana.
Petugas pemasyarakatan menggunakan alat ini untuk mengevaluasi dan untuk lebih memahami narapidana, termasuk tingkat risiko keamanan yang mungkin mereka hadapi, kecocokan mereka dengan program, dan kemungkinan akan respons mereka terhadap pendidikan.
Dalam inisiatif rehabilitasi tahanan UNODC, yang berfokus pada pendidikan, pelatihan kejuruan, dan pekerjaan selama masa penahanan, sasarannya adalah untuk berkontribusi pada kemampuan kerja para tahanan setelah dibebaskan, sehingga mengurangi kemungkinan residivisme.
Dengan pemikiran ini, UNODC bermitra dengan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Indonesia untuk membuat matriks penilaian yang membantu petugas pemasyarakatan dalam membangun profil psikologis dan keamanan narapidana dan memungkinkan staf untuk melacak perkembangan mereka, ujar Rabby Pramudatama, seorang manajer program di kantor UNODC di Jakarta.
"Kami perlu memastikan, misalnya, bahwa kami mendapatkan narapidana yang tidak mungkin mengganggu kelas dan akan bekerja sama dengan guru dan sesama siswa," katanya.
Kesempatan kedua
UNODC juga berkolaborasi dan mendukung organisasi non-pemerintah seperti Second Chance, yang membantu para narapidana untuk berintegrasi kembali ke dalam masyarakat setelah mereka keluar dari fasilitas tersebut.
Pada suatu pagi yang tenang, beberapa narapidana sedang membaca ayat-ayat Al-Quran, sementara yang lain berkumpul untuk menonton dua kickboxer yang sedang berlatih. Saat hujan mulai turun, mereka berbicara tentang sinar matahari yang cepat atau lambat pasti akan muncul.
Bagi Denny, ia mengatakan bahwa sinar matahari akan datang di hari ketika Ia juga bisa keluar dan mencari pekerjaan.
"Dorongan utama saya saat ini adalah untuk menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya," ujarnya, seraya menambahkan bahwa hingga hari itu tiba, ia akan fokus pada kegiatan keagamaan dan meracik cappuccino yang sempurna di kelas barista.
Pelajari lebih lanjut tentang bagaimana UNODC membantu mereformasi penjara di seluruh dunia di sini.
Artikel ini awalnya diterbitkan oleh UN News dalam tautan berikut: https://news.un.org/en/story/2023/06/1137212
1 of 5
Publikasi
30 Mei 2023
Newsletter PBB di Indonesia 2023 Volume 1
Dengan bangga kami mempersembahkan edisi pertama Buletin PBB di Indonesia untuk tahun 2023. Buletin ini memberikan gambaran umum tentang pekerjaan penting yang dilakukan oleh PBB di Indonesia dari bulan Januari hingga April, yang menyoroti komitmen kami terhadap pembangunan berkelanjutan dan inklusivitas.
Dalam edisi ini, fokus kami adalah pada SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Dengan membina kolaborasi dan kemitraan yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil, kami bertujuan untuk mempercepat kemajuan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua.
Melalui buletin ini, kami berusaha untuk mendekatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan masyarakat yang kami layani, memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal dalam upaya kami untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Edisi kali ini menampilkan kisah-kisah inspiratif dari berbagai badan PBB di Indonesia, yang menampilkan inisiatif dan upaya mereka yang luar biasa dalam mempromosikan inklusivitas dan memajukan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Salah satu proyek unggulan dalam edisi ini menyoroti program pelatihan kejuruan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Tangerang. Dengan dukungan dari Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC), program ini membekali para narapidana dengan keterampilan yang penting untuk memfasilitasi reintegrasi mereka ke dalam masyarakat setelah menyelesaikan masa hukuman. Program ini menunjukkan komitmen kami untuk memberdayakan individu dan berkontribusi pada perubahan sosial yang positif.
Saat kita menavigasi era pasca pandemi, sangat penting bagi kita untuk mengganti waktu yang hilang dan mempercepat upaya kita untuk mencapai SDGs. Dengan memperkuat dampak kolektif kita dan menempa jalur baru, kita dapat menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan dan inklusif untuk generasi sekarang dan masa depan.
Anda dapat mengakses buletin yang dapat diunduh dalam bahasa Inggris dan Indonesia di bawah halaman ini.
Bersama-sama, mari kita membuat perbedaan yang langgeng dan bekerja menuju dunia di mana semua orang dapat berkembang.
1 of 5
Siaran Pers
12 Agustus 2024
Kemlu dan UNIDO dorong Kerja Sama Internasional dalam Mendukung Pembangunan IKN
Joint Press ReleaseKementerian Luar Negeri dan United Nations Industrial Development Organization Jakarta 12 Agustus 2024 - Indonesia tengah giat membangun IKN sebagai simbol persatuan dan kemajuan bangsa. Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru, IKN akan dibangun menjadi kota yang hijau, cerdas, inklusif, dan berkelanjutan. Untuk menuju visi tersebut, Indonesia perlu mengelola pertumbuhan IKN dengan baik, sehingga dapat benar-benar tumbuh dan terhindar dari masalah-masalah perkotaan, seperti kemacetan, populasi tinggi, dan polusi. Untuk mewujudkan hal tersebut, Kementerian Luar Negeri dan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) menyelenggarakan kegiatan Bridge for Cities Workshop dengan tema “Cities of Tomorrow: Collaborative Strategies for New Cities” di Fairmont, Jakarta, pada 12 Agustus 2024. UNIDO merupakan badan PBB yang fokus pada peningkatan kapasitas industri yang berkelanjutan.Workshop tersebut menghadirkan 17 orang narasumber internasional dan Indonesia. Kegiatan yang dihadiri 70 peserta dari berbagai pemangku Kementerian/Lembaga, universitas, LSM, lembaga studi dan berbagai pemangku kepentingan itu fokus pada 3 isu utama pembangunan perkotaan, yaitu (i) pertumbuhan ekonomi dan produktivitas, (ii) pembangunan ramah lingkungan, dan (iii) pembiayaan inovatif.Dalam sambutan pembuka workshop tersebut, Duta Besar Tri Tharyat (Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemlu) menjelaskan bahwa “Pembangunan IKN memerlukan kerja sama erat dengan berbagai pihak, termasuk kerja sama internasional, untuk mengundang investasi dan mendapatkan pengetahuan, pengalaman, serta best practices pembangunan kota. Kementerian Luar Negeri akan terus memperkuat kerja sama internasional untuk mendukung pembangunan IKN.”Sementara itu, UNIDO yang diwakili Mr. Jie Zhao (Chief of Regional Coordination Bureau for Asia-Pacific) mengapresiasi Indonesia dalam pembangunan IKN yang visioner dan terencana dengan baik. Lebih lanjut, Ms. Gita Sabharwal (UN Resident Coordinator in Indonesia) siap bekerja sama dalam memobilisasi pendanaan pembangunan perkotaan melalui skema blended financing, sebagaimana yang juga telah diwujudkan dalam kerja sama Indonesia-PBB untuk pendanaan program pemberdayaan kaum perempuan dan pemuda.Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian PUPR, yang mewakili Plt. Kepala OIKN, menjelaskan pencapaian dan kemajuan pesat dalam pembangunan infrastruktur di IKN, termasuk istana garuda dan jembatan Pulau Balang, yang sudah selesai. Salah satu narasumber, Mr. Alfonso Vegara (Fundación Metrópoli, Spanyol), menyarankan agar Indonesia lebih mengoptimalkan keberadaan Balikpapan dan Samarinda, terutama dalam menyediakan tenaga kerja terampil untuk mempercepat pertumbuhan IKN dan mewujudkan integrasi ekonomi.Kerja sama Kemlu – UNIDO dalam Workshop ini dapat menjadi awal strategis yang dapat membuka kolaborasi lebih lanjut, nyata dan berdampak, baik dalam pembangunan IKN maupun upaya bersama mengatasi tantangan urbanisasi. Dalam waktu dekat, Indonesia akan berbagi pengalaman tentang pembangunan IKN ke negara-negara lain dalam acara Bridge for Cities di Markas Besar UNIDO di Wina, Austria, pada bulan Oktober 2024.--- 000 --- Sumber:• Direktorat Perdagangan, Perindustrian, Komoditas, dan Kekayaan Intelektual, Kementerian Luar Negeri• United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) Country Office in Indonesia
1 of 5
Cerita
30 Oktober 2024
UNODC Bekerja Sama dengan Industri Kelapa Sawit dalam Memerangi Korupsi
Dari makanan yang kita makan hingga sabun yang kita gunakan, minyak kelapa sawit ada di mana-mana, menjadi penggerak industri dan ekonomi. Indonesia memproduksi lebih dari 30 juta ton per tahun, menyumbang 4,5% terhadap PDB dan menyediakan lapangan kerja bagi jutaan orang. Namun, korupsi di dalam industri ini-misalnya, melalui penyuapan, pembebasan lahan secara ilegal, dan pelanggaran peraturan-menghambat realisasi penuh dari kontribusi yang dapat diberikan oleh industri kelapa sawit terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.Korupsi juga berisiko mengancam mata pencaharian, merusak lingkungan, dan mengganggu rantai pasokan global. Industri ini bertekad untuk mengubahnya, didukung oleh Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC), yang bekerja sama dengan berbagai negara untuk menerapkan Konvensi PBB Melawan Korupsi (UNCAC).“Kita tidak bisa lagi mengabaikan korupsi - korupsi mengancam fondasi industri kita,” ujar Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalimantan Timur, Rachmat Perdana Angga. “Kita harus secara aktif menegakkan praktik-praktik pengelolaan dan keberlanjutan yang baik dalam industri kelapa sawit. Ini berarti menanamkan transparansi di setiap tingkat untuk memperkuat integritas bisnis dan memerangi korupsi.” Industri kelapa sawit dalam persimpanganSektor swasta memainkan peran penting dalam mencegah korupsi dengan mempromosikan praktik-praktik yang beretika, memastikan kepatuhan terhadap peraturan, dan mendorong akuntabilitas. Melalui tindakan kolektif dan penerapan kebijakan anti-korupsi yang kuat, perusahaan-perusahaan di industri kelapa sawit dapat berkontribusi pada lingkungan bisnis yang lebih transparan dan bertanggung jawab, yang mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang.A recent workshop in Balikpapan, East Kalimantan, brought together various stakeholders to tackle corruption in Indonesia’s palm oil industry through joint commitments. Through the “Anti-Corruption Policy and Development of Collective Actions with Companies and Associations in Palm Oil Industries” workshop, the Corruption Eradication Commission (KPK), the Indonesia Global Compact Network (IGCN) and UNODC are working with the industry towards increased transparency and integrity. The workshop marked the first time all stakeholders came together to openly discuss and combat corruption in the sector. Sebuah lokakarya baru-baru ini di Balikpapan, Kalimantan Timur, mempertemukan berbagai pemangku kepentingan untuk menanggulangi korupsi di industri kelapa sawit Indonesia melalui komitmen bersama. Melalui lokakarya “Kebijakan Anti-Korupsi dan Pengembangan Aksi Bersama dengan Perusahaan dan Asosiasi di Industri Kelapa Sawit”, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Indonesia Global Compact Network (IGCN), dan UNODC bekerja sama dengan industri ini untuk meningkatkan transparansi dan integritas. Lokakarya ini menandai pertama kalinya semua pemangku kepentingan berkumpul untuk membahas dan memerangi korupsi di sektor ini secara terbuka. Untuk mendengar komitmen yang dinyatakan oleh beberapa dari mereka yang hadir, saksikan video kami di bawah ini. “Kami hadir di sini bukan hanya untuk berbicara, tetapi untuk bertindak. Keputusan yang diambil dan tindakan yang diambil dalam beberapa bulan mendatang akan menentukan arah industri ini di tahun-tahun mendatang,” ujar Erik van der Veen, Kepala UNODC Indonesia.UNODC berperan sebagai pelaksana UNCAC, dengan mandat untuk mendukung negara-negara dalam memerangi korupsi. Pasal 12 UNCAC berfokus pada pencegahan korupsi di sektor swasta, mendesak negara-negara untuk membuat standar, kode etik, dan kontrol audit internal untuk melindungi integritas bisnis. UNODC bekerja sama dengan pemerintah, perusahaan, pakar anti-korupsi, masyarakat sipil, pemuda, dan akademisi untuk memerangi korupsi di semua tingkatan.Para pengambil keputusan di seluruh sektor industri kelapa sawit Indonesia menghadiri lokakarya ini. Bapak Angga mengisyaratkan komitmennya untuk menghadapi tantangan yang telah lama melanda industri ini. “Sebagai Ketua GAPKI Kalimantan Timur, saya memahami kebutuhan mendesak industri kita akan transparansi dan integritas. Lokakarya ini merupakan langkah penting untuk mengatasi masalah ini secara langsung,” katanya. Kekuatan persatuan “Korupsi adalah masalah kompleks yang membutuhkan upaya kolektif. Pemerintah tidak dapat menanganinya sendirian; kita membutuhkan kerja sama dari sektor swasta dan masyarakat,” ujar Satya Pambudi, Inspektur Pembantu Bidang Perekonomian Provinsi Kalimantan Timur.Selama sesi, para peserta mengembangkan kebijakan anti-korupsi, langkah-langkah kepatuhan, dan kerangka kerja untuk tindakan kolektif, yang semuanya dirancang untuk membantu perusahaan mengintegrasikan praktik-praktik ini ke dalam operasi mereka.Acara ini diakhiri dengan penandatanganan Perjanjian Aksi Kolektif, sebuah komitmen resmi dari perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi untuk menegakkan integritas bisnis dan memerangi korupsi. Walaupun masih ada tantangan yang signifikan, landasan yang dibangun dalam lokakarya ini memposisikan sektor kelapa sawit Indonesia untuk bergerak maju dengan komitmen baru terhadap praktik-praktik yang beretika.“Lokakarya ini menandai sebuah langkah penting saat transparansi dan akuntabilitas menjadi landasan industri,” kata Mr Van der Veen. “Bersama-sama, kita dapat membangun sebuah industri yang tidak hanya berkembang secara ekonomi, tetapi juga menjadi model integritas dan transparansi - tidak hanya untuk kelapa sawit, tetapi juga di semua sektor.” Artikel ini dipublikasikan di situs UNODC Regional Office for Southeast Asia and the Pacific https://www.unodc.org/roseap/en/indonesia/2024/10/palm-oil-corruption/s…
1 of 5
Cerita
12 Oktober 2024
Dua puluh tahun berlalu: Kesiapsiagaan bencana di Indonesia telah jauh lebih baik setelah bencana alam terbesar di abad ke-21
Simeulue, Aceh – Ketika Ahmadi menyanyikan lagu pengantar tidur untuk cucunya yang berusia satu tahun, lagu yang dinyanyikannya bukan tentang kapal dan bintang, melainkan tentang tindakan pencegahan yang harus dilakukan saat terjadi tsunami:Dengarlah sebuah cerita,Pada zaman dahulu,Tenggelam satu desa,Begitulah mereka ceritakan,Diawali oleh gempa,Disusul ombak yang besar sekali, Tenggelam seluruh negeri, Tiba-tiba saja. Jika gempanya kuat,Disusul air yang surut,Segeralah cari tempat, Dataran tinggi agar selamat. Itulah smong namanya, Sejarah nenek moyang kita. Ingatlah ini semua, Pesan dan nasihatnya. “Saat terjadi gempa dan tsunami, Anda akan panik, Anda tidak bisa diharapkan untuk berpikir,” kata Ahmadi, yang seperti banyak orang Indonesia lainnya hanya memiliki satu nama. “Inilah sebabnya mengapa latihan darurat harus ditanamkan dan menjadi kebiasaan. Ini harus dimulai sejak dini.”Meskipun merupakan pulau yang paling dekat dengan pusat gempa bumi yang menyebabkan tsunami terbesar di abad ini, jumlah korban tewas di Simeulue relatif rendah. Enam orang meninggal di pulau berpenduduk 100.000 jiwa ini - angka yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah lain yang terkena dampak - setelah gempa bumi terbesar ketiga di dunia sejak seismografi modern digunakan pada tahun 1900.“Hal ini karena kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun dalam bentuk smong,” ujar Pelaksana Tugas Bupati Teuku Reza Fahlevi. Penduduk Simeulue pernah mengalami tsunami pada tahun 1907, dan tradisi lisan untuk lari ke tempat yang lebih tinggi saat air laut surut telah membantu menyelamatkan banyak nyawa pada tahun 2004. “Di banyak daerah pesisir lainnya di Indonesia, orang-orang bergegas ke dasar laut untuk mengambil ikan - dan dihantam air laut yang menerjang ketika gelombang setinggi 30 meter menggulung dan membawa kehancuran,” katanya.Lebih siap saat terjadi bencanaDua puluh tahun berlalu, provinsi Aceh di ujung barat Indonesia jauh lebih siap. Smong kini menjadi bagian dari kurikulum setiap sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Simeulue dan juga di beberapa kabupaten lainnya, kata Ahmadi, seorang jurnalis dan pendongeng setempat: “Untuk kesiapan penuh, kita tidak bisa mengandalkan kakek dan nenek saja - kita harus memastikan setiap anak siap.”Asosiasi pendongeng di provinsi ini bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Simeulue untuk melobi kabupaten-kabupaten lain agar melakukan hal yang sama, kata Fahlevi dan Ahmadi. Bapak Ahmadi sendiri tinggal di ibukota provinsi Banda Aceh ketika tsunami melanda, dan segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Dia mencoba meyakinkan banyak tetangganya untuk melakukan hal yang sama, namun sebagian besar tidak mau mendengarkan, kenangnya. “Ketika saya kembali, saya melihat jasad di mana-mana,” katanya. “Sekarang, jumlah korban jiwa akan jauh lebih kecil - kami jauh lebih siap.”Lebih dari 167.000 orang meninggal di Indonesia selama kejadian pada tanggal 26 Desember, dan setidaknya 60.000 orang lainnya di negara-negara lain di Samudera Hindia. Perserikatan Bangsa-Bangsa - atas permintaan pemerintah Indonesia - memberikan dukungan bantuan besar kepada para korban yang selamat. Sepuluh badan PBB terlibat dalam upaya ini, mulai dari Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) yang membantu para pengungsi, hingga Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) yang menyediakan pasokan darurat untuk anak-anak, serta Program Pembangunan PBB yang membantu upaya rekonstruksi (lihat kotak boks di bawah ini untuk daftar lengkapnya).Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memfasilitasi fase tanggap darurat pada tahun 2004 dan, bersama dengan para mitranya, mengadvokasi pentingnya membangun ketangguhan masyarakat melalui pendidikan kebencanaan sejak tahun 2006 berdasarkan praktik-praktik terbaik internasional. OCHA - bersama dengan badan-badan PBB lainnya, Palang Merah Internasional, universitas, sektor swasta dan LSM - tetap terlibat lama setelah tsunami untuk mendukung Indonesia dan Provinsi Aceh dalam meningkatkan kesiapsiagaan terhadap risiko bencana.Tsunami telah mengantarkan era baru dalam penanggulangan bencana yang lebih sistematis dan terstruktur di seluruh negeri, berdasarkan praktik-praktik terbaik internasional. Peraturan-peraturan telah dibuat untuk menetapkan dan merampingkan proses dalam menyediakan layanan kesehatan dan makanan pada saat terjadi bencana, serta membentuk badan-badan lokal untuk mengkoordinasikan upaya-upaya kemanusiaan di lapangan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memperkuat keterlibatan dengan para pemangku kepentingan dalam tanggap darurat, pemulihan, dan pembangunan untuk menerapkan kebijakan global.“Kami percaya bahwa pengurangan risiko bencana, pembangunan berkelanjutan dan perubahan iklim harus ditangani secara holistik,” ujar Raditya Jati, Deputi Menteri Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). “Ketahanan yang berkelanjutan memastikan bahwa kita melindungi hasil pembangunan kita dengan berinvestasi dalam pembangunan ketahanan.” Negara ini telah mengarusutamakan kerangka kerja Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pasca-2015, Persetujuan Paris UNFCCC dan Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana 2015-2030, sebuah perjanjian internasional yang diadopsi oleh negara-negara anggota PBB pada Konferensi Dunia Ketiga tentang Pengurangan Risiko Bencana pada tahun 2015.“Telah ada langkah besar dari pemerintah pusat dan provinsi, didukung oleh mitra multi-pemangku kepentingan, termasuk organisasi masyarakat dan organisasi berbasis agama, dalam meningkatkan kesiapsiagaan,” kata Thandie Mwape, Kepala OCHA Indonesia. Bidang-bidang yang menjadi fokus adalah pendidikan, dan latihan kesiapsiagaan tsunami secara rutin telah diwajibkan di semua sekolah di provinsi ini sejak tahun 2010, katanya. Implementasi program sekolah aman bencana diikuti secara nasional pada tahun 2012 yang mengarah pada peningkatan kesiapsiagaan. Sistem sirene telah dipasang di beberapa provinsi dan penduduk diedukasi tentang apa yang harus dilakukan jika alarm berbunyi.Saat ini, berkat kemajuan dalam penanggulangan bencana di Indonesia, Humanitarian Country Team, yang terdiri dari PBB, mitra pembangunan dan LSM lokal, memfokuskan dukungannya kepada pemerintah untuk memperkuat kapasitas kesiapsiagaan bencana dan meningkatkan tindakan antisipatif, serta berbagi praktik-praktik terbaik dari Indonesia kepada negara-negara di kawasan regional dan di seluruh dunia.“Indonesia adalah pusat pengetahuan dan ada banyak hal yang dapat dipelajari oleh dunia dari sini - pembelajaran yang akan berujung pada penyelamatan nyawa,” kata Ms Mwape.Kenali seni Smong yang unik dari Simeulue - klik di sini untuk mendengarkan! KOTAK BOKS:
Dukungan yang diberikan oleh badan-badan PBB dalam tanggap darurat di Indonesia setelah tsunami tahun 2004
Tanggap darurat tsunami di Indonesia pada tahun 2004 merupakan respons internasional terbesar terhadap bencana alam. Tanggapan ini melibatkan jumlah donor terbesar - baik publik maupun swasta - dan jumlah lembaga pelaksana terbesar. Badan-badan PBB bekerja sama dengan para mitranya. Kegiatan mereka meliputi:
Artikel ini pertama kali dipublikasikan di situs UN News melalui tautan: Twenty years on: Indonesia ‘better prepared’ following tsunami (https://news.un.org/en/story/2024/10/1155616), 11 Oktober 2024.
Dukungan yang diberikan oleh badan-badan PBB dalam tanggap darurat di Indonesia setelah tsunami tahun 2004
Tanggap darurat tsunami di Indonesia pada tahun 2004 merupakan respons internasional terbesar terhadap bencana alam. Tanggapan ini melibatkan jumlah donor terbesar - baik publik maupun swasta - dan jumlah lembaga pelaksana terbesar. Badan-badan PBB bekerja sama dengan para mitranya. Kegiatan mereka meliputi:
Artikel ini pertama kali dipublikasikan di situs UN News melalui tautan: Twenty years on: Indonesia ‘better prepared’ following tsunami (https://news.un.org/en/story/2024/10/1155616), 11 Oktober 2024.
1 of 5
Cerita
07 Agustus 2024
Menulis Tanpa Batas
Bermain dengan kata-kata, di sebuah negeri imajinasi tanpa batas, menghadirkan sebuah tempat bagi anak-anak dimana tidak ada aturan berlaku dan tidak ada batasan. Namun, bagi sebagian anak yang hidup di tengah situasi yang sulit seperti Ali, seorang pengungsi asal Afghanistan berusia 13 tahun yang tinggal di Jakarta, tempat istimewa ini terkadang terasa terlalu jauh dicapai. Keluarganya menunggu selama 10 tahun agar dapat diterima oleh satu negara sebagai pengungsi. Mereka harus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, dan kerumitan kehidupan sehari-harinya menyisakan sedikit waktu bagi dirinya untuk berkhayal, apalagi menulis.Namun, simak cerita pendek Ali yang dibacakan dalam lokakarya tentang literasi inklusif yang didukung oleh PBB di Indonesia sebagai bagian dari Festival Patjarmerah Kecil pada Sabtu lalu, Ia diminta untuk menceritakan kesehariannya di atas awan.“Saya bangun dan makan awan untuk sarapan. Ketika saya haus, saya membuka mulut untuk meminum air hujan. Kemudian saya bermain sepak bola. Ketika saya lelah, saya tidur di atas awan,” Ia membacakan ceritanya dengan malu-malu, matanya tersenyum.Hanya dengan pertanyaan sederhana, imajinasi Ali langsung melesat. Begitu pula dengan imajinasi 30 anak lainnya, 10 di antaranya adalah pengungsi, yang ikut serta dalam sesi yang dipandu oleh Reda Gaudiamo, seorang pegiat literasi digital di Indonesia.David, seorang anak berusia 10 tahun dari Jakarta, ketika diminta untuk melengkapi kalimat yang dimulai dengan “bagaimana jika”, Ia menulis, “Bagaimana jika saya menjadi Raja para Dewa? Aku bisa membuat hujan dan menghentikan waktu.”Nadia berkata, “Bagaimana jika saya menjadi seekor kucing? Aku bisa berlari, memanjat, dan mencuri makanan.” Ada juga keinginan sederhana dari Athia, seorang pengungsi anak dari Sri Lanka: “Bagaimana jika saya menjadi anak terakhir di keluarga saya? Saya tidak perlu lagi mengurus adik-adik saya atau membantu ibu di dapur,” katanya.Semakin sore, anak-anak semakin tidak sabar dan ingin membacakan cerita mereka sekeras mungkin. Kadang-kadang cerita-cerita yang terlalu rumit berakhir menggantung di udara, menunggu saat yang tepat untuk diakhiri.Dalam lokakarya tersebut, anak-anak merasa bebas untuk mengekspresikan apa saja yang terlintas di benak mereka. Sepertinya semangat tanpa batas menjadi bagian dari diri mereka. Sejenak, mereka lupa untuk menengok tablet atau telepon genggam mereka, dan hadir dalam wujud aslinya: seorang anak.Festival Patjarmerah Kecil adalah perayaan tahunan untuk literatur anak dan pembelajaran kreatif di Indonesia. Festival ini menampilkan beragam pilihan buku anak-anak dan mempromosikan literasi dan ekonomi kreatif.Festival dan pasar buku ini berkeliling ke seluruh Indonesia dengan misi menciptakan akses yang adil dan setara terhadap literasi. Lebih dari sekadar menyediakan akses terhadap bahan bacaan, festival ini juga menyediakan ruang dan kesempatan belajar yang sama bagi semua orang.Perserikatan Bangsa-Bangsa di Indonesia berpartisipasi dalam Festival Sastra Anak “Patjarmerah Kecil” tahun ini, dengan memanfaatkan platform globalnya untuk meningkatkan perayaan tahunan sastra anak dan pembelajaran kreatif di Indonesia.Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) berpartisipasi dalam lokakarya bertajuk “Ceritakan kisahmu hari ini” pada tanggal 6 Juli, lokakarya ini diikuti oleh 10 anak pengungsi dan 20 penulis anak lokal.Indonesia terus mengalami penurunan jumlah buta huruf secara bertahap. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023, jumlah buta huruf di kalangan penduduk berusia 10 tahun ke atas mencapai 3,18%.Secara global, satu dari lima anak, remaja, dan pemuda tidak mendapatkan akses pendidikan, dengan kesenjangan yang diperparah oleh kemiskinan, gender, bahasa, disabilitas, etnis, dan status migrasi. Transformasi pendidikan diidentifikasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai salah satu dari enam kunci pendorong untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).------------------------------------------Artikel ini pertama kali diterbitkan di website IOM Indonesia dan dapat diakses melalui link ini: https://indonesia.iom.int/id/stories/menulis-tanpa-batas
1 of 5
Cerita
02 Juli 2024
Dari ikan asin hingga minyak kelapa: penduduk pulau di Papua bersungguh-sungguh dalam berbisnis
BIANCI dan SAUKABU, PAPUA BARAT DAYA – Di antara langit biru dan laut biru, pulau-pulau di Raja Ampat di Papua Barat Daya terkenal akan keindahannya dan sebagai salah satu daerah dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Berkat kolaborasi antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, Badan Internasional untuk Pendanaan Pembangunan Pertanian (IFAD), dan pemerintah daerah, penduduk pulau-pulau terpencil ini telah merasakan peningkatan yang substansial dan terukur dalam standar hidup mereka.Sebagian besar penduduk dewasa di Desa Bianci, yang berjarak empat jam perjalanan dengan perahu dari ibukota provinsi Sorong, berpartisipasi dalam produksi ikan asin dan abon ikan, produk yang menghasilkan pendapatan dua kali lipat lebih banyak daripada ketika mereka menjual ikan mentah. Bersertifikat halal, kualitasnya terkontrol dan disegel dengan vakum, produk ini dijual di resor-resor selam sekitar, di supermarket di seluruh provinsi dan juga di pasar induk Sorong."Pembangunan desa adalah tanggung jawab kami sendiri - dan proyek ini adalah pendorong yang memungkinkan kami untuk mengambil tindakan sendiri dan berkembang," kata Kepala Desa Sayuti Daad. "Sebelumnya, tidak ada kegiatan ekonomi yang signifikan di sini."Bianci merupakan salah satu dari 1.110 desa di Indonesia yang didukung melalui Program Transformasi Ekonomi Desa Terpadu (TEKAD), di bawah kepemimpinan Kementerian Desa PDTT. Desa-desa yang menjadi wilayah kerja TEKAD memiliki jumlah penduduk lebih dari 1,6 juta jiwa.Di Raja Ampat, 19 komunitas mendapatkan manfaat dari para ahli TEKAD, yang membantu masyarakat desa merancang rencana bisnis dengan strategi pembangunan jangka panjang, yang akan didukung oleh Dana Desa. Dana Desa yang dikelola oleh Kementerian Desa PDTT, mengalokasikan dana sebesar Rp 68 miliar secara nasional untuk pengembangan masyarakat desa.Sementara para laki-laki di Bianci melanjutkan praktik tradisional mereka menangkap ikan di laut yang kaya di sekitarnya, para perempuan kini menggunakan peralatan dan perlengkapan yang disediakan oleh Dana Desa untuk mengolah ikan asin dan abon ikan pedas, yang keduanya merupakan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia di perkotaan. Satu kilogram ikan yang diolah dengan cara ini dijual dengan harga sekitar Rp 35.000, hampir dua kali lipat dari harga jual ikan mentah yang hanya Rp 20.000. Selain itu, bagi banyak perempuan, ini adalah pertama kalinya mereka memiliki pekerjaan, Bapak Daad menambahkan: "Ini memberikan status yang berbeda, dibayar untuk memasak."Misi TEKAD adalah untuk memberikan dukungan dalam transformasi ekonomi kepada desa-desa yang berminat di wilayah termiskin di Indonesia, termasuk Papua Barat Daya. Dengan mempekerjakan dan melatih fasilitator lokal untuk bekerja dengan penduduk desa, program ini memastikan adanya dukungan dari masyarakat terhadap perencanaan jangka panjang."Solusi pembangunan yang tahan lama membutuhkan anggaran untuk dibelanjakan pada proyek-proyek yang memiliki manfaat ekonomi jangka panjang, bukannya dibelanjakan untuk berbagai inisiatif jangka pendek setiap tahunnya," kata Yumi Sakata, Programme Officer di kantor IFAD di Jakarta. "Dengan dukungan fasilitator TEKAD, para penerima manfaat - yang sebagian besar adalah perempuan pedesaan - mempelajari model bisnis yang berkelanjutan."Menurut data TEKAD, investasi yang diberikan di Bianci adalah Rp 130 juta dalam bentuk barang dan Rp 100 juta dalam bentuk uang tunai bagi penduduk desa untuk membeli bahan baku dan membangun fasilitas untuk mengeringkan ikan.Menuju ekonomi berbasis kelapaBerjarak satu jam perjalanan lebih lanjut dengan perahu cepat, 200 penduduk Saukabu telah mengembangkan rencana - dengan dukungan TEKAD - untuk meningkatkan pendapatan mereka. Meskipun pengetahuan bahasa Inggris mereka terbatas, mereka sangat akrab dengan singkatan VCO (atau "vi-si-oh"), yang merupakan singkatan dari virgin coconut oil atau minyak kelapa murni, yang digunakan untuk perawatan wajah, pijat, dan masakan kelas atas. Terletak di sekitar gugusan pulau-pulau indah yang menghiasi uang kertas Rp 100.000, hasil utama pulau ini adalah kelapa - sekitar 40 ton per tahun. Penduduk desa secara tradisional menjual kelapa mentah atau diasap dan mendapatkan Rp 100.000 untuk sekarung besar berisi 50 buah kelapa. Mereka sekarang sedang merintis produksi minyak kelapa murni, yang - tergantung pada kualitas akhirnya - dapat menghasilkan antara Rp 1 hingga 2 juta per 50 butir kelapa. Sebagian besar pekerjaan yang bernilai tambah ini dilakukan oleh perempuan. TEKAD telah menjadi jalur kehidupan utama di daerah tersebut, kata Wahab Sangaji, Penasihat Ekonomi Khusus Kabupaten Raja Ampat. "Jika kami memiliki satu harapan, itu adalah untuk memperluas dukungan TEKAD dan pengetahuannya ke seluruh 117 desa di kabupaten ini," katanya.Perubahan yang terjadi tidak hanya pada produk kelapa dan ikan yang ditingkatkan.Setelah bekerja dengan penduduk pulau sejak peluncuran TEKAD pada tahun 2021, fasilitator Trully Novalia mengatakan bahwa manfaat jangka panjang lebih besar daripada keuntungan konkret: "TEKAD membawa perubahan pola pikir - agar masyarakat memiliki tujuan dan rencana serta memikirkan peluang ekonomi," katanya. "Hal ini akan memungkinkan mereka untuk memunculkan dan mengimplementasikan ide-ide bisnis jauh setelah proyek ini berakhir."Afi Gamso, seorang ibu dari tiga anak di Bianci, merasa puas dengan manfaat yang lebih langsung untuk saat ini. "Dari uang yang baru saya dapatkan, saya bisa membeli pakaian baru dan perlengkapan sekolah untuk anak-anak saya," katanya. "Sangat penting bagi mereka untuk tampil layak di sekolah menengah atas di kota."
1 of 5
Cerita
20 Juni 2024
Perserikatan Bangsa-Bangsa mendukung inisiatif Moving Forward Faster IGCN untuk mempercepat Agenda 2030
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia tetap berkomitmen untuk mendukung perusahaan dan organisasi anggota Indonesia Global Compact Network (IGCN) dan kontribusinya terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), seperti yang disampaikan oleh Kepala Perwakilan PBB di Indonesia minggu lalu. IGCN memiliki 160 perusahaan dan organisasi anggota, dengan total pendapatan tahunan sebesar US$145 miliar, yang menyumbang lebih dari 10% PDB di Indonesia. Para anggotanya berkomitmen untuk menjadi agen perubahan, mendorong Indonesia menuju pencapaian hak asasi manusia, tenaga kerja yang kompetitif, lingkungan yang berkelanjutan, dan praktik bisnis yang beretika.SDG hanya dapat dicapai melalui kemitraan antara berbagai pihak, dan hal ini termasuk sektor swasta, yang menyumbang 9 dari 10 lapangan pekerjaan di Indonesia, ujar Gita Sabharwal, Kepala Perwakilan PBB di Indonesia. Ibu Sabharwal berpidato pada Rapat Umum Tahunan IGCN di Jakarta minggu lalu. Baca pernyataan lengkapnya di sini. “Moving forward faster akan bergantung pada tiga area percepatan; kepemimpinan yang ambisius dari sektor swasta, membuka investasi berkelanjutan untuk transisi hijau, dan memperjuangkan kesetaraan gender dan pekerjaan yang layak,” ujar Ibu Sabharwal. “Dan para pemimpin bisnis dapat membawa semua ini ke tingkat berikutnya karena IGCN mewujudkan kekuatan kemitraan.”Secara global, hanya 17% dari target SDG yang telah tercapai. Di Indonesia, angka ini - menurut perhitungan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) adalah 62%.Seiring dengan semakin dekatnya dunia dengan target pencapaian SDG di tahun 2030, urgensi untuk mempercepat pencapaiannya semakin meningkat, baik secara global maupun di Indonesia. Beberapa tahun ke depan merupakan masa-masa penting dalam mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, kemiskinan dan ketidaksetaraan, serta menciptakan jalan menuju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.Inilah sebabnya mengapa IGCN meluncurkan inisiatif UN Global Compact Moving Forward Faster pada acara tahunan tersebut. Inisiatif ini bertujuan untuk mempercepat transformasi Indonesia menuju pencapaian SDG dengan mengadopsi praktik-praktik ramah lingkungan untuk mengurangi jejak karbon sekaligus mempromosikan bisnis yang etis dan inklusif.“Inisiatif ini menegaskan komitmen kami untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan memperkuat kolaborasi di antara para anggota dan pemangku kepentingan,” ujar Ketua IGCN, Yaya Winarno Junardy.Kemitraan antara sektor swasta, pemerintah, dan PBB sangat penting dalam konteks geopolitik yang kompleks saat ini, karena memiliki potensi untuk menjadi transformasional, memposisikan IGCN sebagai inspirasi bagi jaringan tingkat negara lainnya di Asia Tenggara, kata Sabharwal. "Dengan upaya kolaboratif dan komitmen bersama, inisiatif ini dapat menjadi model untuk mempercepat pembangunan berkelanjutan dan mencapai Agenda 2030," tambahnya.
1 of 5
Siaran Pers
29 Oktober 2024
Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa 2024: Mengangkat Komik, Kreativitas, dan Kerja Sama Global
Jakarta, 26 Oktober 2024Perubahan iklim, digitalisasi, dan perdamaian global adalah topik dari tiga komik yang memenangkan kompetisi komik yang diselenggarakan oleh Pusat Informasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIC) Jakarta, bekerja sama dengan Bumilangit, sebuah perusahaan hiburan di Indonesia yang menampilkan super hero Indonesia dalam komik dan film mereka untuk memperingati Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 24 Oktober.Kompetisi Komik "Menggambar Masa Depan" mendorong kaum muda Indonesia untuk menggunakan komik sebagai media untuk mengekspresikan pemikiran mereka tentang tantangan global. Dengan pahlawan super Bumilangit sebagai inspirasi, para peserta secara kreatif mengeksplorasi isu-isu yang paling penting bagi generasi mereka.Miklos Gaspar, Direktur UNIC, menekankan pentingnya keterlibatan pemuda melalui platform kreatif: “Pemuda bukan hanya pemimpin masa depan, tetapi mereka sudah memberikan perbedaan hari ini. Inisiatif seperti kompetisi komik memberikan platform bagi kaum muda untuk secara kreatif terlibat dengan tantangan dunia, memungkinkan mereka mengekspresikan ide-ide mereka dan membayangkan solusi-solusi inovatif. UNIC dan mitra kami memperkuat suara-suara ini, karena mereka memegang kunci menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan damai.”Untuk memberikan penghargaan kepada para pemenang dan mengadakan diskusi tentang tantangan global dan potensi solusinya, UNIC dan United Nations Association Indonesia, NGO untuk anak muda yang mengkampanyekan issue-issue penting PBB (UNAI) menyelenggarakan perayaan Hari PBB 2024 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, hari ini. Acara tersebut melibatkan masyarakat melalui berbagai kegiatan interaktif dan diskusi tentang perubahan iklim, pemuda dan inovasi digital, serta kerja sama global dan perdamaian. Inti dari diskusi tersebut adalah Pact for the Future, sebuah perjanjian global baru yang diadopsi oleh Negara-Negara Anggota PBB bulan lalu, yang merupakan deklarasi penting untuk mengambil tindakan konkret menuju dunia yang lebih damai dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.Para pemenang kompetisi menampilkan bakat mereka. Oei Alice Zita Kusuma (20) dari Jakarta Barat, menggambarkan Sri Asih yang memerangi kejahatan di kota yang dilanda banjir dan sampah, menyoroti isu mendesak terkait perubahan iklim dan polusi. Mischa Sultana Salwa (16) dari Jakarta Selatan, fokus pada pemuda dan digitalisasi, mengeksplorasi baik manfaat maupun kekurangan dari penggunaan teknologi dengan Virgo yang mendorong penggunaan yang bertanggung jawab. Ashley Maryam (20) juga dari Jakarta Selatan, mengangkat tema perdamaian global, menampilkan Si Buta, Sri Asih, dan Virgo yang bekerja sama untuk mempromosikan kerja sama dan peran semua orang dalam membangun dunia yang damai. Agung Rachmawan, Wakil Presiden Bumilangit, menyoroti nilai kerja sama dengan bakat-bakat muda: “Kami sangat senang dapat bermitra dengan PBB dalam upaya ini. Menggunakan pahlawan super kami untuk menginspirasi kaum muda agar berpikir kritis tentang isu-isu global sejalan dengan misi Bumilangit untuk mempromosikan pemberdayaan dan inklusivitas. Kolaborasi ini lebih dari sekadar komik; ini adalah tentang memberikan suara kepada kaum muda untuk membayangkan, terlibat, dan menciptakan masa depan yang lebih baik untuk semua.”Perayaan Hari PBB ini dirancang untuk lebih dari sekadar acara—ini adalah seruan untuk bertindak bagi komunitas untuk bersatu, belajar, dan berkolaborasi. Peserta terlibat dalam berbagai kegiatan interaktif, seperti "Networking Tarot," yait mereka berdiskusi tentang pengembangan diri dan karier menggunakan kartu pemicu. Aktivitas "Vision Boards to the UN" memungkinkan peserta untuk mengekspresikan harapan mereka untuk masa depan melalui papan visual kreatif, sementara sesi "Letters to the UN" memberikan cara simbolis bagi peserta untuk menyampaikan pesan mereka pada kertas benih yang bisa ditanam, sebagai simbol keberlanjutan dan pertumbuhan.Baghasjati Kusuma, Sekretaris Jenderal UNAI, menekankan peran transformatif dari kreativitas: “Acara ini menunjukkan bagaimana kreativitas bisa menjadi alat yang kuat untuk perubahan positif. Dengan melibatkan kaum muda melalui seni dan dialog, kami membina generasi yang tidak hanya sadar akan tantangan global, tetapi juga siap untuk bertindak.”Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Siska Widyawati
National Communication Officer, UNIC Jakarta
Telepon: +62 878-8488-5489
Siska Widyawati
National Communication Officer, UNIC Jakarta
Telepon: +62 878-8488-5489
1 of 5
Siaran Pers
24 Oktober 2024
Pemerintah dan PBB di Indonesia Luncurkan Prangko Peringatan Hari PBB
Jakarta, 24 Oktober 2024Pada peringatan Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hari ini, Kementerian Luar Negeri Indonesia dan Kementerian Komunikasi dan Digital, bekerja sama dengan PBB di Indonesia dan Universitas Binus, menggelar acara yang berfokus pada anak muda untuk merayakan kreativitas dan kontribusi generasi muda Indonesia.Acara ini juga mengumumkan para pemenang kompetisi prangko nasional yang diluncurkan awal tahun ini untuk anak muda dari seluruh Indonesia untuk merancang prangko yang melambangkan kemitraan antara Indonesia dan PBB, serta komitmen bersama terhadap pembangunan berkelanjutan.Acara peringatan Hari PBB hari ini, dengan tema “Pakta untuk Masa Depan: Pemuda di Jantung Perubahan,” menekankan peran kaum muda dalam mempromosikan inovasi, perdamaian, dan keberlanjutan pembangunan. Program ini mencakup lokakarya interaktif, diskusi yang dipimpin oleh pemuda, dan pertunjukan budaya, semua bertujuan untuk mendorong partisipasi pemuda dalam menciptakan masa depan yang positif.Penasehat Senior Menteri Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Yang Mulia Adam Mulawarman Tugio, dalam pidato utamanya, menyampaikan pentingnya partisipasi pemuda, dengan menyatakan, “Kaum muda sangat penting bagi pembangunan Indonesia dan upaya kita untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Kreativitas dan ide mereka sangat berharga dalam usaha kita membangun perdamaian, pembangunan berkelanjutan, dan kemajuan teknologi. Prangko yang diluncurkan hari ini adalah simbol kontribusi mereka dan kemitraan kuat antara Indonesia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.”
Beliau menambahkan bahwa “kemitraan antara pemerintah kami dan PBB menunjukkan pentingnya kerja sama multilateral, terutama dalam memberdayakan pemuda kami untuk berperan aktif dalam pembangunan berkelanjutan.”Kompetisi prangko ini diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri, Kementerian Komunikasi dan Digital, serta PBB di Indonesia. Pemenang pertama, Armelsa Ferdinandus (18) dari Jakarta, pemenang kedua, Rice Anggraini (18) dari Bengkulu, dan pemenang ketiga, Revant Marlun (15) dari Jakarta, menerima penghargaan mereka sebagai bagian dari rangkaian acara tersebut.Acara ini juga menampilkan sesi khusus yang dipimpin oleh perwakilan pemuda yang berbagi cerita dan ide mereka tentang bagaimana mereka mendorong perubahan positif di komunitas mereka. Dialog ini menekankan pentingnya inisiatif inklusif dan yang dipimpin oleh pemuda dalam mencapai pembangunan berkelanjutan dan menunjukkan kekuatan kolaborasi antara pemerintah, organisasi internasional, dan kelompok pemuda.“Kaum muda adalah kunci dalam membentuk masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Perserikatan Bangsa-Bangsa berkomitmen untuk bekerja bersama pemuda Indonesia untuk mendukung kontribusi dan ide inovatif mereka. Acara ini dan kompetisi prangko menampilkan potensi luar biasa dari generasi muda Indonesia,” ujar Gita Sabharwal, Kepala Perwakilan PBB di Indonesia.Acara ini juga memperkenalkan “Kapsul Waktu SDG,” yang mengundang para peserta untuk menyampaikan pesan harapan mereka untuk tahun 2030, melambangkan visi kolektif masa depan berkelanjutan yang akan disegel hingga akhir dekade.Dr. Nelly S. Kom, MM, CSCA, Rektor Universitas BINUS, menambahkan: “Tema acara tahun ini, Youthnovation, selaras dengan kebutuhan untuk inisiatif inklusif yang dipimpin oleh kaum muda dalam mendorong inovasi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan melalui semangat kreatif, pemikiran segar, dan tindakan transformatif mereka dalam membentuk masa depan Indonesia. Ini penting bagi kami, membekali mahasiswa untuk menjadi pembuat perubahan dan pemimpin masa depan.”Perayaan Hari PBB juga menampilkan pertunjukan budaya, pameran dari lembaga-lembaga PBB, serta tampilan dari mitra sektor swasta, menyoroti solusi untuk pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Beliau menambahkan bahwa “kemitraan antara pemerintah kami dan PBB menunjukkan pentingnya kerja sama multilateral, terutama dalam memberdayakan pemuda kami untuk berperan aktif dalam pembangunan berkelanjutan.”Kompetisi prangko ini diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri, Kementerian Komunikasi dan Digital, serta PBB di Indonesia. Pemenang pertama, Armelsa Ferdinandus (18) dari Jakarta, pemenang kedua, Rice Anggraini (18) dari Bengkulu, dan pemenang ketiga, Revant Marlun (15) dari Jakarta, menerima penghargaan mereka sebagai bagian dari rangkaian acara tersebut.Acara ini juga menampilkan sesi khusus yang dipimpin oleh perwakilan pemuda yang berbagi cerita dan ide mereka tentang bagaimana mereka mendorong perubahan positif di komunitas mereka. Dialog ini menekankan pentingnya inisiatif inklusif dan yang dipimpin oleh pemuda dalam mencapai pembangunan berkelanjutan dan menunjukkan kekuatan kolaborasi antara pemerintah, organisasi internasional, dan kelompok pemuda.“Kaum muda adalah kunci dalam membentuk masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Perserikatan Bangsa-Bangsa berkomitmen untuk bekerja bersama pemuda Indonesia untuk mendukung kontribusi dan ide inovatif mereka. Acara ini dan kompetisi prangko menampilkan potensi luar biasa dari generasi muda Indonesia,” ujar Gita Sabharwal, Kepala Perwakilan PBB di Indonesia.Acara ini juga memperkenalkan “Kapsul Waktu SDG,” yang mengundang para peserta untuk menyampaikan pesan harapan mereka untuk tahun 2030, melambangkan visi kolektif masa depan berkelanjutan yang akan disegel hingga akhir dekade.Dr. Nelly S. Kom, MM, CSCA, Rektor Universitas BINUS, menambahkan: “Tema acara tahun ini, Youthnovation, selaras dengan kebutuhan untuk inisiatif inklusif yang dipimpin oleh kaum muda dalam mendorong inovasi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan melalui semangat kreatif, pemikiran segar, dan tindakan transformatif mereka dalam membentuk masa depan Indonesia. Ini penting bagi kami, membekali mahasiswa untuk menjadi pembuat perubahan dan pemimpin masa depan.”Perayaan Hari PBB juga menampilkan pertunjukan budaya, pameran dari lembaga-lembaga PBB, serta tampilan dari mitra sektor swasta, menyoroti solusi untuk pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
1 of 5
Siaran Pers
01 Oktober 2024
Proyek 100 Desa: Kolaborasi antara UNOPS dan Pemerintah Indonesia untuk Meningkatkan Aksi Iklim di Sumatera Selatan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia dan UNOPS meluncurkan inisiatif PROKLIM nasional di Sumatera Selatan hari ini, dengan tujuan memperkuat ketahanan iklim dan mengurangi emisi gas rumah kaca di 100 desa di provinsi tersebut.Acara ini menyoroti kemitraan antara UNOPS dan KLHK untuk mengatasi dampak perubahan iklim langsung di tingkat desa. Fokusnya adalah membantu masyarakat beradaptasi dan mengurangi perubahan iklim dengan mempromosikan praktik karbon netral, meningkatkan kesadaran iklim, dan memperkuat ketahanan. Ini termasuk mendukung pengembangan pertanian rendah karbon melalui investasi teknologi dan modal.Palembang, 19 September 2024 – UNOPS dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia mengadakan pertemuan hari ini untuk memulai proyek Penguatan Aksi Iklim Berbasis Desa dan Penghidupan (PROKLIM) di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Didanai oleh Temasek Foundation, proyek ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan iklim dan mengurangi emisi gas rumah kaca (GHG) di 100 desa di seluruh provinsi.Proyek ini beroperasi di bawah Inisiatif Kampung Iklim (PROKLIM) yang lebih luas, yang didirikan oleh KLHK pada tahun 2012 untuk memperkuat keterlibatan masyarakat dalam upaya adaptasi dan mitigasi iklim lokal.Ekspansi ini mengikuti keberhasilan proyek percontohan PROKLIM yang baru-baru ini dilakukan oleh UNOPS Indonesia dari September hingga Desember 2023 di desa di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Proyek percontohan ini mencapai hasil positif yang signifikan dan menerima Penghargaan dan Piala dari KLHK, yang menyoroti efektivitas inisiatif ketahanan iklim UNOPS dan memungkinkan komunitas yang ditargetkan untuk naik ke tingkat kategorisasi yang lebih tinggi dalam kerangka PROKLIM.Belajar dari keberhasilan percontohan ini, proyek PROKLIM bertujuan untuk memperluas pencapaiannya dengan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Pertemuan ini mengumpulkan lebih dari 75 peserta termasuk perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pemerintah daerah, universitas, dan LSM.Dalam pertemuan tersebut, Dr. Irawan Asaad, Direktur Adaptasi Perubahan Iklim di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menekankan, “Kami berharap proyek ini akan menghasilkan perbaikan signifikan dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, yang langsung bermanfaat bagi masyarakat dan mendorong keberlanjutan jangka panjang dari upaya-upaya ini.” Dr. Sharon Thangadurai, Manajer Negara UNOPS untuk Indonesia dan Timor-Leste, berkomentar, “Pada akhir proyek ini, kami berharap melihat desa-desa yang lebih tangguh terhadap kebakaran, banjir, kekeringan, dan tantangan terkait iklim lainnya, rumah tangga dengan pendapatan yang lebih baik dan akses yang lebih baik ke sumber daya, serta pengurangan emisi berbahaya yang berkontribusi pada pemanasan global.” Bapak Edward Candra, Sekretaris Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berbagi pandangannya, menyatakan “Kami yakin bahwa kolaborasi ini akan menghasilkan hasil positif dan menangani tantangan perubahan iklim di masa depan.” “Jika 100 desa ini dapat berkolaborasi dan memperkuat upaya satu sama lain, hal ini akan menghasilkan perubahan transformatif,” kata Mr. Ferdian Krisnanto, Kepala Pusat Pengendalian Perubahan Iklim Wilayah Sumatera, yang mempresentasikan daftar 100 desa yang dipilih untuk inisiatif PROKLIM. Proyek PROKLIM yang baru diluncurkan di Sumatera Selatan ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam mendukung upaya Indonesia untuk meningkatkan ketahanan iklim dan mengurangi emisi gas rumah kaca, sejalan dengan Strategi Jangka Panjang Indonesia tentang Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim (LTS-LCCR) 2050. Untuk lebih melibatkan masyarakat, UNOPS berencana meluncurkan panggilan untuk proposal bagi organisasi di Palembang dan sekitarnya untuk melaksanakan kegiatan adaptasi dan mitigasi iklim di akar rumput. Manajer Proyek PROKLIM UNOPS, Marco Scarpetta, menekankan bahwa kunci keberhasilan terletak pada kolaborasi kuat di antara semua pemangku kepentingan, dengan menambahkan bahwa “Kami akan bekerja untuk memberdayakan masyarakat yang ditargetkan, memastikan mereka mengambil kepemilikan atas proyek dan kegiatannya, sehingga memungkinkan dampak jangka panjang yang melampaui durasi proyek.” Dengan mengacu pada lebih dari satu dekade pengalaman PROKLIM dan keahlian UNOPS dalam aksi iklim, proyek PROKLIM yang dilaksanakan oleh UNOPS di Sumatera Selatan bertujuan untuk mengurangi kerentanan terhadap bencana alam, memperkuat lembaga, dan meningkatkan mata pencaharian di tingkat komunitas.
1 of 5
Siaran Pers
19 September 2024
Indonesia-PBB Luncurkan Laporan Tahunan Paparkan Kontribusi Kerjasama terhadap Pembangunan Indonesia
JAKARTA -18 September -- Indonesia melalui Kementerian PPN/Bappenas bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), meluncurkan Laporan Hasil Tahunan PBB di Indonesia 2023 (UN in Indonesia’s 2023 Annual Results Report). Laporan menyoroti pekerjaan dan dampak yang dicapai pada tahun ketiga pelaksanaan United Nations Sustainable Development Cooperation Framework (UNSDCF) 2021-2025, perjanjian yang memayungi 30 lembaga PBB yang bekerja sama untuk mendukung agenda pembangunan pemerintah. Tahun 2023 penting bagi Indonesia, dengan perannya sebagai Ketua ASEAN yang membuka peluang baru untuk kerja sama regional, dalam periode pemulihan ekonomi pasca pandemi, penguatan lembaga, dan arsitektur kesehatan yang diperkuat.“Kami tetap teguh berkomitmen untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) dan menangani isu global yang mendesak seperti perubahan iklim, kesenjangan ekonomi, dan ketimpangan sosial. Lima tahun ke depan juga menjadi momen krusial Indonesia untuk melaksanakan tiga pilar transformasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045, yaitu Transformasi Sosial, Transformasi Ekonomi, dan Transformasi Tata Kelola,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam Bappenas-UN Forum di Jakarta, Rabu (18/9).“Laporan tahunan ini bukti kerja sama kami dan tidak hanya merangkum kerja sama antara Indonesia dan PBB, tetapi juga menunjukkan kerja sama tersebut selaras dengan aspirasi pembangunan Indonesia, sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024,” tulis United Nations Country Team (UNIC) dalam laporan tersebut. Laporan tersebut merangkum hasil kemajuan PBB dan Indonesia dalam mencapai TPB/SDGs dan diorganisir berdasarkan empat area strategis UNSDCF. Dalam area pertama, Pembangunan Manusia yang Inklusif, hasil yang dicapai termasuk meningkatkan efisiensi sistem perlindungan sosial melalui pendaftaran sosial ekonomi, yang mempengaruhi lebih dari 118 juta penerima manfaat dari berbagai program perlindungan sosial pemerintah. Bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional, PBB mendukung inisiatif pangan dan gizi yang memberi manfaat bagi 25.000 anak sekolah. Pembelajaran inisiatif ini menjadi masukan bagi inisiatif makanan bergizi nasional. Proporsi penduduk yang hidup dengan HIV dan menggunakan obat antiretroviral meningkat 33 persen pada Desember 2022 menjadi 40 persen pada Desember 2023. Kedua, di bawah pilar Transformasi Ekonomi, PBB membantu lebih dari 900 pabrik untuk meningkatkan teknologi terbaru, meningkatkan daya saing ekonomi mereka sekaligus menurunkan dampak buruk lingkungan. Lebih dari 330.000 petani menerima dukungan untuk meningkatkan praktik pertanian dan memperkuat usaha pertanian. Industri kelapa sawit telah meningkatkan pengelolaan limbah dan pemanfaatan produk baik di perkebunan maupun di pabrik—hasil dari dukungan PBB dan mitranya.Dalam area ketiga, Pembangunan Hijau, Perubahan Iklim, dan Bencana Alam, PBB membantu mengurangi lebih dari 87 juta ton emisi gas rumah kaca, serta menyediakan energi bersih bagi 134.000 rumah tangga dari pembangkit listrik tenaga minihidro dan sistem surya fotovoltaik atap. Pengurangan limbah laut sebesar 420.000 ton dicapai melalui langkah-langkah pengurangan dan daur ulang limbah. Terakhir, di bawah area Inovasi untuk Mempercepat Kemajuan Menuju TPB/SDGs, Indonesia, dengan dukungan PBB, berhasil mengumpulkan USD 2,2 miliar melalui obligasi tematik untuk membantu mempercepat pencapaian target TPB/SDGs. Hasil akhir dari obligasi ini memberikan dampak positif pada kehidupan 6,4 juta orang Indonesia. Lebih dari 800 juta dosis vaksin berhasil didistribusikan ke lokasi yang tepat dengan menggunakan aplikasi SMILE yang dikembangkan PBB. “Seiring kita menyambut babak baru dalam Pemerintahan Indonesia dan mempersiapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2024-2029, penting untuk memanfaatkan momentum ini untuk menciptakan kemitraan yang lebih kuat dan inklusif dengan PBB, dan juga harus memperkuat kolaborasi Indonesia dengan PBB,” pungkas Menteri Suharso. Melalui forum ini, diharapkan dapat menegaskan kembali tanggung jawab kolektif antara lembaga pemerintah, badan-badan PBB, mitra pembangunan, dan sektor swasta untuk memajukan agenda pembangunan Indonesia.Laporan Tahunan ini secara resmi disampaikan Koordinator Residen PBB di Indonesia Gita Sabharwal kepada Menteri Suharso dalam forum tahunan Bappenas-UN Forum, platform utama untuk dialog strategis antara Pemerintah Indonesia dan lembaga-lembaga PBB. “Kerja sama PBB dengan sebuah negara sebaik kerja sama yang dibangunnya,” kata Gita.“Maka, kerja sama inilah yang memungkinkan pendekatan PBB yang komprehensif untuk mempercepat kemajuan menuju pencapaian TPB/SDGs sambil memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal. Kami akan terus bekerja sama dengan Bappenas dan seluruh pemerintah Indonesia, tidak hanya untuk mencapai target TPB/SDGs tetapi juga menjajaki solusi inovatif untuk membantu pemerintah dalam pertumbuhan inklusif, pembangunan hijau dan rendah karbon, serta transformasi digital. Kontak mediaArdian Budhi Nugroho
Kepala Biro Humas, Kearsipan, dan TU Pimpinan Kementerian PPN/BappenasSiska Widyawati
National Information Officer Pusat Informasi PBB (UNIC) siska.widyawati@un.org, 08788-4885489 Unduh presentasi Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, Gita Sabharwal:
Kepala Biro Humas, Kearsipan, dan TU Pimpinan Kementerian PPN/BappenasSiska Widyawati
National Information Officer Pusat Informasi PBB (UNIC) siska.widyawati@un.org, 08788-4885489 Unduh presentasi Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, Gita Sabharwal:
1 of 5
Siaran Pers
19 Agustus 2024
Hari Kemanusiaan Sedunia 2024: Bersolidaritas dengan Para Pekerja Kemanusiaan di Garis Depan di Gaza dan Dunia
Jakarta, 18 Agustus 2024 – Saat dunia bersiap memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia pada 19 Agustus, Perserikatan Bangsa-Bangsa di Indonesia, dengan solidaritas dengan komunitas kemanusiaan global, menyerukan tindakan mendesak untuk melindungi pekerja bantuan dan warga sipil yang terjebak di zona konflik.Tema Hari Kemanusiaan Sedunia tahun ini, #BeraksiUntukKemanusiaan, menekankan kebutuhan mendesak untuk menegakkan hukum humaniter internasional dan melindungi mereka yang mempertaruhkan nyawa untuk memberikan bantuan.Pada tahun 2023, Basis Data Keamanan Pekerja Bantuan (Aid Worker Security Database) melaporkan bahwa komunitas kemanusiaan global menyaksikan tahun paling mematikan dalam sejarah, dengan jumlah korban sebanyak 280 pekerja bantuan tewas akibat kekerasan. Ini mewakili peningkatan 137% yang mengejutkan dari tahun 2022, di mana 118 pekerja bantuan kehilangan nyawa. Tren ini terus berlanjut hingga tahun 2024, dengan 280 pekerja bantuan telah tewas hingga 17 Agustus, menyoroti meningkatnya bahaya yang dihadapi oleh mereka yang berada di garis depan zona krisis."Normalisasi kekerasan terhadap pekerja bantuan tidak dapat diterima dan tidak bermoral. Hal ini mengancam fondasi kerja kemanusiaan itu sendiri dan merusak kemampuan kita untuk menjangkau mereka yang sangat membutuhkan," kata Thandie Mwape, Kepala Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) di Indonesia dan Kantor Penghubung ASEAN. "Pada Hari Kemanusiaan Sedunia ini, kami menghormati kenangan mereka yang telah membayar dengan harga tertinggi dalam pelayanan kemanusiaan dan menyerukan kepada komunitas global untuk terus berjuang mengakhiri impunitas yang memungkinkan kekejaman ini terus berlanjut."Konflik yang sedang berlangsung di Gaza telah menjadi tempat paling mematikan bagi pekerja bantuan, dengan lebih dari 250 pekerja kemanusiaan tewas sejak Oktober 2023. Selain itu, kekerasan ekstrem di Sudan dan Sudan Selatan terus menyumbang jumlah korban yang suram, baik pada tahun 2023 maupun hingga tahun 2024."Setiap serangan terhadap pekerja bantuan adalah serangan terhadap kemanusiaan itu sendiri. Sangat penting bahwa semua pihak yang terlibat dalam konflik menghormati hukum humaniter internasional dan menuntut pertanggungjawaban para pelaku atas tindakan mereka," tambah Mwape. "_Pada hari seperti ini, kita juga harus memuji ruang kemanusiaan yang aman di Indonesia, yang memungkinkan para aktor kemanusiaan untuk melakukan pekerjaan mereka dan juga memperluas kebaikan mereka kepada orang lain di luar Indonesia serta menambah suara untuk menuntut akuntabilitas dan bersatu melindungi mereka yang melindungi orang lain."Hari Kemanusiaan Sedunia tahun ini ditandai dengan kampanye digital global dengan hashtag #BeraksiUntukKemanusiaan. Kampanye yang dipromosikan melalui saluran media sosial PBB di Indonesia ini menggalang dukungan publik dan mendesak para pemangku kekuasaan untuk menegakkan norma-norma yang melindungi kemanusiaan.Pada 19 Agustus, sebuah film pendek yang meminta pertanggungjawaban para pemimpin dunia dan pihak-pihak yang berkonflik akan diluncurkan, bersamaan dengan aktivasi media sosial yang menyoroti konsekuensi serius dari pelanggaran hukum humaniter internasional.Malam Kemanusiaan di JakartaDi Jakarta, PBB, bekerja sama dengan organisasi kemanusiaan, mengadakan "Malam Kemanusiaan" di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, Blok M, hari ini (18/8). Acara ini mengundang sekitar 1.500 peserta, termasuk pekerja bantuan, perwakilan pemerintah, dan masyarakat umum. “Malam Kemanusiaan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pemuda tentang akuntabilitas mereka yang berkuasa atas pelanggaran hukum humaniter internasional dan norma internasional lainnya. Kegagalan kemanusiaan, tanggung jawab, dan kepemimpinan tidak boleh dibiarkan berlanjut. Indonesia berdiri dalam solidaritas untuk #BeraksiUntukKemanusiaan," kata Tirza Listiarani, Direktur Program 2030 Youth Force.Acara ini akan menampilkan pertunjukan budaya, talk show kemanusiaan, musik, dan pameran yang menampilkan karya berbagai organisasi kemanusiaan. Malam solidaritas ini menyoroti dampak buruk dari konflik bersenjata terhadap pekerja bantuan dan warga sipil, sambil juga merayakan ketahanan dan dedikasi mereka yang terus melayani meskipun ada risiko. “Kami berharap kegiatan ini di Taman Literasi akan membawa kesadaran kepada masyarakat luas dan masyarakat umum untuk mendesak perlindungan setiap manusia di seluruh dunia,” kata Ferdiansyah Roestam, CEO Integrasi Transit Jakarta, pengelola Taman.Saat Hari Kemanusiaan Sedunia 2024 mendekat, ada seruan kolektif untuk tidak hanya menghormati kenangan mereka yang secara tragis kehilangan nyawa dalam menjalankan tugas tetapi juga memperkuat komitmen untuk melindungi mereka yang terus melakukan pekerjaan vital mereka di beberapa wilayah paling berbahaya. Momen ini menjadi pengingat akan pentingnya memperjuangkan kemanusiaan, mengejar keadilan, dan menegakkan prinsip-prinsip penting yang memandu upaya kemanusiaan di seluruh dunia.
1 of 5
Latest Resources
1 / 11
Sumber Daya
18 Juli 2024
1 / 11